ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dari dosis rendah 350 mgkgBB hingga dosis tertinggi 1400 mgkgBB.
Terlihat pada tabel VII, kontrol perlakuan serum ALT kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB memberikan
aktivitas sebesar 45,6±0,9 Ul. Bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB sebesar 47,6±2,0 Ul, setelah data dianalisis
dengan analisis uji lanjutan uji Man Whitney, maka terlihat angka aktivitas yang memiliki perbedaan tidak bermakna p0,05. Bila dibandingkan dengan
kelompok hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB menunjukkan perbedaan bermakna seperti pada tabel VII. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak metanol-
air biji Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel hati tikus.
Pengukuran aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang tersaji pada tabel VII adalah 80,8±2,0 Ul. Secara statistik,
bila dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB sebesar 60,2±2,4
Ul terdapat perbedaan bermakna p≤0,05. Terjadinya peningkatan aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. bisa terjadi akibat kerja otot rangka atau jantung karena enzim aspartate di dalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik berada di dalam hati saja,
tetapi berada dalam otot rangka, jantung, serta tersebar ke seluruh jaringan tubuh.
4. Kontrol positif Curliv
®
dosis 4,05 mlkgBB
Tujuan dilakukan perlakuan Kontrol positif Curliv
®
adalah untuk memastikan kemampuan Curliv
®
dosis 4,05 mlkgBB dalam melakukan proteksi
pada hati terinduksi karbon tetraklorida. Bila dibandingkan, secara statistik aktivitas serum ALT
tabel VIII dan gambar 4 dan serum AST tabel IX dan gambar 5 kelompok kontrol Curliv
®
dosis 4,05 mlkgBB memiliki perbedaan bermakna terhadap aktivitas serum ALT-AST kelompok kontrol negatif olive oil 2
mlkgBB dan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB. Pada tabel VII menunjukkan aktivitas serum ALT
kelompok Curliv
®
yaitu 105,4±7,4 Ul memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB sebesar 183,2±5,1 Ul.
Aktivitas serum AST tabel VII yang digunakan sebagai data pendukung juga memberikan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol Curliv
®
dosis 4,05 mlkgBB yaitu sebesar 377,0±15,7 Ul dan kelompok kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida 2 mlkgBB yaitu sebesar 476,8±14,3 Ul. Hal ini menunjukkan bahwa praperlakuan Curliv
®
selama enam hari berturut-turut memiliki kemampuan hepatoprotektif karena mampu menurunkan aktivitas serum ALT-AST terhadap
hewan uji terinduksi karbon tetraklorida walau belum sampai pada keadaan
normal. 5.
Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350; 700; dan 1400 mgkg BB pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB
Pada kelompok perlakuan ini dilakukan dengan memberikan praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350; 700; dan
1400 mgkgBB selama enam hari dan pada hari ke 7 diberi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB. Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida didasarkan pada ada tidaknya penurunan aktivitas serum ALT-AST akibat
praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.. Tabel VII menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan respon yang muncul yang
dapat dilihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif.
Hal ini berarti semakin besar perlindungan yang diberikan pada sel hati tikus, terbukti dengan terjadinya penurunan aktivitas serum ALT-AST tikus.
Kelompok V perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB aktivitas serum ALT sebesar 52,2±0,7 Ul. Bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB secara statistik terdapat perbedaan bermakna Tabel VII. Aktivitas
serum ALT kelompok V memberikan perbedaan tidak bermakna p0,05 terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB. Sedangkan pada aktivitas
serum AST kelompok V terhadap kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB memberikan perbedaan bermakna secara statistik. Aktivitas serum AST pada
kelompok V dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB secara statistik berbeda bermakna. Hal ini berarti ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. dosis 1400 gkgBB memberikan efek hepatoprotektif. Kelompok VI perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 700 mgkgBB aktivitas serum ALT sebesar 65,0±2,2 Ul. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB maupun
dengan kelompok kontrol olive oil, secara statistik terdapat perbedaan bermakna
Tabel VII. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST pada kelompok VI dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
mlkgBB maupun kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB secara statistik terdapat perbedaan bermakna Tabel VII. Hal ini berarti ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan
terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis tengah yaitu 700 mgkgBB belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT-AST akibat induksi karbon
tetraklorida. Kelompok VII perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350 mgkgBB aktivitas serum ALT sebesar 76,6±2,0 Ul. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB secara
statistik terdapat perbedaan bermakna Tabel VII. Aktivitas serum ALT kelompok VII memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol
negatif olive oil 2 mlkgBB. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST pada kelompok VII dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida
2 mlkgBB berbeda bermakna secara statistik. Begitu juga dengan serum AST kelompok VII terhadap kontrol negatif olive oil 2 mlkgBB. Hal ini berarti ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini
kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis terendah yaitu 350 mgkgBB belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT-AST akibat
induksi karbon tetraklorida. Parameter utama kerusakan hati adalah serum ALT
sehingga diartikan bahwa kelompok V mampu melindungi sel hati dari induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB.
Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB Kelompok V merupakan kelompok yang memiliki tingkat
kerusakan hati paling rendah yang memberikan perbedaan serum ALT bermakna terhadap kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350 dan 750 mgkgBB Tabel VII. Hal ini kemungkinan karena jumlah kandungan zat aktif antioksidan dalam ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. dosis 350 dan 700 mgkgBB belum cukup memberikan efek hepatoprotektif hingga keadaan normal pada hewan uji yang terinduksi karbon tetraklorida 2
mlkgBB. Selain itu, karena penggunaan penyari kombinasi metanol : air 70:30 dimana belum diketahui secara pasti kandungan metabolit sekunder yang terdapat
pada biji Persea americana Mill. yang memiliki efek hepatoprotektif yang dapat larut dan tertarik dari ekstrak tersebut, sehingga kemungkinan mempengaruhi
penggunaan dosis ekstrak 350 dan 700 mgkgBB karena dimungkinkan bahwa kandungan dalam kombinasi tersebut akan menurunkan aktivitas penangkapan
radikal bebas. Dengan demikian, perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai penggunaan penyari yang berbeda untuk dapat menarik senyawa yang
mempunyai aktivitas penangkapan radikal bebas yang lebih kuat sehingga dapat menjangkau dosis ekstrak yang kecil. Ketiga dosis ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif.
Dosis optimum diperoleh dari ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mgkgBB karena pada dosis 1400 gkgBB ini dapat menurunkan
aktivitas serum ALT-AST yang paling besar dibandingkan dua dosis lainnya. Pada penelitian ini dari ketiga dosis memiliki kemampuan
hepatoprotektif. Jika ketiga dosis tersebut dikonversikan untuk manusia, diketahui bahwa dosis terkecil yaitu 350 mgkgBB yaitu 3,92 g70kgBB manusia masih
terlalu besar jika diberikan untuk manusia, karena itu pada penelitian ini disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan
hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dengan dosis yang lebih rendah.
Potensi kemampuan hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350; 700; dan 1400 mgkgBB apabila dibandingkan dengan
kemampuan hepatoprotektif dari kontrol positif Curliv
®
yang diasumsikan memiliki daya hepatoprotektif 100, maka dosis 350; 700; dan 1400 mgkgBB
memiliki daya hepatoprotektif berturut-turut sebesar 168,4; 151,9 dan 137,0 . Daya hepatoprotektif diperoleh dari penurunan aktivitas ALT pada kelompok
perlakuan dibandingkan dengan penurunan aktivitas ALT pada kontrol positif Curliv
®
. Keracunan CCl
4
pada hati diawali dengan metabolisme dehalogenasi reduktif oleh enzim sitokrom P450 menjadi suatu radikal bebas CCl
3 -
triklorometil. Radikal bebas ini dapat berikatan secara kovalen dengan lemak dan protein, menyebabkan kerusakan struktur membran dan penghambatan
berbagai enzim. CCl
3 -
juga dapat bereaksi dengan O
2
menghasilkan radikal bebas
yang lain CCl
3
OO
-
triklorometilperoksida. Selain itu, CCl
3 -
dapat mengikat asam lemak enoat membentuk radikal bebas organik yang dapat bereaksi dengan
O
2
membentuk peroksida dan metabolit sitotoksik lainnya. Proses ini dikenal sebagai peroksidasi lemak. Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan
mengurangi sitotoksisitas CCl
4
secara in vitro dan in vivo. Agen yang menghambat pengikatan kovalen oleh CCl
4
juga bersifat hepatoprotektif Bruckner dan Warren, 2001.
Kemungkinan mekanisme kerja kandungan antioksidan dalam biji Persea americana Mill. memberikan efek hepatoprotektif adalah menangkap radikal
bebas triklorometil
•CCl3 yang merupakan metabolit reaktif. Akibatnya
serangkaian peristiwa yang akan menyebabkan steatosis pada hati akan terhenti. Perlu juga dilakukan penelitian dengan menggunakan model hepatotoksin lain
seperti parasetamol untuk mengetahui efek hepatoprotektif dari ekstrak metanol- air biji Persea americana Mill. dan mengetahui dosis efektifnya dimana
kerusakan yang terjadi berupa nekrosis sel hati karena terbentuknya metabolit NAPQI. Adanya kemungkinan mekanisme efek hepatoprotektif antioksidan dalam
biji Persea americana Mill., maka dapat dilakukan uji selanjutnya untuk menunjang data penelitian sehingga dapat dilakukan pembuatan formulasi sediaan
untuk pengembangan obat herbal.
D. Rangkuman Pembahasan