Penemuan dan Pembahasan PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan normalisasi data ternyata hampir seluruh variabel melaggar asumsi univariate normality, kecuali variabel SKP:
0.251, KONSIST: 0.377, KREDIBL: 0.334 dan KPEDULI: 0.107, yang memiliki nilai skewness dan kurtosis tidak signifikan yaitu p-
value lebih besar daripada 0.05, ini dapat dilihat pada lampiran 3.
Menurut Ghozali dan Fuad 2005:236 jika data adalah tidak multivariate normal
, maka besar kemungkinan univariate juga tidak normal.
LISREL merupakan suatu alat bantu statistik yang paling canggih dan paling populer dalam SEM. Normalitas data tidaklah merupakan
suatu permasalahan serius, karena LISREL memiliki beberapa solusi yang dapat dilakukan, salah satu diantaranya adalah dengan
menambahkan estimasi asymptotic covariance matrix. Apabila asymptotic covariance matrix
tidak dimasukkan, hal tersebut akan mengakibatkan estimasi parameter beserta goodness of fit statistics
akan dianalisis berdasarkan pada keadaan data yang tidak normal, sedangkan data tidak normal sebagai input data suplemen, maka model
akan diestimasi berdasarkan keadaan data normal, dan tentu saja hasilnya akan bias Ghozali dan Fuad, 2005:38.
Maka pada penelitian ini dilakukan estimasi model berdasarkan Robust Maximum Likelihood
, dan melakukan koreksi terhadap bias atas dilanggarnya normalitas dengan menggunakan asymptotic
covariance matrix , Robust Maximum Likelihood disarankan pada
progaram karena menggunakan asymptotic covariance matrix yang dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 6.
b. Analisis Awal Terhadap Hasil Estimasi
Pada penelitian ini terdapat adanya offending estimates, yaitu negative error variance
pada variabel KPECAYA, yang dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 7, menurut Hair et.al., 1998 dalam Wijanto
2008:48, salah satu cara untuk memperbaikinya adalah dengan menetapkan error variances tersebut ke nilai positif yang sangat kecil
yaitu 0.01. Setelah negative error variance diperbaiki, maka tidak didapatkan
adanya negative error variance, dan pengolahan data dapat dilanjutkan, ini dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 15.
Seperti yang terlihat pada lampiran 6 halaman 16, output menunjukkan bahwa banyaknya iterasi yang dipersyaratkan oleh
program SIMPLIS adalah 18 kali dan metode estimasi yang digunakan adalah Robust Maximum Likelihood.
c. Uji Kecocokan Model
1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model
Beberapa hasil uji goodness of fit dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 25, dan ringkasan hasil uji goodness of fit disajikan pada
tabel 4.1, pada tabel 4.1 tersebut terdapat 2 dua ukuran GOF yang menunjukkan kecocokkan yang cukup baik, dan 8 ukuran GOF
yang menunjukkan kecocokkan yang baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik, oleh karena itu model dapat diterima karena adanya kesesuaian
antara model dengan data. Dengan demikian, koefisien jalur dari masing-masing hubungan antar variabel yang digunakan dalam
penelitian disajikan untuk menguji hipotesis. Tabel 4.1
Hasil Uji Kecocokan Model
Ukuran GOF Hasil Estimasi
Tingkat Kecocokan
Chi-Square P
X
2
= 50.61 p = 0.41
Baik NCP
Interval 1.61
0.0 ; 22.71 Baik
RMSEA P close fit
0.024 p= 0.67
Baik ECVI
M = 108.61 S = 156.00
I = 814.63 Baik
NFI 0.94
Baik CFI
1.00 Baik
IFI 1.00
Baik RFI
0.91 Baik
GFI 0.82
Cukup Baik AGFI
0.72 Cukup Baik
Sumber: data primer yang telah diolah
a Pada penelitian ini, karena adanya matrix tambahan yaitu
asymptotic covariance matrix , maka satora-bentler scaled chi-
square lah yang digunakan dalam menilai chi-square sebesar
50.61. Probabilitas chi-square adalah tidak signifikan p=0.41, yang berarti bahwa model fit, yang menunjukkan data empiris
sesuai dengan model. Seperti dilihat pada tabel 4.1.
b NCP
Nilai Non-Centrality
Parameter digunakan
untuk menggukur tingkat penyimpangan antara sample covariance
matrix . Estimasi NCP pada penelitian ini adalah sebesar 1.61
dan confidence intervalnya adalah 0.0-22.71, seperti dilihat pada tabel 4.1. Model dikatakan baik apabila memiliki nilai
NCP kecil. Model dalam penelitian ini memiliki nilai NCP yang kecil sehingga model baik.
c RMSEA
RMSEA model ini adalah sebesar 0.024. Hal tersebut mengindikasikan bahwa model baik, begitu juga dengan nilai
p-value yaitu 0.67
≥ 0.50, seperti dilihat pada tabel 4.1. d
ECVI Expected Cross Validation Index
pada model penelitian ini adalah sebesar 108.61. Sedangkan ECVI for saturated model
adalah sebesar 156.00 dan ECVI for Independence model adalah sebesar 814.63, seperti dilihat pada tabel 4.1. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model baik untuk direplikasi untuk penelitian berikutnya.
e NFI
Suatu model dikatakan fit apabila memiliki nilai NFI Normed Fit Index
lebih besar daripada 0.90. Model pada
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai NFI 0.94, seperti dilihat pada tabel 4.1. Sehingga model dapat dikatakan baik.
f CFI
Suatu model dikatakan fit apabila memiliki nilai CFI Comparative Fit Index
yang mendekati 1 dan 0.90. Model pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai CFI 1.00, seperti
dilihat pada tabel 4.1. Sehingga model dapat dikatakan baik. g
IFI Model menghasilkan nilai IFI Incremental Fit Index
sebesar 1.00 yang lebih besar daripada batas cut-off sebesar 0.90. seperti dilihat pada tabel 4.1. Sehingga model dapat
dikatakan baik. h
RFI Model menghasilkan nilai RFI Relative Fit Index sebesar
0.91 yang lebih besar daripada batas cut-off sebesar 0.90. seperti dilihat pada tabel 4.1. Sehingga model dapat dikatakan
baik. i
GFI Model menghasilkan nilai GFI Goodness of Fit Index
sebesar 0.82. seperti dilihat pada tabel 4.1. Nilai tersebut lebih kecil dari yang direkomendasikan yaitu 0.90, tetapi model
dapat dikatakan cukup fit.
j AGFI
Model menghasilkan nilai GFI Goodness of Fit Index sebesar 0.82. seperti dilihat pada tabel 4.1. Nilai tersebut lebih
kecil dari yang direkomendasikan yaitu 0.90, tetapi model dikatakan cukup fit.
d. Analisis Model Pengukuran
Setelah data terkumpul dilakukan uji validitas dan reliabilitas data, terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
1 Uji Validitas
Nilai-t dan muatan faktor standar dari model dirangkum dalam tabel tabel 4.1, sedangkan output yang sebenarnya dapat dilihat
pada lampiran 9 halaman 26. Tabel 4.2
Nilai-t dan Muatan Faktor Standar
Kpecaya Etiket
Kom Komit
Var. Laten →
Var. Teramati SLF
Nilai -t
SLF Nilai
-t SLF
Nilai -t
SLF Nilai
-t Kesimpulan
Validitas KREDIBL
0.63 Valid
KPEDULI 0.85
6.51 Valid
ANDAL 0.77
6.10 Valid
SKP 0.55
Valid SPN
0.72 4.59
Valid CR PAKAI
0.88 5.50
Valid KOM 2AR
0.76 Valid
KOM FORM 0.86
9.16 Valid
KOM TNTK 0.74
7.06 Valid
WJD KOMIT 0.78
Valid KONSIST
0.70 6.51
Valid TK OPORT
0.62 5.81
Valid
= ditetapkan secara default oleh LISREL, nilai-t tidak diestimasi.
Sumber: data primer yang telah diolah
2 Uji Reliabilitas
Dalam mengukur reliabilitas dalam SEM digunakan composite reliability measure
CR dan variance extracted measure VE.
Menurut Ghozali 2005:320,322 CR adalah nilai gabungan untuk tiap-tiap variabel laten. Sedangkan VE digunakan untuk mengukur
secara langsung jumlah varians yang diperoleh melalui suatu konstruk dibandingkan dengan jumlah variance yang diperoleh
melalui measurement error. Perhitungan CR dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 27
sedangkan perhitungan VE dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 28. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Construct Reliability, Variance Extracted
dan Reliabilitas
Variabel CR
VE Kesimpulan Reliabilitas
Kpecaya 0.80
0.57 Baik
Etiket 0.77
0.53 Baik
Kom 0.83
0.62 Baik
Komit 0.74
0.50 Baik
Sumber: data primer yang telah diolah
e. Analisis Model Struktural
Analisis model struktural berhubungan dengan evaluasi terhadap koefisien-koefisien atau parameter-parameter yang menunjukkan
hubungan kausal antara variabel laten terhadap variabel laten yang lain Wijanto, 2008:148. Tujuan dalam menilai model struktural
adalah untuk
memastikan apakah
hubungan-hubungan yang
dihipotesiskan pada model konseptualisasi didukung oleh data empiris yang diperoleh melalui survey Ghozali dan Fuad, 2005:323.
Analisis model struktural dalam penelitian ini terdiri dari 3 tiga hipotesis, yang harus diuji signifikansinya.
H
1
: Semakin tinggi etiket pegawai bank maka akan semakin tinggi kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut.
H
2
: Semakin tinggi intensitas komunikasi pegawai bank maka akan semakin tinggi kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut.
H
3
: Semakin tinggi komitmen suatu bank maka akan semakin tinggi kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut.
Setelah input syntax dimasukkan kemudian di dapatkan keluaran output
lampiran 6 halaman 15 serta path diagram halaman 22-24, maka selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap model struktural ini
yang mencakup: 1
T-value dari koefisien parameter a
Etiket → Kpecaya = -2.03; absolut -2.03 2 atau 1.96 → koefisien signifikan.
b Kom → Kpecaya = 1.11 2 atau 1.96 → koefisien tidak
signifikan. c
Komit → Kpecaya = 3.12 2 atau 1.96 → koefisien signifikan. 2
Nilai Koefisienparameter a
Etiket → Kpecaya = -0.55 b
Kom → Kpecaya = 0.36 c
Komit → Kpecaya = 1.00 Hasil dari evaluasi ini dirangkum pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Evaluasi Terhadap Koefisien Model Struktural
dan Kaitannya Dengan Hipotesis Penelitian
Hipotesis Path
Estimasi Nilai-t
Kesimpulan
1 Etiket
→ Kpecaya -0.55
-2.03 Signifikan Hipotesis 1 diterima
2 Kom
→ Kpecaya 0.36
1.11 Tidak Signifikan Hipotesis 2 ditolak
3 Komit
→ Kpecaya 1.00
3.12 Signifikan Hipotesis 3 diterima
Sumber: data primer yang telah diolah
2. Pembahasan
a. Metode Estimasi
Estimasi bertujuan untuk memperoleh nilai dari parameter- parameter yang ada di dalam model Wijanto, 2008:42. Nilai-nilai
parameter tersebut mengukur apakan dalam penelitian terdapat adanya: 1
Offending estimates nilai-nilai estimasi yang melebihi batas yang dapat diterima terutama adanya negative error variances, jika ada
varian kesalahan negatif, maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0.01 atau 0.05.
2 T-values dari muatan faktor hasil estimasi harus 1.96. Jika ada
nilai-t dari estimasi muatan faktor 1.96, berarti estimasi muatan faktor tersebut tidak signifikan dan variabel teramati yang terkait
bisa dihapuskan dari model. 3
Jika terdapat nilai muatan faktor standar standardized loading factors
0.50 Igbaria.et.al.,1997 atau 0.70 Rigdon dan Ferguson, 1991 atau lebih kecil dari batas kritikal tersebut, maka
variabel teramati terkait bisa dihapuskan dari model. Namun Igbaria et.al., 1997 menambahkan, jika ada nilai muatan faktor
standar 0.50, tetapi masih ≥ 0.30 maka variabel yang terkait bisa
dipertimbangkan untuk tidak dihapus Wijanto, 2008:138-139. Dalam penelitian ini tidak ditemukan error variances yang
negatif, semua t-values 1.96 dan standardized loading factor 0.50, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi muatan
faktor dari model adalah baik, seperti yang terlihat pada lampiran 6 halaman 16-17 untuk t-values, dan lampiran 7 halaman 20 untuk
standardized loading factor .
b. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Fuad 2005:317 uji validitas adalah suatu uji yang bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu indikator dalam
mengukur variabel laten tersebut. Tabel 4.5
Nilai-t dan Muatan Faktor Standar
Kpecaya Etiket
Kom Komit
Var. Laten →
Var. Teramati SLF
Nilai -t
SLF Nilai
-t SLF
Nilai -t
SLF Nilai
-t Kesimpulan
Validitas KREDIBL
0.63 Valid
KPEDULI 0.85
6.51 Valid
ANDAL 0.77
6.10 Valid
SKP 0.55
Valid SPN
0.72 4.59
Valid CR PAKAI
0.88 5.50
Valid KOM 2AR
0.76 Valid
KOM FORM 0.86
9.16 Valid
KOM TNTK 0.74
7.06 Valid
WJD KOMIT 0.78
Valid KONSIST
0.70 6.51
Valid TK OPORT
0.62 5.81
Valid
= ditetapkan secara default oleh LISREL, nilai-t tidak diestimasi.
Sumber: data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa validitas semua variabel teramati terhadap variabel latennya adalah baik.
Sedangkan uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk menentukan konsistensi pengukuran indikator-indikator dari
variabel suatu variabel laten. Tabel 4.6
Construct Reliability, Variance Extracted dan Reliabilitas
Variabel CR
VE Kesimpulan Reliabilitas
Kpecaya 0.80
0.57 Baik
Etiket 0.77
0.53 Baik
Kom 0.83
0.62 Baik
Komit 0.74
0.50 Baik
Sumber: data primer yang telah diolah
Seperti yang terlihat pada tabel 4.6 di atas, semua nilai Construct Reliability
CR ≥ 0.70, dan semua nilai Variance
Extracted VE
≥ 0.50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran konstruk adalah baik.
c. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.7 Evaluasi Terhadap Koefisien Model Struktural
dan Kaitannya Dengan Hipotesis Penelitian
Hipotesis Path
Estimasi Nilai-t
Kesimpulan
1 Etiket
→ Kpecaya -0.55
-2.03 Signifikan Hipotesis 1 diterima
2 Kom
→ Kpecaya 0.36
1.11 Tidak Signifikan Hipotesis 2 ditolak
3 Komit
→ Kpecaya 1.00
3.12 Signifikan Hipotesis 3 diterima
Sumber: data primer yang telah diolah
1 Hipotesis 1
Hasil pengujian dengan program LISREL 8.8 menunjukkan bahwa pengaruh etiket pegawai bank terhadap kepercayaan
nasabah adalah signifikan, namun etiket memiliki pengaruh negatif terhadap kepercayaan. Hal ini ditunjukkan dari koefisien regresi
sebesar -0.55 dan nilai-t sebesar -2.03, seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.7 di atas dan lampiran 7 halaman 21, ini artinya bahwa semakin tinggi etiket pegawai bank maka akan semakin rendah
kepercayaan nasabah. Kemungkinan yang mendasari hal tersebut adalah dikarenakan
nasabah tidak hanya ingin melihat penampilan seorang pegawai hanya dari luarnya saja. Pada dasarnya, sikap, keramahan dan cara
berpakaian seseorang adalah merupakan cerminan dari pribadi orang tersebut, maka semakin tinggi etiket yang dibuat-buat, maka
kepercayaan pun akan semakin berkurang, karena etiket yang ditunjukkan pegawai bank hanya merupakan “topeng”, maksudnya
etiket tersebut tidak diikuti dengan etika yang timbul dari nurani mereka. Pegawai bank hanya ingin melaksanakan pekerjaan
mereka bukan mencintai pekerjaan mereka. Sikap, keramahan dan cara berpakaian pegawai dapat terlihat dari pelayanan yang mereka
berikan kepada nasabah. Kemungkinan lain yang mendasari semakin tinggi etiket
pegawai bank maka semakin rendah kepercayaan nasabah adalah karena penelitian ini hanya meneliti nasabah pengguna tabungan
saja, dimana nasabah hanya menyetorkan uangnya, menerima tanda terima dan transaksi selesai, tidak ada rentang waktu untuk
dapat menilai sikap, keramahan dan cara berpakaian seorang pegawai, kemungkinan lain dikarenakan nasabah melihat produk
tabungan hanya dari sisi simbolisnya saja, artinya nasabah
menabung hanya untuk memiliki rekening tabungan yang sedang “populer”
dan akan
merasa bangga
apabila mereka
menggunakannya dan
ini berarti
nasabah tidak
terlalu mempedulikan etiket seorang pegawai bank.
2 Hipotesis 2
Hasil pengujian dengan program LISREL 8.8 mengenai pengaruh komunikasi terhadap kepercayaan menunjukkan bahwa
komunikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan. Terlihat dari koefisien regresi yang bertanda positif
sebesar 0.36 dan nilai-t sebesar 1.11, seperti yang ditunjukkan tabel 4.7 di atas dan lampiran 7 halaman 21. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan bahwa semakin tinggi intensitas komunikasi pegawai bank maka akan semakin tinggi kepercayaan nasabah
bank tersebut ditolak. Pada dasarnya nasabah percaya pada Bank BNI, tetapi ternyata
hal ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi dengan pegawai bank. Hal ini bisa saja terjadi karena kesibukan
nasabah yang tidak memungkinkan nasabah untuk berkomunikasi dengan pegawai bank.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Bowo 2003, Mudiantono dan Dwi 2004, Maharsi dan Fenny 2006.
Kemungkinan yang mendasari perbedaan ini adalah adanya perbedaan objek penelitian, jumlah sampel serta sampel
respondennya. Objek penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Bowo dilakukan di apotek-apotek kota Semarang sebanyak
170 apotek. Pada penelitian yang dilakukan Mudiantono dan Dwi dilakukan pada para retailer PT. Tirta Investama di wilayah Jateng
dan DIY, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, sampel respondennya adalah para retailer yang mampu menjual
100 galon aquabulan. Kemudian pada penelitian Maharsi dan Fenny objek penelitian dilakukan pada bank yang memiliki
fasilitas internet banking, sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 orang yang merupakan pengguna internet banking dari bank
BCA, Lippo, Mandiri, Niaga, BII, Permata, Bukopin dan Bank Mega, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah nasabah
pengguna tabungan yang mempunyai berbagai macam aktivitas. 3
Hipotesis 3 Hasil pengujian dengan program LISREL 8.8 menunjukkan
bahwa komitmen suatu bank terhadap kepercayaan nasabah adalah mempunyai pengaruh signifikan. Hal itu ditunjukkan dari tabel 4.7
di atas dan lampiran 7 halaman 21, yang memiliki koefisien regresi 1.00 dan nilai-t = 3.12, ini artinya bahwa hipotesis penelitian yang
menyatakan semakin tinggi komitmen suatu bank maka akan semakin tinggi kepercayaan nasabah bank tersebut diterima.
Hubungan positif ini terjadi karena bank selalu mewujudkan komitmennya, melalui penyelesaian masalah yang dihadapi
nasabah dengan sungguh-sungguh dengan selalu memegang konsistensinya pada nasabah dan tidak bersikap oportunis pada
siapapun. Perilaku
oportunis merupakan
sikap yang
menguntungkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain, dalam penelitian ini terbukti bahwa pihak bank tidak pernah
memanfaatkan nasabah dengan meminta imbalan atau janji-janji tertentu pada nasabah, maka dengan ini nasabah akan merasa selalu
dipedulikan dan bank dapat diandalkan berdasarkan pada komitmennya kepada nasabah dan kepercayaan nasabah pun akan
meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bowo 2003,
Mudiantono dan Dwi 2004 yang didukung oleh penelitian Dwyer dkk 1987, penelitian Morgan dan Hunt 1994 Bowen dan
Shoemaker 1998 dalam Bowo 2003 yang membuktikan bahwa perilaku oportunis akan menurunkan tingkat kepercayaan.
.