Reaksi yang terjadi : 2-oksoglutarat + L-alanin = Glutamat + Piruvat 1
Piruvat + NADH + H
+
= Laktat + NADH
+
2 Serum Alanine Aminotransferase ALT ditemukan secara eksklusif
dalam sitosol, sedangkan isoenzim Aspartate Aminotransferase AST berada dalam mitokondria dan sitosol Isselbacher dan Podolsky, 1995. Kadar yang
meningkat secara mencolok 500 unitliter khas terdapat pada kerusakan hati akut misalnya karena virus, obat-obatan, hepatitis karena iskhemia sedangkan
kenaikan berderajad sedang 300 unitliter dapat terlihat pada berbagai keadaan misalnya kerusakan hepatoseluler akut atau kronik, penyakit-penyakit infiltratif,
obstruksi bilier. Serum ALT pada umumnya lebih spesifik daripada serum GPT untuk mendeteksi hepatitis viral Woodley dan Allison, 1992. Kadar yang
tertinggi ditemukan pada keadaan yang menyebabkan nekrosis hati yang luas, seperti hepatitis virus yang berat, cedera hati akibat toksin, atau kolaps sirkulasi
yang berkepanjangan Isselbacher dan Podolsky, 1995. Kenaikan kadar transaminase dalam serum disebabkan disebabkan oleh sel-sel yang kaya akan
transaminase mengalami nekrosis atau hancur. Enzim-enzim tersebut masuk dalam peredaran darah. Kenaikan kembali atau bertahannya nilai transaminase
yang tinggi biasanya menunjukkan berkembangannya kelainan dan nekrosis hati Isselbacher dan Podolsky, 1995.
F. Kandungan Fitokimia Biji
Persea americana Mill.
Biji alpukat Persea americana Mill. mengandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder. Salah satunya adalah senyawa golongan fenolik.
Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai antioksidan karena dapat mengalami reaksi redoks, yang menyebabkan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi, donor hidrogen, penetral radikal bebas dan pengkhelat logam. Kulit dan biji Persea americana Mill. memiliki efek antioksidan yang
cukup besar. Efek ini bergantung pada varietasnya. Ekstrak dari Persea americana tidak memiliki komponen yang toksik atau berbahaya. Metanol dapat
digunakan untuk mengekstak senyawa fenolik total dengan cukup baik Carpena et al, 2011.
Persea americana Mill. mengandung berbagai macam senyawa fitokimia, diantaranya adalah saponin, tanin, flavonoid, sianogenik glikosida,
alkaloid, fenol, steroid Tabel II. Flavonoid merupakan senyawa poten antioksidan yang larut air dan penangkap radikal bebas. Flavonoid mencegah
kerusakan oksidatif pada sel, memiliki aktivitas antikanker yang kuat, dan melindungi tubuh dengan cara melawan semua tahap karsinogenesis. Fenol juga
telah diteliti secara ekstensif sebagai pencegah penyakit. Fenol yang ada pada Persea americana memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai anti-inflamsi,
anti-penggumpalan darah, antioksidan, peningkat sistem imun dan lain sebagainya. Sedangkan alkaloid adalah metabolit sekunder yang dapat berfungsi
sebagai analgesik dan memiliki efek bakterisida Arukwe et al. 2012.
Tabel II.
Kandungan fitokimia dari Persea americana pada daun, buah dan biji Arukwe et al. 2012
G. Sirup
Curliv
®
Plus
Sirup Curliv
®
Plus merupakan suplemen untuk memproteksi hati dan membantu dalam pemulihan penyakit hati. Sirup Curliv
®
Plus diproduksi oleh PT. SOHO Industri Pharmasi Indonesia. Kandungan bahan sirup Curliv
®
Plus setiap 5 ml yaitu ekstrak Silymarin 8,75mg, ekstrak Schizandrae Fructus
33,75 mg, ekstrak Curcuma xanthorrhiza 37,5 mg, Liquiritiae Radix 33,75 mg dan vitamin
B6 0,5 mg. Silybum marianum merupakan tumbuhan yang diketahui berperan
sebagai hepatoprotektor. Tumbuhan ini dilaporkan mampu melindungi hati dari berbagai jenis racun, paracetamol, alkohol, CCl
4,
D-galaktosamin, radiasi, penyempitan penyumbatan pembuluh darah yang disusul dengan nekrosis dan
pengelupasan sel-sel hati, serta virus hepatitis. Mekanisme kerja silymarin sebagai hepatoprotektor berkaitan perannya sebagai antioksidan, antiperoksidasi lipid,
serta meningkatkan daya detoksifikasi. Silybum marianum juga berperan dalam meningkatkan sintesis protein sel-sel hati, mengurangi aktivitas bahan-bahan yang
menyebabkan tumor, memelihara sel mast sejenis sel pada jaringan ikat yang banyak mengandung basofil, kemungkinan juga terkait dengan pembentukan
histamin dan heparin, memodulasi kekebalan tubuh, antiradang dan antifibrosis Scoot Luper, 1998.
Curcuma xanthorrhiza atau dikenal sebagai temulawak merupakan tumbuhan obat yang berasal dari Indonesia. Secara tradisional temulawak tersebut
digunakan untuk pengobatan demam, jerawat, batu empedu, peningkatan produksi
ASI Panigoro, Samsudin, Diah, 2013. Curcuma xanthorrhiza pada saat sekarang ini telah banyak diteliti terkait kandungan maupun efek farmakologinya.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian dengan menggunakan hewan uji berupa tikus dan juga mencit, menunjukkan bahwa pemberian Curcuma
xanthorrhiza 100 mgkgBB memiliki efek sebagai hepatoprotektif dengan menggunakan beberapa variasi hepatotoksin seperti karbon tetraklorida CCl
4
, galaktosamin, paracetamol, dll. Melalui pengecekan gambaran histopatologis
terlihat bahwa nekrosis dan kongesti vascular ditemukan lebih sedikit pada kelompok hewan uji yang diberi Curcuma xanthorriza tersebut. Efek
hepatoprotektif ini dikarenakan banyaknya senyawa antioksidan di dalam Curcuma xanthorrhiza Committee on Herbal Medicinal Products, 2013.
Curcuminoid di dalam Curcuma xanthorrhiza memiliki khasiat sebagai antioksidan dan juga antiinflamasi. Kurkumin bertindak sebagai scavenger
terhadap spesies oksigen, seperti radikal hidroksil, anion superoksida, dan oksigen singlet dan juga menghambat peroksidasi lipid Committee on Herbal Medicinal
Products, 2013. Schizandrae Fructus atau berasal dari tanaman Schizandrae chinesis.
Schizandrae Fructus telah banyak digunakan untuk mengobati batuk, asma, diare, insomnia dalam pengobatan dengan menggunakan obat-obatan tradisional Cina.
Beberapa penelitian juga telah berhasil melakukan isolasi senyawa yang terkandung di dalam Schizandrae Fructus yang terbukti memiliki efek
hepatoprotektif. Penelitian Kim, Ren, Gil, Jin, Seung, Hye, Ji, Tae, Youn 2006
membuktikan bahwa Schizandrae Fructus memiliki aktivitas antihepatotoksik terhadap CCl
4
dan galaktosamin.
H. Ekstrak