Y = b + b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
X
A
X
B
....................................................................2 Keterangan :
Y = respon hasil atau sifat yang diamati yaitu viskositas dan daya sebar
X
A
, X
B
= level faktor A dan level faktor B b
,b
1
,b
2
,b
12
= koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan Bolton, 1997.
I. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman dengan menggunakan suatu pelarut. Salah satu cara ekstraksi adalah
maserasi. Maserasi sering digunakan dalam proses ekstraksi dikarenakan mudah dilakukan. Bahan simplisia dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope berupa
serbuk kasar atau telah dipotong potong kemudian direndam dengan pelarut yang digunakan. Semakin besar perbandingan antara simplisia terhadap cairan
pengekstraksi, maka hasil yang didapatkan akan semakin banyak Voigt, 1995.
J. Landasan teori
Kulit merupakan bagian terluar tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan lingkungan luar. Krim adalah sediaan semi
solid dengan kandungan satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Jarak cina mengandung tanin yang berfungsi sebagai
antibakteri. Tanin merupakan kelompok polifenol yang memiliki bobot molekul antara 500
– 3000 gmol. Bahan tambahan yang sering digunakan pada formulasi sediaan krim adalah
humektan. Salah satu contoh dari humektan adalah propilen glikol. Propilen glikol merupakan salah satu jenis humektan yang sering dipilih dalam formulasi sediaan
topikal. Bahan lain yang sering ditambahkan adalah emulsifying agent, contohnya Tween 80.
Tween 80 juga dapat digunakan sebagai zat pembasah, dan peningkat kelarutan. Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent maksimal 15.
Mekanisme emulsifying agent adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antara fase minyak dan air. Ekstraksi adalah proses penyarian kandungan kimia yang
terdapat dalam tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Contoh salah satu metode ekstraksi adalah maserasi.
Hen’s Egg Test-Chorioallantoic Membran HET- CAM adalah suatu metode uji untuk mengetahui ada tidaknya iritasi yang
disebabkan oleh bahan tertentu. Uji yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim antara lain uji
viskositas dan daya sebar. Stabilitas fisik krim tipe emulsi MA selama penyimpanan berarti sifat krim tanpa koalesen, dan creaming. Creaming merupakan proses yang
reversibel, sedangkan koalesen adalah proses yang irreversible. Viskositas dan daya sebar krim mempengaruhi stabilitas fisik krim selama penyimpanan. Penelitian desain
faktorial dilakukan dengan proses penentuan faktor, level yang akan diteliti dan juga
respon yang hendak diteliti. Metode desain faktorial dapat digunakan dalam menentukan efek-efek yang ditimbulkan oleh sejumlah faktor yang simultan.
K. Hipotesis