Pengertian Etiket, Komunikasi dan Komitmen
a. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak,
sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai
dengan yang diharapkan. b.
Etika adalah nurani bathiniah, bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah
formalitas lahiriah, yang tampak dari sikap luarnya yang penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
c. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu
kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempatdaerah lainnya.
d. Etika berlakunya tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain
yang hadir. Etiket hanya berlaku jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.
Meskipun berbeda terdapat persamaan diantara keduanya, yaitu pertama etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Kedua etika dan
etiket mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka
kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan Widhiyanta, 2008.
Menurut Kartini Kartono 2003 dalam Modul Moral dan Etika 2007, etiket dapat diartikan sebagai unggah-ungguh atau aturan-aturan
konvensional mengenai tingkah laku individu dalam masyarakat beradab yang merupakan tata cara formal atau tatakrama lahiriah untuk mengatur
relasi antar pribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing individu. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara
pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang
benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Erikarianto, 2008. Dalam perkembangannya istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara
berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu di rumah maupun dikantor dan kesopan santunannya. Etiket merupakan
sekumpulan peraturan-peraturan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam
perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan Materischools, 2007. 2. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication dan kata ini bersumber dari
kata communis. Communis disini memiliki pengertian sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis,
komunikasi berarti proses penyampaian suatu perkataan oleh seseorang kepada orang lain Admin, 2007.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication, yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi
diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut Zubair, 2006.
Anderson dan Narus 1990 dalam Bowo 2003:86, menyatakan bahwa komunikasi adalah sarana formal atau informal yang digunakan
dalam berbagai informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu pihak dengan pihak lain.
Menurut Lexicographer ahli kamus bahasa dalam Zubair 2006, menjelaskan komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi, maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang
diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Lambang-lambang disini adalah semua lambang yang
digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata- kata bahasa.
Dalam Purwanto 2003:3 William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty memaparkan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
antar individu melalui suatu sistem yang biasa lazim baik dengan simbol-
simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan
menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal.
Dalam Mudiantono dan Atmaja 2004
Anderson dan Narus, menyatakan bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai sarana formal atau
informal yang digunakan dalam berbagi informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Menurut Roudhonah 2007:19 kata atau istilah komunikasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu Communication yang
dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persurat kabaran. Adapun definisi dari komunikasi dilihat dari dua sudut,
yaitu sudut bahasa dan istilah. Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam Ensiklopedi Umum diartikan dengan perhubungan sedangkan dari
perkataan latin, yaitu: a.
Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun memberitahukan. b.
Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat mayoritas.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah banyak dikemukakan oleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu komunikasi, antara lain:
a. Menurut Carl I. Hovland, mengatakan bahwa komunikasi adalah ”The
process by which an individuals the Communicator transmits stimuli usually Verbal Symbols to modifythe behavior of other individuals
Communicant” yang berarti: proses dimana seseorang komunikator
menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain
komunikan. b.
Everell M. Rogers, mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Dalam Zubair 2006 Frank E.X. Dance menjelaskan dalam bukunya
Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang
komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah
definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Beberapa definisi antara lain:
a. Komunikasi adalah sutu proses melalui mana seseorang komunikator
menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
khalayak Hovland, Janis Kelley:1953. b.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
akibat apa atau hasil apa? Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?
Lasswell, 1960.
c. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa
ketidakpastian, bertindak
secara efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego Barnlund, 1964. d.
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya Weaver, 1949.
Menurut Bowo 2003:86 komunikasi dua arah menekankan bahwa komunikasi lebih bersifat dialog daripada monolog. Komunikasi formal
menekankan pada bentuk sarana atau media komunikasi yang digunakan, apakah lisan atau tulisan. Komunikasi tanpa tekanan menekankan bahwa
selama komunikasi tidak melakukan penekanan kebijakan yanng dapat merugikan pihak lain
Menurut Sullivan dan Addock 2002 dalam Monica dan Sihombing 2007:218, menyatakan bahwa komunikasi lebih dari sebuah pesan yang
disampaikan dari pengirim kepada penerima. Komunikasi yang efektif memerlukan penerima untuk dapat memahami pesan yang disampaikan
oleh penerima. Ini berarti bahwa seorang pengirim harus mempunyai respon untuk mengetahui apakah komunikasi berada pada posisi yang
tepat. Seorang pengirim mengembangkan pesan sesuai dengan pesan yang ditanggapi oleh penerima, dapat juga dikatakan bahwa komunikasi
merupakan proses dua arah. Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan
pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga
keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak, maka
komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif. 3. Pengertian komitmen
Moorman et al. 1992 dalam Sulistiarini 2008, menyatakan bahwa komitmen adalah keinginan yang terus-menerus untuk memelihara
hubungan yang bernilai. Dalam Bowo 2003:87 Morgan dan Hunt 1994, menyatakan bahwa
komitmen perusahaan merupakan janji, ikrar atau tekad perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pembeli. Komitmen bank menunjukkan bahwa
bank menganggap bahwa janji merupakan konsistensi dan wujud dari komitmen bank untuk nasabah.
Mudiantono dan Atmaja 2004 menyatakan perusahaan yang memandang bahwa kelangsungan usahanya tergantung dari kerjasama
yang terjalin dengan para retailnya, akan menumbuhkan komitmen pada diri perusahaan tersebut, yang akan mengurangi persepsi para retailer
kalau perusahaan tersebut akan melakukan tindakan oportunis. Barnes 2003:150 dalam Sulistiarini 2008, menyatakan bahwa
komitmen adalah suatu keadaan psikologis yang secara global mewakili pengalaman ketergantungan pada suatu hubungan, komitmen meringkas
pengalaman ketergantungan sebelumnya dan mengarahkan reaksi pada situasi baru. Komitmen merupakan orientasi jangka panjang dalam suatu
hubungan, termasuk keinginan untuk mempertahankan hubungan itu.
Peppers dan Rogers 2004 dalam Sulistiarini 2008, menyatakan secara umum ada dua tipe komitmen yang berbeda yaitu calculative dan affective
commitment. a.
Calculative commitment merupakan perluasan dari kebutuhan untuk mempertahankan nasabah karena adanya manfaat ekonom dan
switching cost. Calculative commitment dihasilkan dari analisis
ekonomi dari biaya dan manfaat dengan membuat komitmen. Calculative commitment
berhubungan negatif dengan kepercayaan dan didasarkan pada perhitungan biaya dan benefit. Jadi tidak kondusif
bagi perkembangan relationship jangka panjang. b.
Affective commitment timbul karena seseorang memiliki ikatan emosional, bukan karena alasan ekonomi. Affective commitment
didasarkan pada relationship yang berkesinambungan, bukan karena benefit ekonomi jangka pendek, tetapi karena setiap pihak merasakan
kedekatan emosional atau psikologikal satu sama lain. Affective commitment
secara positif berhubungan dengan kepercayaan dan mendukung benefit relationship dalam waktu yang lebih lama,
menurunkan opportunism, dan keinginan untuk memecahkan konflik dengan cara damai. Komitmen perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan tidak bersikap oportunistis terhadap nasabah.