Uji Statistik-t Uji Statistik

Adapun harga riil log kayu bulat Indonesia t-1 dan suku bunga kredit riil investasi Indonesia t-1 mempengaruhi produksi pulp secara negatif. Tabel 15. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Produksi Pulp Indonesia Variabel Parameter Estimasi Elastisitas Prob|t| Variabel label SR LR Intercept 1,4525 0,1627 HRPI 0,0001 0,1034 0,225 0,2352 Harga riil pulp Indonesia tahun ke t LHRLI -5,98E-06 -0,1912 -0,4159 0,2286 Harga log kayu bulat tahun ke t-1 LSBKRI -0,0454 -0,1152 -0,2506 0,0087 Suku bunga kredit riil Indonesia tahun ke t-1 T 0,078 0,2011 Trend waktu tahun ke t LQPI 0,5402 0,0265 Produksi pulp Indonesia tahun t-1 R-squared 0,9299 Prob|f| ,0001 Durbin h stat - Keterangan: berpengaruh nyata taraf α= 5 berpengaruh nyata taraf α= 10 berpengaruh nyata taraf α= 15 berpengaruh nyata taraf α= 20 Sumber : Data diolah 2014 Harga riil pulp Indonesia tahun ke-t tidak berpengaruh pada produksi pulp Indonesia tahun ke-t karena tujuan produksi pulp Indonesia lebih ditekankan untuk ekspor pulp. Harga riil log kayu t-1 tidak berpengaruh pada produksi pulp Indonesia karena produksi pulp sangat memerlukan log kayu bulat sehingga berapapun variasi harganya maka industri pulp akan tetap membelinya Suryandari, 2008. Tren waktu pada persamaan produksi tidak berpengaruh karena teknologi industri pulp sudah tua. Keberadaan industri pulp dan kertas sudah ada sejak tahun 1923 sehingga membutuhkan dana untuk merevitalisasi mesin-mesin produksi pulp dan kertas yang sudah tua Situmorang, 2005. Peningkatan suku bunga kredit riil investasi di Indonesia tahun ke-t sebesar satu persen akan menurunkan produksi pulp Indonesia tahun ke-t sebesar 0,0454 juta ton pulp, ceteris paribus. Kemudian bila dilihat berdasarkan keofisien elastisitas, respon produksi pulp Indonesia terhadap suku bunga riil Indonesia t-1 bersifat inelastis dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini berarti jika pemerintah ingin meningkatkan produksi industri pulp memerlukan kebijakan penurunan suku bunga kredit riil investasi yang cukup besar. Kemudian variabel produksi pulp Indonesia tahun ke-t-1 berpengaruh positif terhadap produksi pulp Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi produksi pulp Indonesia untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

5.1.4. Harga riil pulp Indonesia

Hasil estimasi persamaan harga riil pulp di Indonesia mempunyai nilai R 2 yang sebesar 0,23586 Tabel 16. Sebesar 23,58 persen keragaman harga riil pulp Indonesia dapat dijelaskan oleh penawaran pulp t-1, permintaan pulp Indonesia tahun ke-t, harga riil ekspor pulp Indonesia tahun ke-t dan harga riil pulp Indonesia t-1 sementara sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model tersebut. Dapat diketahui bahwa harga riil pulp Indonesia tahun ke-t dipengaruhi positif oleh permintaan pulp Indonesia tahun ke-t, harga riil ekspor pulp Indonesia tahun ke-t dan harga riil pulp tahun ke-t-1. Adapun penawaran pulp Indonesia tahun ke-t-1 mempengaruhi harga riil pulp Indonesia tahun ke-t secara negatif. Hasil uji statistik-t menunjukkan bahwa penawaran pulp Indonesia tahun ke- t-1 tidak berpengaruh terhadap harga riil pulp di Indonesia. Pernyataan ini didukung oleh hasil tabulasi data historis bahwa dalam kurun waktu 1989 sampai 2011 nilai rata-rata laju pertumbuhan harga riil pulp Indonesia sebesar 16,46 persen, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penawaran pulp Indonesia sebesar 18,35 persen. Berdasarkan hasil uji statistik-t permintaan pulp Indonesia dan harga riil ekspor pulp berpengaruh terhadap harga riil pulp Indonesia. Permintaan pulp Indonesia tahun ke-t-1 berpengaruh terhadap harga riil pulp di Indonesia namun respon perubahan harga riil pulp terhadap permintaan pulp bersifat inelastis dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dikarenakan pulp merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kertas sehingga berapapun variasi harganya tetap akan dibeli oleh industri kertas dalam negeri. Begitu juga, dengan respon perubahan harga riil pulp terhadap harga riil ekspor pulp Indonesia bersifat inelastis. Hal ini berarti perubahan perubahan harga riil ekspor pulp hanya membuat perubahan kecil pada harga riil pulp.