g. Efek adalah adanya perubahan respon yang diakibatkan oleh variasi faktor
dan level. h.
Sifat fisik krim adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik dari suatu sediaan krim dengan uji daya sebar dan viskositas
i. Stabilitas fisik krim adalah kemampuan krim dalam mempertahankan fase
dispers terdistribusi halus dan merata dalam jangka waktu yang panjang j.
Daya sebar optimal adalah daya sebar yang mudah diaplikasikan di kulit k.
Viskositas yang optimal adalah viskositas yang memberi kemudahan ketika sediaan dimasukkan ke dalam wadah dan dikeluarkan untuk diaplikasikan di
kulit l.
Desain faktorial merupakan suatu desain penelitian yang mengevaluasi efek dari berbagai faktor dan interaksi dalam waktu yang bersamaan
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang jarak cina diperoleh dari
Desa Gondang, Kebonarum, Klaten, etanol 70 kualitas farmasetis, asam stearat kualitas farmasetis, Tween 80 kualitas farmasetis, propilen glikol
farmasetis, metil paraben kualitas farmasetis, TEA kualitas farmasetis, butylated hidroxy toluene
BHT, dan
akuades.
D. Alat Penelitian
Glassware PYREX GERMANY, timbangan analitik Mettler Toledo
GB 3002 , waterbath, sendok, pipet tetes, vacum rotary evaporator, thermometer,
mixer modifikasi fakultas farmasi USD, pelubang sumuran, stopwatch, alat uji daya
sebar modifikasi fakultas farmasi USD, viskometer seri VT 04 RION JAPAN, mikroskop merk Olympus CH2-Japan, dan pH meter.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi
Determinasi tanaman jarak cina Jatropha multifida L. dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Pembuatan simplisia
Berdasarkan percobaan Sari dan Sari 2011 yang telah dimodifikasi, bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yang berupa batang, terlebih
dahulu dicuci sampai bersih dan diiris tipis-tipis. Batang yang telah diiris tipis –
tipis kemudian dijemur di bawah sinar matahari, dan ditutup dengan kain berwarna hitam. Bahan hasil pengeringan tersebut dihaluskan dengan blender
sampai halus dan diayak. Pengayak yang digunakan memiliki ukuran mesh 40. Jika masih terdapat, serbuk simplisia yang belum lolos ayakan mesh 40, maka
dilakukan penghalusan kembali menggunakan blender. Penghalusan kembali
bertujuan agar dihasilkan serbuk yang lebih halus sehingga dapat digunakan pada proses ekstraksi.
3. Ekstraksi dengan maserasi
Proses ekstraksi dilakukan dengan etanol 70 sebanyak 250 ml untuk 30 gram,
selama 2 hari. Hasil maserasi dipisahkan, dan dilanjutkan dengan remaserasi
dengan menggunakan 250 ml etanol 70. Filtrat yang dihasilkan, diuji kandungan taninnya.
4. Uji kualitatif tanin
Sebanyak 3 tetes ekstrak batang jarak cina diambil menggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Dilakukan penambahan dengan 3
tetes reagen FeCl
3.
Jika terdapat tanin, maka akan memberikan warna biru kehitaman sampai hijau kehitaman Maula, 2014.
5. Uji kualitatif antibakteri
a. Pembuatan stok bakteri Staphylococcus aureus
Sebanyak 7,6 gram media Muller Hinton Agar MHA disuspensikan dalam 200 ml akuades. Larutan MHA yang telah dibuat kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml. Media yang telah dibuat kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf suhu 121
o
C selama 15 menit. Jika
proses sterilisasi selesai, tabung reaksi tersebut disimpan pada kemiringan 30- 45
o
dan dibiarkan hingga media memadat. Sebanyak 1 ose biakan murni Staphylococcus aureus
diambil dan diinokulasikan pada media agar miring secara zig-zag dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu suhu 37
o
C. b.
Pembuatan suspensi bakteri Staphylococcus aureus Koloni bakteri Staphylococcus aureus diambil dari stok dengan
menggunakan jarum ose dan kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9. Kekeruhan suspensi bakteri disesuaikan dengan
kekeruhan standard Mac Farland 1 3 x 10
8
CFUml. c.
Pengujian potensi antibakteri ekstrak batang jarak cina Pada metode ini, strain bakteri Staphylococcus aureus dioleskan pada
media MHA yang telah dibuat dengan menggunakan cutton buds dengan arah zig zag. Media MHA yang dibuat kemudian diberi lubang sumuran dan
ekstrak batang jarak cina 5, dimasukkan ke dalam lubang sumuran yang telah dibuat. Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
C. Setelah diinkubasi, zona jernih yang dihasilkan, diukur. Untuk kontrol negatif,
dilakukan dengan cara yang sama dengan diatas. Namun, pada kontrol negatif menggunakan akuades yang dimasukkan ke dalam lubang sumuran.
6. Formula Krim
Formula krim antibakteri yang dibuat, mengacu pada formula krim antibakteri ekstrak O.corniculata yang dibuat oleh Handali, Hosseini, Ameri, dan
Mohimipour 2011. Formula tercantum pada tabel III.
Tabel III. Formula krim acuan Bahan
Jumlah g
Asam stearat 1
Spermaseti 0,5
Setil alkohol 0,5
Gliserin 0,5
Triethanolamin 0,2
Benzil alkohol 0,2
Akuades 7
O.corniculata extract 0,1
Handali dkk., 2011.
Tabel IV. Formula modifikasi krim ekstrak batang jarak cina
Komposisi Formula g
F
1
F
a
F
b
F
ab
Ekstrak batang jarak cina 5
5 5
5 Asam stearat
20 20
20 20
Tween 80
2 4
2 4
BHT 0,02
0,02 0,02
0,02 Propilen glikol
10 10
11 11
Triethanolamine 2
2 2
2 Metil paraben
0,2 0,2
0,2 0,2
Akuades 60
60 60
60 Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tween 80 dan propilen
glikol. Proses penentuan level tinggi dan rendah formula dilakukan dengan tahapan orientasi terlebih dahulu. Penggunaan Tween 80 sebagai emulsifying agent maksimal
adalah 10 dan propilen glikol sebagai humektan maksimal adalah 15 . Tween 80
dipilih dengan range 2, 3, 4, 5, 6 gram, dan pada propilen glikol dipilih range 9, 9,5, 10, 10,5, 11 gram. Penambahan Tween 80 dan propilen glikol terhadap jumlah
terhadap viskositas dan daya sebar dibuat grafik dan kemudian dilihat pada jumlah Tween 80 dan propilen glikol yang dapat memberikan respon viskositas dan daya
sebar. Proses pembuatan krim dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan
sesuai dengan kelarutannya. Bahan-bahan yang memiliki kelarutan yang sama dicampurkan terlebih dahulu kedalam satu wadah. Bahan-bahan yang larut air dalam
penelitian ini adalah propilen glikol, TEA, Tween 80 dan metil paraben, sedangkan kedua bahan yang larut minyak yaitu asam stearat dan BHT dicampurkan di tempat
yang terpisah dari bahan yang larut air. Sebelum proses percampuran antara fase minyak dan air, asam stearat dan BHT dilelehkan pada suhu ± 65
o
C. Fase minyak dan fase air masing
– masing dipanaskan diatas penangas air. Jika fase minyak sudah meleleh sempurna, dilakukan percampuran kedua fase di
dalam mortir yang telah dipanaskan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan air hangat ke dalamnya. Tujuan pencampuran pada kondisi yang hangat adalah untuk
mencegah pembekuan dari bahan-bahan yang telah dilelehkan sebelumnya yaitu asam stearat dan BHT. Akuades dan ekstrak batang jarak cina ditambahkan, dicampur
dengan menggunakan mixer selama 2 menit dengan kecepatan yang konstan karena kecepatan pengadukan dan lama pengadukan dapat mempengaruhi stabilitas dan sifat
fisik dari krim ekstrak batang jarak cina.
7. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik
a. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau, homogenitas dari krim 48 jam setelah pembuatan.
b. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH stick. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengoleskan krim antibakteri ekstrak
batang jarak cina ke kertas pH stick dan membandingkan dengan standar warna yang terdapat pada kemasan kertas pH stick.
c. Uji tipe krim
Sebanyak 0,5 gram krim dioleskan pada kaca preparat dan diratakan agar menyebar merata di atas kaca preparat. Krim kemudian ditetesi
1 tetes methylene blue. Warna yang dihasilkan diamati menggunakan mikroskop. Bagian yang berwarna biru menunjukkan fase air sedangkan
bagian yang tidak berwarna merupakan fase minyak. d.
Uji ukuran droplet Sejumlah krim dioleskan pada gelas obyek, kemudian ditutup
menggunakan kaca penutup, diletakkan dibawah mikroskop. Ukuran droplet yang terdispersi dalam krim. Sebanyak 500 droplet diamati dengan perbesaran
kuat Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993.
e. Uji viskositas
Krim dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang viskometer. Masing-masing formula krim sebanyak 200 gram ditentukan viskositasnya.
Nilai viskositas krim ditunjukkan oleh jarum penunjuk saat viskometer dinyalakan. Pengujian dilakukan setelah jam ke 48, hari ke 7, 21, 28.
f. Uji daya sebar
Uji daya sebar dilakukan sesuai dengan penelitian Ikhsanudin dkk., 2012 yang telah mengalami modifikasi. Sebanyak 1 g krim antibakteri
diletakkan ke bagian tengah kaca bulat. Kaca bulat tersebut ditutup dengan menggunakan kaca bulat yang lain di bagian atasnya. Diberikan beban di
atasnya sebesar 125 gram, dibiarkan selama 1 menit. Diameter krim yang menyebar diukur selama 48 jam setelah pembuatan, 14 hari, 21 hari, dan 28
hari. g.
Uji iritasi dengan HET CAM Telur ayam yang digunakan berusia 9-10 hari. Bagian bawah
cangkang yang terdapat rongga udara dibuka dan diberikan krim sebanyak 0,3 gram pada membran chorioallantoic yang banyak mengandung pembuluh
darah. Kontrol negatif yang digunakan adalah NaCl 0,9 sedangkan kontrol positif yang digunakan adalah NaOH 0,1 N. Masing-masing kontrol diambil
sebanyak 0,3 mL dengan spuit dan diletakkan diatas membran chorioallantoic
. Setelah didiamkan selama 5 menit, perubahan yang terjadi
pada pembuluh darah diamati. Apabila terjadi hemoragi, lisis, dan koagulasi, data yang diperoleh dari uji iritasi dimasukkan ke persamaan Irritation Score
IS.
F. Analisis Hasil
Data sifat fisik dan stabilitas fisik yang didapatkan dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan metode desain faktorial 2 faktor dan 2
level untuk mengetahui nilai efek dari Tween 80 sebagai emulsifying agent, propilen glikol sebagai humektan dan interaksi kedua faktor yaitu Tween 80 dan propilen
glikol. Desain faktorial digunakan untuk menghitung koefisien F1, Fa, Fb, Fab sehingga didapat persamaan y = F1 + FaA + FbB + FabAB.
Analisis statistik untuk melihat signifikansi setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon diperoleh dari hasil pengolahan data menggunakan software R
3.1.1 dengan uji statistik yang dilakukan yaitu: Shapiro-
Wilk Test, Levene’s Test dilanjutkan uji ANAVA apabila uji statistik parametrik terpenuhi, namun apabila
tidak memenuhi, maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dengan post hoc Wilcoxon
. Persamaan Y = F1 + FaA + FbB + FabAB diperoleh dengan menggunakan software Design Expert 9.0.4 dibuat grafik contour plot, dari persamaan yang
diperoleh dapat kemudian dapat dibuat grafik contour plot dan dari penggabungan grafik tersebut dapat dilihat superimposed contour plot untuk mengetahui komposisi
optimum dari yaitu Tween 80 dan propilen glikol pada level yang diteliti.
64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi dan Pembuatan Ekstrak Batang Jarak Cina
Jarak cina yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Gondang, Kebonarum, Klaten. Tujuan pengumpulan tanaman jarak cina dari satu daerah yang
sama adalah untuk meminimalkan faktor pengacau yang mungkin berpengaruh dalam penelitian ini, misalnya perbedaan suhu, kelembaban dan kondisi tanah. Sebelum
jarak cina digunakan, perlu dilakukan pemastian spesies dengan cara melakukan determinasi. Determinasi dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dari jarak
cina. Determinasi dilakukan di bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil determinasi seperti terkaji dalam lampiran 1.
Batang jarak cina yang dikumpulkan memiliki warna hijau kecoklatan. Untuk menghilangkan kotoran seperti serangga, debu serta benda-benda asing yang
masih menempel pada batang jarak cina, sebelumnya dilakukan pencucian batang jarak cina terlebih dahulu. Batang jarak cina dijemur di bawah sinar matahari, namun
sebelumnya telah ditutup kain berwarna hitam untuk menghindarkan menempelnya pengotor pada jarak cina, misalnya debu.
Setelah batang dijemur, kemudian batang dipotong kecil – kecil dan
dilakukan penghalusan dengan menggunakan blender. Pengayakan dilakukan dengan menggunakan mesh 40. Sebanyak 30 gram serbuk batang jarak cina dilarutkan dalam
250 ml etanol 70 di dalam erlenmeyer. Tanin merupakan senyawa yang larut dalam