Urusan Lingkungan Hidup BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN SARANA PRASARAN

51 Grafik 1 Kenaikan Tingkat Pelayanan Sampah c. Pola Pelayanan Tanggung jawab pengangkutan sampah oleh Bidang Kebersihan adalah dari TPS ke TPA, sedangkan pengumpulan sampah dari sumber dan pemindahan ke TPS merupakan tanggung jawab masyarakat. Pola pelayanan yang selama ini dijalankan oleh Bidang Kebersihan adalah pengangkutan sampah dari TPS ke TPS pada jalur yang sudah ditetapkan. Masing-masing jalur ditangani oleh 1 buah armada yang dioperasikan oleh 1 orang supir dibantu 2-3 orang kenek, dengan jumlah ritase 2-3 ritase perhari. 70 71 72 73 74 75 76 2010 2011 2012 2013 2014 2015 East 52 Gambar : Pola Pelayanan pengangkutan sampah di Kota Tangerang. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja pelayanan armada pada masing-masing jalur rutin : 1 Mengumpulkan armada di UPTD untuk menjamin perawatan dan pemeliharaan rutinnya. 2 Penomoran kode armada sesuai dengan wilayah pelayanan dan kecamatan masing-masing. 3 Secara terus-menerus mendorong peningkatan jumlah ritase armada. 4 Menetapkan daftar armada pengganti bagi armada yang tidak beroperasi. 5 Penambahan armada pada jalur-jalur di pusat kota terutama di jalan- jalan protokol melalui mekanisme sweeping. 6 Evaluasi jalur pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan perkembangan kota. Tahap I: Pewadahan Pengumpulan Tahap II: Pengangkutan dari TPS Tahap III: Pengolahan Akhir Sumber TPS TPA Masyarakat DKP DKP 53 7 Pembinaan personil lapangan sopir, kenek, dan penyapu secara rutin untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab kerja masing- masing personil. 8 Pengangkutan sampah di malah hari pada jalur-jalur tertentu dalam rangka menghindari kemacetan lalu lintas di pagi hari. d. Sarana dan Prasarana kebersihan Tingkat pelayanan pengangkutan sampah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana persampahan. Oleh karena itu Bidang Kebersihan melalui program-program pembangunannya senantiasa berupaya untuk dapat meningkatkan jumlah sarana dan prasarana yang ada disamping juga meningkatkan jumplah personil di lapangan. Tabel 3.2 Jumlah Sarana Prasarana Kebersihan Tahun 2015 Sarana Prasarana Jumlah Tenaga Kebersihan Pejabat Struktural Ess.III dan IV 4 Staff 23 Sopir 126 Kernek 308 Operator Alat Berat + Pembantu Operator 10 Tenaga Pengomposan dan Pemeliharaan TPA 40 TPS Kerucut 335 TPS Pasangan Bata 62 TPS Beton 201 TPS BIN 126 TPS Kontainer 94 Gerobak Sampah 1666 54 Komposter 1502 Alat Berat dan Aramada Pengankutan Sampah Truk 114 Armroll 18 Wheel LooderChovel 4 Bulldozer 4 Excavator 2 Sweeper 1 Pick up 10 Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, 2015 e. Tempat Pemrosesan Akhir Kota Tangerang mempunyai 2 buah TPA, yaitu TPA Rawa Kucign yang merupakan TPA eksisting, dan TPS Jatiwaringin sebagai TPS cadangan, dengan data masing-masing TPA seperti dijelaskan dalam table berikut : Table 3.3 TPA Milik Kota Tangerang No. Uraian TPA Rawa Kucing TPA Jatiwaringin 1 Luas Ha 31 10 2 Status lahan Milik Pemkot Tangerang Milik Pemkot Tangerang 3 Lokasi Kel.Kedaung Wetan Kec.Neglasari Kota Tangerang Kec.Mauk Kab.Tangerang 4 Metode operasional Open dumping terkontrol Semi-Sanitary Landfill Controlled Landfill f. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam pegelolaan Sampah Pada prinsipnya setiap aktivitas dalam kegiatan ini ditujukan untuk mengajak seluruh unsur masyarakat peduli terhadap pengelolaan sampah dan mulai mengelola sampah yang dihasilkan masing-masing 55 individu. Bentuk kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah di Kota Tangerang, penyuluhan di sekolah, iklan layanan masyarakat di radio dan media cetak, serta penyebaran sticker, spanduk dan brosur berisi pesan-pesan mengenai kebersihan. Selain itu dibentuk daerah percontohan atau daerah binaan pengelolaan sampah yang diprioritaskan pada perumahan-perumahan dan sekolah-sekolah yang menjadi obyek penilaian Adipura. Adapun perumahan-perumahan dan sekolah-sekolah itu antara lain : 1 Tanah Tinggi 2 Perumahan Total Persada 3 Cimone Mas Permai 4 Bugel Mas Indah 5 Komplek Kehakiman 6 Perumahan PK Cipondoh 7 Perumahan Buana Permai 8 Poris Indah 9 Batuceper Indah 10 Ciledug Indah I 11 Perumnas I Sedangkan sekolah-sekolah binaan adalah : 1 SMAN 14 2 SMAN 2. 3 3 Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang 2015 Tangerang:2015, 56

BAB IV A.

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA TANGERANG DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KEBERSIHAN Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi communication planning dengan manajemen komunikasi communication management untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya berbeda-beda tergantung pada suatu situasi dan kondisi. 1 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan memiliki strategi. Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai tujuan yang direncanakan sebuah perusahaan atau lembaga. Sebab strategi merupakan suatu upaya cara untuk memperoleh tujuan. Tanpa strategi tidak tercapai tujuan, tanpa strategi organisasi tidak akan maju, tanpa strategi oraganisasi tidak mencapai target, tanpa strategi organisasi bakal hancur. Karena bagaimana organisasai ingin maju jika tidak mempunyai strategi, sebab tidak ada yang dituju. Strategi komunikasi DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam pelaksanaan pelayanan kebersihan yaitu tentang program- program DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan strategi komunikasi tentang operasional sehari-hari. Jadi, saat ini DKP Dinas Kebersihan dan 1 Onong Ucahjana Efendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, cet ke-6, h.28 57 Pertamanan mengkomunikasikan program-program dan mengajak kemasyarakat untuk menjaga lingkungannya salah satunya dengan memanfaatkan media-media, yaitu melalui talkshaw di radio, selain itu juga dengan website resmi DKP dimana di dalamnya tertadapat materi-materi tentang kebersihan dan juga kotak saran atau masukan untuk DKP. Di Pemerintahan Kota Tangerang sendiri terdapat yang namanya Tangerang Life Room, yaitu system smart city Kota Tangerang berbasis aplikasi handphone dengan nama aplikasinya adalah LAKSA, dimana didalam aplikasi tersebut masyarakat bisa secara langsung memberikan kritik atau saran tentang semua program yang ada di Kota Tangerang baik secara kebersihan, banjir, kemacetan, dll. Program ini muncul karena melihat dari banyaknya penduduk di Kota Tangerang yang sudah melek akan teknologi terutama teknologi handphone, sehingga memudahkan penduduk Kota Tangerang untuk mengakses dan berinteraksi secara langsung kepada pihak-pihak terkait. Selain itu DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga menjalin hubungan dengan kelurahan dan kecamatan melalui surat menyurat. Serta komunikasisosialisasi kemasyarakat melalui seminar diberbagai sekolahan dan kelurahan. Sedangkan strategi komunikasi operasional internal DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan melalui group whatsapp dan radio hate, seperti ketika ada instruksi dari kepala dinas atau ada keluhan dari masyarakat langsung disebarkan melalui group wahtsapp dan radio hate. Sehingga dapat direspon secara langsung. Dan juga untuk memonitoring keadaan dijalan-jalan dan TPS. 2 2 Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Bina Program Bpk. Supriyatno, ST, M.Si 19 Juli 2016. Di kantor DKP dinas kebersihan dan pertamanan Kota Tangerang. 58

1. Strategi Sosialisasi

Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya, dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengubah milik persusahaan menjadi milik umum. 3 Sosilasi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang terbagi dalam berberapa kategori yaitu secara langsung kepada masyarakat sekitar atau melalui kepala daerah setempat dan juga melalui seminar-seminar tentang kebersihan, talkshow melalui media radio, dan juga himbauan-himbauan melalui media cetak. Strategi ini sesuai dengan bentuk strategi dalam ilmu komunikasi yaitu strategi wortel terayun. Dimana tujuan dari strategi ini ialah mengubah jumlah dan arah perilaku seseorang. Dan tujuan kedua strategi ini ialah mendukung terjadinya perubahan perilaku yang sebenarnya dan meneguhkan julan, arah dan kesungguhan perilaku yang ada. Jadi, dalam strategi sosialisasi ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang bertujuan mengubah perilaku masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan dan sampah sehingga masyarakat lebih mencintai kebersihan lingkungannya dan dapat memanfaatkan sampah dilingkungannya jika masih dapat digunakan atau mendaur ulang sampah. Sosialisasi secara langsung kepada masyarakat sekitar atau kepada kepala daerah setempat dengan memberi arahan bahwa menjaga kebersihan adalah hal yang amat penting untuk kehidupan bersama, dan juga merupakan 3 Tim Penyusu Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonsia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-2, h.1085