sampai hijau kehitaman dikarenakan adanya reaksi antara gugus fenol pada tanin dengan reagen FeCl
3
Andriyani dkk., 2010. Tanin dapat ditemukan di bagian daun, buah, kulit batang dan kayu Mulyani dan Laksana, 2011.
Gugus fenol yang terdapat dalam tanin memiliki kemampuan untuk memutuskan ikatan peptidoglikan bakteri gram positif. Gugus fenol tersebut akan
menyebabkan kebocoran nutrien sel bakteri dengan cara merusak ikatan hidrofobik pada komponen membran sel protein dan fofolipida. Hal ini akan mengakibatkan
kerusakan pada membran sel bakteri sehingga aktivitas dan biosintesis enzim- enzim spesifik yang dibutuhkan dalam proses metabolisme bakteri akan terhambat
Darmawi, Manaf, dan Putranda, 2013.
E. Monografi eksipien
1. Propilen glikol
Gambar 2. Struktur molekul propilen glikol Rowe, Sheskey dan Owen, 2006
Propilen glikol gambar 2 adalah salah humektan yang sering dipilih dalam formulasi sediaan topikal dan penggunaannya sebagai humektan maksimal
sebanyak 15. Propilen glikol berwujud cair, jernih, tidak berbau, kental, dengan rumus kimia C
3
H
8
O
2,
bobot molekul 76,09 gmol. Propilen glikol dapat juga
berfungsi sebagai pengawet, kosolven, desinfektan. Dalam penggunaan topikal, kemungkinan iritasi dalam penggunaan dapat diminimalisir, meskipun dapat lebih
menyebabkan iritasi jika dibandingkan dengan gliserin Rowe dkk., 2006.
2. Tween 80
Gambar 3. Struktur molekul Tween 80 Rowe dkk., 2006
Tween 80 gambar 3 merupakan bahan yang biasa digunakan sebagai emulsifying agent.
Tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan, berminyak, dan beraroma yang khas dan rasa yang pahit. Tween 80 memiliki rumus molekul
C
64
H
124
O
26
dan bobot molekulnya adalah 310 gmol. Tween 80 biasa digunakan sebagai zat pembasah, emulgator, agen pensuspensi atau agen pendispersi dan
peningkat kelarutan gliserin. Tween 80 memiliki nama sinonim polisorbat 80 dan polioksietilen 20
sorbitan monooleat. Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent sebanyak 15 Rowe dkk., 2006. Mekanisme emulsifying agent adalah untuk menurunkan
tegangan permukaan Rachim, 2012.
3. Asam stearat
Gambar 4. Struktur molekul asam stearat Rowe dkk., 2006
Asam stearat gambar 4 memiliki rumus molekul C
18
H
36
O
2,
berwarna putih atau putih kekuningan, berupa padatan kristal.
Kegunaan asam stearat dalam kefarmasian adalah sebagai emulsifying agent, solubilizing agent, pada tablet
sebagai lubrikan. Pada formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai emulsifying agent
dan agen solubilisasi. Dalam penyimpanannya, asam stearat disimpan dalam wadah yang
tertutup baik dan disimpan di tempat yang kering. Penggunaan asam stearat pada krim dan salep sebanyak 1
– 20. Jika sebagian dinetralkan dengan alkali atau trietanolamine
, maka asam stearat dapat digunakan sebagai bahan salah satu bahan penyusun krim Rowe dkk., 2006.
4. Butyl hidroxy toluene BHT