Penyaluran, Pengadaan, dan Pengawasan Pupuk Bersubsidi

15 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda, sementara penelitian terdahulu menggunakan metode analisis sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE dan metode analisis Input-Output. 16 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Indikator Tingkat Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk Tingkat efektivitas kebijakan subsidi pupuk diukur berdasarkan enam indikator. Menurut Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2010 indikator-indikator subsidi pupuk adalah tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, dan tepat mutu. Indikator yang digunakan dalam penelitianini terfokus pada empat indikator tepat yaitu harga, tempat, waktu, dan jumlah.Pemilihan empat indikator ini disebabkan oleh empat indikator tersebut dapat dikuantifikasikan sehingga dapat diinterpretasikan. Pengertian tepat harga adalah suatu kondisi dimana harga pembelian pupuk oleh petani secara kontan di tingkat pengecer atau kios resmi per saknya sama dengan harga eceran tertinggi Syafa’at, et al 2007. Pengertian tepat tempat berdasarkan sumber yang sama adalah suatu kondisi dimana pupuk tersedia di dekat atau di sekitar rumah atau lahan petani yang diindikasikan dengan pembelian pupuk oleh petani dilakukan di kios di dalam desa. Pengertian tepat waktu berdasarkan sumber yang sama adalah suatu kondisi pupuk secara fisik tersedia pada saat dibutuhkan oleh petani. Pengertian tepat jumlah menurut Rachman 2009 adalah jumlah pemupukan yang dilakukan sesuai dengan desa atau jumlah berdasarkan analisa status hara tanah dan kebutuhan tanaman.Menurut Purwono dan Heni 2009, jumlah pupuk yang tepat berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman yang dianjurkan adalah kombinasi antara urea 200 kgha, TSPSP-36 sebanyak 75-100 kgha, dan KCL sebanyak 75- 100 kgha.

3.1.2 Teori Produksi

Menurut Nicholson 1999 fungsi produksi adalah suatu fungsi yang memperlihatkan sebuah barang yang dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal K dan tenaga kerja L atau Q = fK,L. Dalam suatu proses produksi juga terdapat adanya perubahan keluaran yang 17 dihasilkan oleh perubahan dalam satu masukan produksi. Teori ini sering disebut dengan Marginal Physical Product Produk Fisik Marginal yang pengertiannya adalah keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan yang dapat di produksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut dengan mempertahankan semua masukan lain tetap konstan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Produk fisik Marginal dari modal : ............................................................................................ 3.1 Produk fisik marginal dari tenaga kerja : ...............................................................................................3.2 Produk fisik marginal dari sebuah masukan bergantung pada jumlah masukan tersebut yang dipergunakan. Sebagai contoh pupuk tidak dapat ditambahkan secara tidak terbatas untuk sebidang tanah tertentu dengan mempertahakan jumlah peralatan, tenaga kerja, dan sebagainya yang pada akhirnya akan menunjukkan penurunan produktivitas. Hal ini akan dijelaskan pada Gambar 3.1. Kurva pada Gambar 3.1 memperlihatkan produktivitas rata-rata danproduktivitas marginal untuk pupuk dapat diturunkan dari kurva produk total.Kurva TPP dalam a mewakili hubungan antara masukan pupuk dan keluaran, dengan asumsi bahwa semua masukan lain dipertahankan konstan. Pada b diperlihatkan bahwa kurva TPP merupakan produk marginal pupuk MPP, dan kemiringan kurva yang menggabungkan titik asal dengan satu titik di kurva TPPmenghasilkan produk rata-rata pupuk APP. Kurva ini menjelaskan hubungan antara jumlah masukan tertentu pupuk dan keluaran atau output total TP P . Untuk jumlah pupuk yang kecil, keluaran meningkat dengan cepat kemudian pupuk ditambahkan tetapi karena semua masukan lain tetap konstan, pada akhirnya kemampuan pupuk tambahan untuk menghasilkan keluaran tambahan mulai menurun. Pada akhirnya, pada P, keluaran mencapai tingkat maksimum dimana pada setiap pupuk yang ditambahkan akan mengurangi keluaran.