7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati merupakan organ yang berperan penting dalam banyak proses metabolisme. Darah yang mengandung nutrisi dari saluran gastrointestinal
terlebih dahulu melewati vena portal di hati, di mana nutrisi seperti karbohidrat, lemak dan vitamin dapat dipindahkan dan disimpan dalam jangka waktu tertentu
hingga nutrisi tersebut dibutuhkan. Sel-sel hati mampu memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hati mampu mensintesis dan mensekresi
empedu, yang mengandung air, ion-ion, lemak-lemak turunan kolesterol yang dikenal sebagai garam empedu dan pigmen empedu seperti bilirubin Stine dan
Brown, 1996. Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 g atau 2,5 dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu Vena
porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral dan Arteri
hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke
sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid.
Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peredaran darah
tubuh Lingappa, 1995 Sel-sel hati tersusun dalam pola heksagonal khusus, dikenal sebagai
lobulus Stine dan Brown, 1996. Lobulus hati berbentuk silindris dengan panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi
50.000 sampai 100.000 lobulus Guyton dan Hall, 1996. Sel-sel epitel disebut hepatosit tersusun menyebar di luar vena sentral cabang vena hepatik. Di antara
kolom-kolom hepatosit terdapat saluran yang disebut sinusoid. Pada sinusoid menempal sel-sel endotelial dengan permeabilitas tinggi. Sinusoid juga
mengandung sel-sel fagosit disebut sel-sel Kupffer. Tiga pembuluh lainnya di setiap sudut luar heksagon area portal: cabang vena portal, cabang dari arteri
hepatik, dan saluran empedu. Darah mengalir ke dalam hati melalui cabang arteri hepatik dan vena portal, melalui sinusoid, dan mengalir keluar melalui vena
sentral. Empedu dihasilkan di hepatosit dan mengalir keluar melalui kanalikuli empedu terletak di antara perbatasan hepatosit menuju saluran empedu.
Lobulus-lobulus bukanlah unit fungsional yang berdiri sendiri-sendiri. Setiap pasang vena portal arteri hepatik mengalirkan darah tidak hanya ke satu lobulus,
tetapi ke suatu area sel-sel yang meliputi 2 lobulus atau lebih. Area ini disebut asinus Stine dan Brown, 1996.
Hati mempunyai bermacam-macam fungsi dengan 3 fungsi utama dalam tubuh yaitu untuk sintesis, ekskresi dan metabolisme Chandrasoma dan Taylor,
1995. Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresikan empedu;
saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan Price dan
Wilson, 2005. Fungsi metabolisme hati yang lain adalah metabolisme lemak;
penimbunan vitamin, besi dan tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi
detoksifikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim hati melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berbahaya, dan
mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif Price dan Wilson, 2005. Untuk menjalankan fungsi tersebut, hati dilengkapi dengan sistem vaskuler
hepatika Guyton, 1983. Sistem vaskuler hepatika memungkinkan hati sebagai tempat utama metabolisme biotransformasi obat induk menjadi metabolitnya
Donatus, 1992. Hati yang normal mempunyai kapasitas cadangan yang besar untuk
melakukan fungsinya. Dalam keadaan normal, 80 bagian dari hati dapat dihentikan aktivitasnya tanpa harus mengurangi fungsinya Chandrasoma dan
Taylor, 1995.
B. Kerusakan Pada Hati