serum ALT tikus. Berdasarkan Zimmerman 1999, disebutkan bahwa kenaikan nilai serum ALT akibat pemejanan karbon tetraklorida adalah tiga kalinya. Hal ini
dapat diartikan hasil penelitian sudah sesuai dengan teori. Hasil pengukuran aktivitas serum AST kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida 2 mlkgBB yaitu sebesar 476,8±14,3 Ul. Hasil ini bila dibandingkan dengan serum AST kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB sebesar 60,2±2,4 Ul
memberikan perbedaan yang bermakna p0,05. Dengan adanya kenaikan rata- rata serum ALT dan serum AST membuktikan bahwa karbon tetraklorida 2
mlkgBB memiliki efek hepatotoksik pada tikus jantan. Hasil serum ALT menunjukkan terjadi kerusakan ringan sel hati tikus,
yaitu steatosis. Menurut Zimmerman 1999, nilai serum ALT kerusakan hati ringan steatosis meningkat mencapai tiga kali lipat terhadap nilai normal dan nilai
serum AST mencapai empat kali lipat terhadap nilai normal. Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie 2002, kenaikan aktivitas serum AST mencapai
695 Ul. Hasil penelitian menunjukkan serum AST yang meningkat sebesar 596,20 ± 25,3 Ul.
3. Kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400
mgkgBB
Tujuan dilakukannya perlakuan kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. Kelompok III adalah melihat pengaruh pemberian ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. terhadap sel hati tikus tanpa induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB. Pada perlakuan ini menggunakan dosis terbesar
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yaitu 1400 mgkgBB dengan harapan hasil dari perlakuan kontrol ekstrak ini juga berlaku untuk perlakuan
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dari dosis rendah 350 mgkgBB hingga dosis tertinggi 1400 mgkgBB.
Terlihat pada tabel VII, kontrol perlakuan serum ALT kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB memberikan
aktivitas sebesar 45,6±0,9 Ul. Bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB sebesar 47,6±2,0 Ul, setelah data dianalisis
dengan analisis uji lanjutan uji Man Whitney, maka terlihat angka aktivitas yang memiliki perbedaan tidak bermakna p0,05. Bila dibandingkan dengan
kelompok hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB menunjukkan perbedaan bermakna seperti pada tabel VII. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak metanol-
air biji Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel hati tikus.
Pengukuran aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang tersaji pada tabel VII adalah 80,8±2,0 Ul. Secara statistik,
bila dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB sebesar 60,2±2,4
Ul terdapat perbedaan bermakna p≤0,05. Terjadinya peningkatan aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. bisa terjadi akibat kerja otot rangka atau jantung karena enzim aspartate di dalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik berada di dalam hati saja,
tetapi berada dalam otot rangka, jantung, serta tersebar ke seluruh jaringan tubuh.
4. Kontrol positif Curliv