23
Dimana:=Ruang lingkup penelitian Gambar 3.5.Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
Input Produksi Padi
Penetapan HET Pupuk Bersubsidi
Efektivitas Kebijakan
Jumlah Kebijakan Subsidi Pupuk
Harga Waktu
Tempat EfektifTidak Efektif
Respon Produksi Padi terhadap Penggunaan Pupuk
Respon Harga terhadap Permintaan Pupuk
- Peningkatan Efektivitas - Rekomendasi Kebijakan
Peningkatan Pertumbuhan Sektor Pertanian
24
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemiihan lokasi diakukan secara sengaja purpossive yaitu Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan
pertimbangan merupakan salah satu produsen padi di Kabupaten Bogor. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April
– Juni 2012.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Kementerian Pertanian,
Kementerian Keuangan dan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia APPI, Badan Pusat Statistik BPS Pusat, Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jawa Barat,
Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bogor, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor.Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani padi di Desa
Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Teknik penentuan responden dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pengambilan sampel disengaja dengan kriteria responden yang merasakan
dampak purposive sampling. Purposive sampling digunakan dalam memilih responden key person dan responden pada penentuan sampling ini berdasarkan
luas tanam padi di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.Banyaknya sampel yang digunakan adalah 60 orang. 60 responden diambil
dari 3 kelompok tani masing-masing sebanyak 20 orang.
4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitaif dan kualitatif, serta regresi linear berganda. Metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif
digunakan untuk mengukur efektivitas kebijakan subsidi pupuk berdasarkan empat indikator utama yaitu tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat
25 jumlah.Regresi linear digunakan untuk mengukur respon dari kebijakan subsidi
pupuk terhadap produksi padi.Pengolahan data menggunakan bantuan perangkat keras komputer dan perangkat lunak Minitab. Pada tabel di bawah ini akan
dijelaskan matriks metode analisis data. Tabel 4.1 Matriks Metode Analisis Data
No Tujuan Penelitian
Jenis Data Alat Analisis
Sumber Data 1
Menganalisis efektivitas subsidi
pupuk terhadap empat indikator
keberhasilan subsidi pupuk.
Data primer dan
sekunder Analisis Deskriptif
Kuesioner wawancara dengan
masyarakat yang terpilih menjadi
responden
2 Menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi
permintaan pupuk urea di Desa
Hambaro, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor Data Primer
Analisis regresi berganda dengan
software statistik Kuesioner
wawancara dengan masyarakat yang
terpilih menjadi responden
3 Menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi
permintaan pupuk urea di Desa
Hambaro, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor Data primer
Analisis regresi berganda dengan
software statistik Kuesioner
wawancara dengan masyarakat yang
terpilih menjadi responden
Sumber: Penulis 2013
4.4.1 Metode Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif
Metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengukur efektifitas kebijakan subsidi pupuk dilihat dari empat indikator utama. Untuk
menghitung ketepatan indikator-indikator ini akan dihitung menggunakan rumus berikut ini
.
Ketepatan harga
∆P = P
r
– P
p
................................................................................................. 4.1 Dimana :
ΔP = perbedaan harga Rp
P
r
= harga yang diterima responden Rp P
p
= harga eceran tertinggi HET dari pemerintah Rp Ketepatan Jumlah
26 ∆Q
= Q
r
– Q
p
....................................................................................... 4.2 Dimana :
ΔQ = perbedaan jumlah kgha Q
r
= jumlah pupuk yang digunakan responden kgha
Q
p
= jumlah pupuk yang disarankan oleh pemerintah kgha
Ketepatan harga dalam indikator efektivitas subsidi pupuk diukur berdasarkan rumus 4.1. Berdasarkan rumus tersebut dilihat selisih antara harga
aktual dengan HET. Setelah itu dilakukan perbandingan antara responden yang memperoleh harga aktual sama dengan HET dengan responden yang memperoleh
harga aktual tidak sama dengan HET. Hasil dari perbandingan responden tersebut ditransformasi dalam bentuk persen. Adapun Tabel Indikator Empat tepat untuk
mengukur efektivitas subsidi pupuk disa dilihat di bawah ini. Tabel 4.2. Tabel Kriteria Indikator Empat Tepat
No Indikator
Kriteria 1.
Tepat Harga -
Harus sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi HET. 2.
Tepat Jumlah -
Harus sesuai dengan anjuran penggunaan pupuk oleh pemerintah.
- Urea sebanyak 200 kgha, SP36 sebanyak 75-100
kgha, dan KCL sebanayak 75-100 kgha.
3. Tepat Tempat
- Responden harus membeli di tempat pengecer
resmi. -
Pengecer resmi adalah perseorangan, kelompok tani, dan badan usaha baik yang berbentuk badan
hukum atau
bukan badan
hukum yang
berkedudukan di Kecamatan danatau Desa, yang ditunjuk oleh Distributor dengan kegiatan pokok
melakukan penjualan pupuk bersubsidi di wilayah tanggungjawabnya secara langsung.
4. Tepat Waktu
- Selalu ada setiap petani membutuhkannya.
Sumber : Deptan 2010
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kriteria yang digunakan pada setiap indikator. Untuk mengukur tingakat efektivitas menurut Sari 2007
Apabila presentasi tepat harga sama dengan atau lebih besar dari 80 persen maka indikator tepat harga dikategorikan efektif. Ketepatan tempat dalam indikator
efektivitas kebijakan subsidi pupuk diukur berdasarkan kios tempat responden membeli pupuk yaitu di pengecer resmi atau bukan pengecer resmi. Selanjutnya
dilakukan perbandingan antara responden yang membeli pupuk di pengecer resmi dengan bukan pengecer resmi dalam bentuk persen. Apabila persentase yang