4.2.5. Validasi Model
Salah satu tahap yang penting di dalam model ekonometrika adalah validasi model. Validasi model yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tahun
2001 sampai 2011. Kegunaan dari validasi model adalah untuk mengetahui apakah model cukup valid dalam membuat suatu simulasi alternatif kebijakan atau non
kebijakan dan peramalan. Tujuan dari validasi model untuk menganalisis sejauhmana model tersebut dapat mewakili dunia nyata.
Keragaman antara kondisi aktual dengan yang disimulasi dapat dilihat menggunakan beberapa kriteria statistik,
yaitu: RMSPE Root Mean Square Percent Error, dan U = Theils Inequality Coefficient
Pindyck dan Rubinfield, 1998.
Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai peubah endogen hasil pendugaan menyimpang dari
alur-alur nilai aktualnya dalam ukuran relatif persen, atau seberapa dekat nilai dugaan itu mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Kemudian, statistik U-Theil yang nilainya
berkisar antara 0 sampai 1 bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Semakin mendekati nol atau semakin kecil nilai U-Theil,
pendugaan model semakin baik. Makin kecil nilai RMSPE dan U-Theil, serta makin besar R
2
maka model semakin valid untuk disimulasi. Nilai statitistik tersebut dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
RMSPE = √
T
∑
Y −Y
a
Y
a
x
T t=
U-Theil =
√
T
∑
Y
t s
−Y
t a
T =
√
T
∑
Y
t s
T =
+ √
T
∑
Y
t a
T =
dimana: Y
t s
= Nilai simulasi dasar dari variabel endogen Y
t a
= Nilai aktual variabel endogen T
= Jumlah periode simulasi 1, 2, 3, ...., 8 RMSPE = Root mean Squares Percent Error
U-Theil = Theil’s Inequality Coefficient
4.2.6. Simulasi Model
Pada dasarnya simulasi model bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pada masa lampau dan melakukan peramalan untuk masa yang akan datang Pindyck dan
Rubinfeld, 1998. Simulasi model yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tahun 2001 sampai 2011. Simulasi model diperlukan untuk
mempelajari sejauh mana dampak dari perubahan variabel-variabel penjelas terhadap variabel-variabel endogen di dalam model. Dalam penelitian ini analisis
simulasi dilakukan terbatas hanya untuk mengevaluasi alternatif kebijakan domestik di dalam produksi pulp dan kertas nasional selama periode penelitian
melalui simulasi historis. Adapun skenario untuk simulasi pada penelitian ini adalah:
1. Penetapan subsidi suku bunga kredit sebesar 20 2. Peningkatan tarif impor kertas sebesar 20
Skenario penetapan subsidi suku bunga kredit riil Indonesia yang dilakukan berdasarkan pengajuan dana investasi yang dibutuhkan oleh industri-industri pulp
dan kertas, karena industri pulp dan kertas yang memerlukan dana investasi yang besar dalam merevitalisai mesin-mesin industri pulp dan kertas yang sudah tua.
Peryataan tersebut didukung oleh rata-rata kapasitas terpasang pulp 7,61 juta ton dan kertas 12,26 juta ton yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata kapasitas yang
terealisir pulp 5,69 juta ton dan kertas 9,46 juta ton pada tahun 2007 sampai 2011. Hal ini terjadi demi menjaga agar mesin-mesin industri pulp dan kertas tidak
rusak karena umur pakainya yang sudah lama sehingga tidak dilakukannya produksi yang sesuai dengan kapasitas terpasangnya. Laju pertumbuhan rata-rata
suku bunga kredit riil investasi dari tahun 2000 sampai 2011 sebesar 15,47 persen sehinga dengan meningkatkan suku bunga kredit riil investasi maka diperlukan
kebijakan penurunan suku bunga kredit riil investasi sebesar 20 persen agar meringankan industri pulp dan kertas dalam merevitalisasi mesin-mesin industri
yang sudah tua. Adapun simulasi penetapakan tarif impor dengan kenaikan 20 karena
industri kertas mengalami kerugian akibat peningkatan laju rata-rata pertumbuhan jumlah impor kertas di Indonesia yang terjadi dari tahun 2000 sampai 2011 sekitar
12,49 sehingga perlu dilakukannya kebijakan yang dapat mengurangi jumlah impor kertas demi melindungi produksi kertas dalam negeri.