33
C. Aspek Ekonomi
1. Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan dalam analisis ekonomi antara lain yaitu:
• Analisis ekonomi ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha kecil baru
• Tanah dan bangunan usaha adalah bangunan rumah pemilik usaha • Umur ekonomi proyek ditetapkan selama 5 tahun, disesuaikan dengan
umur ekonomi rata-rata mesin dan peralatan • Tingkat produksi pada tahun pertama sampai tahun terakhir adalah
100 • Bunga pinjaman sebesar 14 persen dan konstan selama pengembalian
dengan perhitungan bunga flat jumlah cicilan bunga sama setiap bulannya
• Kredit modal kerja ditetapkan untuk 1 tahun pertama dari biaya operasional dan produksi dimulai pada tahun pertama
• Pembayaran angsuran kredit investasi dan kredit modal kerja dimulai pada tahun ke-1, dengan jangka waktu pembayaran untuk kredit
investasi dan kredit modal kerja selama 4 tahun. • Biaya penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus dengan
nilai sisa modal sebesar 10 persen terhadap mesin dan peralatan, serta perlengkapan.
• Jumlah hari produksi dalam 1 tahun adalah 300 hari yaitu 25 hari dalam 1 bulan.
• Kapasitas produksi adalah 10 kg bahan baku dalam 1 shift 8 jam. • Harga jual produk adalah Rp. 3500,- per kemasan 80 gram
• Bunga simpanan deposito bernilai 8 • Perhitungan Pajak Penghasilan sebagaimana diatur oleh UU
Perpajakan Nomor 17 tahun 2000 yaitu keuntungan di bawah Rp. 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10 persen, keuntungan antara Rp.
50.000.000 hingga Rp. 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 15
34 persen, dan keuntungan di atas Rp. 100.000.000 dikenakan pajak
sebesar 30 persen. Setelah menentukan asumsi, dibuat empat opsi studi ekonomi yang
merupakan kombinasi dari rasio kredit-modal pribadi dengan jumlah shift produksi per hari, yaitu :
1 30 modal pribadi equity-1 shift, 2 30 modal pribadi equity-2 shift,
3 100 kredit -1 shift, dan 4 100 kredit -2 shift.
2. Modal Investasi
Modal investasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan saran dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Produksi mi sagu
membutuhkan modal investasi sebesar Rp. 52.725.000,-. Jumlah ini tetap untuk semua opsi. Perincian modal investasi dapat dilihat pada Lampiran
2. Tabel 5. Rekapitulasi Biaya Investasi
No Jenis Biaya
Nilai 30 modal
Nilai 100 kredit
1 Perizinan Rp 600,000
Rp 600,000 2 Mesin dan Utilitas
Rp 52,125,000 Rp 52,125,000
Total Rp 52,725,000 Rp 52,725,000
Kredit Rp 36,907,500.0
Rp 52,725,000 Dana Sendiri
Rp 15,817,500.0 -
3. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari suatu usaha. Biaya operasional ini
dikeluarkan secara berkala selama usaha tersebut berjalan. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan variabee. Total biaya operasional
yang dibutuhkan untuk usaha mi sagu ini dalam 1 tahun adalah Rp. 119.437.967,- untuk produksi 1 shift dan Rp 229.602.767,- untuk
35 produksi 2 shift. Perincian biaya operasional dapat dilihat pada Lampiran
3 dan 4. Tabel 6. Rekapitulasi Biaya Operasional
No Jenis Biaya
Modal per tahun 1shift
Modal per tahun 2 shift
1 Biaya Variabel Rp 74,848,800
Rp 149,013,600 2 Biaya Tetap
Rp 44,589,167 Rp 80,589,167
total Rp 119,437,967
Rp 229,602,767
kredit 70 Rp 83,606,577
Rp 160,721,937 dana sendiri 30
Rp 35,831,390 Rp 68,880,830
kredit 100 Rp 119,437,967
Rp 229,602,767
4. Struktur Pembiayaan
Dana untuk pengembangan usaha kecil mi sagu tersubstitusi sagu HMT memiliki dua pilihan yaitu 70 modal kredit-30 modal pribadi
dan 100 modal kredit. Waktu pengembalian pinjaman untuk investasi dan modal kerja adalah selama 4 tahun. Tingkat suku bunga kredit
investasi dan kredit modal kerja diasumsikan 14 dengan perhitungan bunga menggunakan sistem flat mendatar.
Tabel 7. Struktur Pembiayaan Usaha Kecil Mi Sagu HMT
No Rincian Biaya Proyek
Opsi 1 Opsi 2
Opsi 3 Opsi 4
1 dana investasi yang
bersumber dari -
- -
- a. Kredit
36,907,500 36,907,500
52,725,000 52,725,000
b. Dana sendiri 15,817,500
15,817,500 -
-
jumlah dana investasi 52,725,000
52,725,000 52,725,000
52,725,000
2 dana operasional yang
bersumber dari -
- -
- a. kredit
83,606,577 160,721,937
119,437,967 229,602,767
b. Dana sendiri 35,831,390
68,880,830 -
-
jumlah dana operasional 119,437,967
229,602,767 119,437,967
229,602,767
3 total dana proyek yang
bersumber dari -
- -
- a. kredit
120,514,077 197,629,437
172,162,967 282,327,767
b. Dana sendiri 51,648,890
84,698,330 -
-
jumlah dana proyek 172,162,967 282,327,767 172,162,967 282,327,767
36 Besarnya angsuran pokok dari kredit investasi dan kredit modal kerja
yang dibayar setiap tahunnya adalah tetap yaitu sebesar Rp 47.000.490,- untuk opsi pertama, Rp 77.075.480,- untuk opsi kedua, Rp 67.143.557,-
untuk opsi ketiga, dan Rp 110.107.829,- untuk opsi keempat. Penjabaran pembayaran kredit investasi dan kredit modal kerja terdapat pada
Lampiran 6 sampai Lampiran 9.
5. Proyeksi Laba rugi
Proyeksi laba rugi memberikan gambaran mengenai pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek. Perhitungan BEP dapat
dimudahkan dengan melihat data pada proyeksi laba rugi. Sedangkan proyeksi arus kas disusun untuk mengetahui keadaan arus uang yang
terjadi setiap tahunnya. Tabel 8 menunjukkan bahwa laba terbesar dicapai saat perusahaan berproduksi pada asumsi opsi kedua, yaitu 30 modal
pribadi dengan 2 shift produksi per hari. Proyeksi arus kas terdiri dari arus kas masuk cash in flow dan arus
kas keluar cash out flow. Jika arus kas masuk dikurang arus kas keluar, akan diperoleh net cash flow yang nilainya digunakan dalam perhitungan
nilai kriteria investasi. Perincian proyeksi laba rugi dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai Lampiran 14.
Tabel 8. Perincian Laba Bersih per Tahun
Tahun Proyek
Laba Bersih Opsi 1
Opsi 2 Opsi 3
Opsi 4
1 20,305,389
60,623,490 2,176,629
34,460,464 2
20,305,389 60,623,490
2,176,629 34,460,464
3 20,305,389
60,623,490 2,176,629
34,460,464 4
20,305,389 60,623,490
2,176,629 34,460,464
5 59,127,728
103,878,063 59,127,728
103,878,063 Total
Laba 140,349,285
346,372,024 67,834,243
241,719,919
6. Kriteria Kelayakan Investasi
Kriteria kelayakan investasi dapat dihitungan setelah proyeksi arus kas ditentukan. Arus kas dan arus kas kumulatif yang terhitung dikalikan
37 dengan Discount Factor DF untuk mendapatkan nilai sekarang dari
jumlah uang yang akan diterima atau dikeluarkan di masa depan. Proyeksi arus kas dan perhitungan kelayakan kriteria investasi
dicantumkan dalam Lampiran 15 sampai Lampiran 18. Tabel 9 menunjukkan hasil perhitungan kelayakan investasi dari keempat opsi.
Tabel 9. Hasil Perhitungan Kelayakan Kriteria Investasi
Parameter Nilai
Opsi 1 Opsi 2
Opsi 3 Opsi 4
NPV Rp. 35,973,096 163,161,354
-11,555,253 86,929,823
IRR 9
27 -3
15 Net BC
1.21 1.58
0.93 1.31
PBP tahun 2.60
0.97 4.46
1.53 Discounted PBP
tahun 4.19
1.59 5
3.04 BEP Rp
73,826,228 133,032,813
73,826,228 133,032,813
NPV atau nilai kini bersih adalah manfaat bersih tambahan yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat discount rate tertentu.
NPV tertinggi yang diperoleh pada proyek ini adalah pada opsi kedua yaitu sebesar Rp 163.161.354,-. Dinilai dari kriteria NPV, proyek akan
paling menguntungkan jika dijalankan dengan opsi kedua. Hal ini dimungkinkan dengan adanya modal pribadi, beban pengembalian kredit
tidak seberat opsi yang menggunakan 100 modal kredit. Adanya peningkatan shift juga menurunkan biaya tetap dari produksi bihun
sehingga biaya produksi produk menurun, dan dihasilkan margin yang lebih tinggi.
Nilai IRR atau tingkat pengembalian internal adalah kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan pengembalian. Dengan kata lain, IRR
menunjukkan kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan yang dinyatakan dalam rate of return yang menghasilkan NPV nol.
Berdasarkan nilai IRR-nya, opsi yang layak adalah opsi kedua dan opsi ketiga, karena jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito
8. Sedangkan opsi ketiga tidak memenuhi syarat layak karena nilainya
38 negatif. Perusahaan akan mengalami kerugian jika menjalankan usaha
dengan opsi ketiga. Kelayakan proyek juga ditunjukkan oleh nilai net BC. Jika nilai net
BC lebih dari satu, proyek ini layak untuk direalisasikan dan jika nilainya kurang dari satu maka proyek ini tidak layak untuk
direalisasikan. Nilai net BC tertinggi untuk proyek ini adalah sebesar 1,58 untuk opsi kedua. Nilai tersebut memberikan arti bahwa proyek ini
layak untuk direalisasikan karena setiap pengeluaran biaya cost sebsar Rp. 1,00 selama umur proyek mampu menghasilkan keuntungan benefit
bersih sebsar Rp 1,58. Sedangkan opsi ketiga tidak layak untuk dijalankan, karena memiliki tingkat pendapatan yang lebih kecil dari
tingkat pengeluarannya, dengan demikian mendatangkan kerugian bagi pemilik usaha.
Waktu pengembalian modal atau payback period PBP merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Jadi,
PBP menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan proyek untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar pengeluaran awal.
Berdasarkan hasil perhitungan, PBP yang singkat didapati pada opsi kedua, yaitu dalam jangka waktu kurang dari satu tahun 0.97.
Perhitungan BEP break even point dilakukan untuk mengetahui jumlah minimal unit produk yang harus terjual untuk mencapai titik
impas sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Perincian nilai BEP dapat dilihat pada Lampiran 10 sampai Lampiran 14.
Dari kriteria-kriteria yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa usaha kecil bihun sagu termodifikasi HMT paling baik untuk
dikembangkan dengan struktur pembiayaan 30 modal-70 kredit dan tingkat produksinya 2 shift per hari. Adanya modal akan meringankan
beban angsuran kredit setiap tahunnya sehingga laba dapat meningkat. Sedangkan peningkatan kapasitas produksi melalui penambahan shift
kerja menurunkan biaya produksi produk, sehingga diperoleh margin yang lebih tinggi dan hasil penjualan yang lebih besar.
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN