V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN PULP DAN KERTAS DI INDONESIA
5.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model
Model persamaan simultan yang dirumuskan dalam Bab V dianalisis dengan menggunakan metode pangkat dua terkecil dua tahap Two Stage Least Square
Method dan data deret waktu times series selama periode tahun 1989 sampai
2011. Model simultan ini terdiri dari 16 persamaan, yaitu 14 persamaan struktural dan dua persamaan identitas. Data dan sumber data selama kurun waktu tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan hasil estimasi model disajikan pada Tabel 13 sampai dengan Tabel 26.
Model yang baik harus memenuhi kriteria ekonomi, kriteria statistik, dan kriteria ekonometrika Koutsoyiannis, 1977. Berdasarkan kriteria ekonomi, semua
variabel penjelas sudah menunjukkan tanda parameter estimasi yang sesuai harapan hipotesis dan logis dari sudut pandang ekonomi. Berdasarkan kriteria statistik,
nilai koefisien determinasi R
2
masing-masing persamaan dalam model penelitian berkisar antara 0,247-0,991. Hal ini menunjukan bahwa keragaman masing-masing
peubah endogen didalam model dapat dijelaskan dengan baik oleh peubah-peubah penjelas explantory variabels.
Berdasarkan uji statistik F hanya satu persamaan 7 persen yang memiliki nilai peluang uji statistik-F
lebih tinggi dari taraf α= 20 persen. Selanjutnya, hasil uji statistik-t menunjukkan bahwa dengan pengujian satu arah secara individual ada
beberapa peubah penjelas yang tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogen pada taraf
α = 20 persen. Berdasarkan
kritera ekonometrika,
hasil uji
statistik durbin-w
DW`didapatkan kisaran 1,16 sampai 1,81, uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai nilai batas bawah dL, dan nilai batas atas dU serta hasil uji statistik durbin-h
DH didapatkan kisaran nilai -1,58 sampai 2,63. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada sembilan persamaan tidak mengalami autokorelasi, empat persamaan
tidak terdeteksi autokorelasinya, dan satu persamaan yang mengalami autokorelasi. Menurut Pindyck dan Rubinfeld 1998, masalah korelasi serial hanya mengurangi
efisiensi estimasi parameter dan tidak menimbulkan bias parameter regresi.
Berdasarkan kriteria data pertimbangan model yang cukup besar dari periode pengamatan yang cukup panjang, hasil estimasi model cukup representatif dalam
menjelaskan fenomena ekonomi dari permintaan dan penawaran pulp dan kertas di Indonesia. Menurut Pindyck dan Rubienfield 1998, evaluasi model lebih
tergantung kepada tujuan dari perumusan model. Rubienfield 1998 menambahkan bahwa walaupun semua persamaan secara individu mempunyai kriteria statisik
yang bagus, tetapi tidak menjamin model secara keseluruhan memberikan hasil simulasi yang baik.
5.1.1. Permintaan Pulp Indonesia
Hasil estimasi persamaan permintaan pulp di Indonesia mempunyai nilai R
2
sebesar 0,94714 Tabel 14. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik oleh variabel endogennya.
Sebesar 94,7 persen keragaman permintaan pulp di Indonesia dapat dijelaskan oleh selisih harga riil pulp Indonesia tahun ke-t, laju harga riil kertas Indonesia tahun ke-
t dan produksi kertas Indonesia tahun ke-t sementara sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model tersebut.
Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Permintaan Pulp Indonesia
Variabel Parameter
Estimasi Elastisitas
Prob|t| Variabel label
SR LR
Intercept 0,1336
0,2307 SHRPI
-0,00002 -7,80E-05
- 0,355
Selisih harga riil pulp Indonesia tahun ke-t
THRKI 0,0004
0,0019 -
0,3534 Laju pertumbuhan kertas
Indonesia tahun ke-t QKI
0,4811 0,9543
- ,00005
Produksi kertas Indonesia tahun ke-t
R-squared 0,9471 Prob|f|
,0001 Durbin
w stat 1,8196
Keterangan: berpengaruh nyata taraf α= 5
berpengaruh nyata taraf α= 10
berpengaruh nyata taraf α= 15
berpengaruh nyata taraf α= 20
Sumber : Data diolah 2014
Dapat diketahui bahwa permintaan pulp Indonesia tahun ke-t dipengaruhi secara positif oleh laju harga riil kertas Indonesia tahun ke-t dan produksi kertas
Indonesia tahun ke-t. Adapun selisih harga riil pulp Indonesia mempengaruhi permintaan pulp Indonesia tahun ke-t secara negatif.
Berdasarkan kriteria statistik, selisih harga riil pulp Indonesia tahun ke-t dan laju pertumbuhan harga kertas Indonesia tahun ke-t tidak signifikan terhadap
permintaan pulp Indonesia. Pernyataan ini didukung oleh hasil tabulasi data historis bahwa dalam kurun waktu 1989 sampai 2011 laju pertumbuhan rata-rata
permintaan pulp sebesar 12,83 persen. Harga kertas tidak berpengaruh pada permintaan pulp, hal ini menunjukkan bahwa permintaaan pulp Indonesia lebih
dipengaruhi oleh produksi kertas Indonesia. Permintaan pulp Indonesia tahun ke-t dipengaruhi oleh produksi kertas
Indonesia tahun ke-t secara signifikan dengan nilai parameter peubah produksi kertas Indonesia tahun ke-t sebesar 0,4811 yang berarti bahwa setiap peningkatan
satu juta ton produksi kertas Indonesia akan meningkatkan permintaan pulp tahun ke-t sebesar 0,4811 juta ton pulp. Respon permintaan pulp terhadap perubahan
produksi kertas Indonesia dalam jangka pendek bersifat inelastis yang berarti produksi kertas naik satu persen hanya menyebabkan kenaikan permintaan pulp
lebih rendah dari satu persen.
5.1.2. Penawaran Pulp Indonesia
Analisis yang dilakukan terhadap penawaran pulp di Indonesia merupakan persamaan identitas dari penjumlahan produksi pulp Indonesia dengan impor pulp
Indonesia dikurangi ekspor pulp Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau perubahan faktor lain yang mempengaruhi produksi,
impor, dan ekspor pulp Indonesia akan mempengaruhi penawaran pulp Indonesia. Selanjutnya, perubahan penawaran pulp Indonesia akan memberikan pengaruh
kepada variabel endogen lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
5.1.3. Produksi Pulp Indonesia
Hasil estimasi persamaan produksi pulp di Indonesia mempunyai nilai R
2
sebesar 0,9299 ditunjukkan pada Tabel 15. Sebesar 92,99 persen keragaman produksi pulp di Indonesia dapat dijelaskan melalui variabel-variabel harga riil pulp
Indonesia tahun ke t, harga riil log kayu bulat Indonesia tahun ke t-1, suku bunga kredit riil investasi Indonesia tahun ke t-1, dan trend waktu dari produksi pulp tahun
ke-t-1 sementara sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model tersebut. Dapat diketahui bahwa produksi pulp Indonesia dipengaruhi secara
positif oleh harga riil pulp Indonesia, trend waktu, dan produksi pulp Indonesia t-1.