12 perundang-undangan.Produsen, penyalur Lini III dan penyaluran pupuk
bersubsidi sesuai prinsip empat tepat tepat jenis, jumlah, mutu, tempat, waktu, dan harga sesuai HET.Produsen wajib melaksanakan pengadaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi dari Lini I sampai dengan Lini IV di wilayah tanggungjawabnya.Distributor wajib melaksanakan pengadaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi dari Lini III sampai dengan Lini IV di wilayah tanggungjawabnya.Pengecer resmi melaksanakan penyediaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi kepada petani atau kelompok tani sesuai dengan peruntukannya di Lini IV wilayah tanggungjawabnya.
Pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan oleh produsen, penyalur Lini III distributor, penyalur IV pengecer
resmi dan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida KP3 daerah berdasarkan prinsip enam tepat. Produsen pupuk bersubsidi wajib melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai Lini IV di wilayah tanggungjawabnya. Penyalur Lini III distributor
wajib melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap penyediaan, penyimpangan, dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini III sampai dengan Lini
IV pengecer resmi setempat. Penyalur IV pengecer resmi wajib melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan dan keadaan pertanaman
serta penyediaan, penyimpanan, dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani atau kelompok tani setempat. KP3 daerah wajib melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi di daerah seta melaporkan kepada Bupati, dengan tembusan
disampaikan kepada produsen selaku penanggungjawab wilayah. Pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini IV ke petani atau kelompok tani dilakukan
oleh KP3 di daerah bersama Penyuluh Pertanian Lapangan PPL dan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian THL-TBPP serta Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan POPT, Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan TB-POPT, dan Ketua Gabungan Kelompok Tani.
13
2.6 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelummya dalampenelitian oleh Sudjono 2011 mengenai kebijakan subsidi pupuk masih merupakan kebutuhan pada tingkat petani untuk
menopang produktivitas dan perbaikan kesejahteraan petani, sekaligus mempertahankan stabilitas ketahanan pangan nasional. Sistem penyaluran pupuk
bersubsidi telah beberapa kali mengalami perbaikan, antara lain dengan uji coba sistem Kartu Kredit dan uji coba Sistem Subsidi Pupuk Langsung ke Petani. Untuk
mengembangkan penyaluran pupuk bersubsidi di masa yang akan datang, salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah sistem distribusi pupuk bersubsidi
berbasis relationship marketing. Pendekatan ini menyarankan pembinaan hubungan jangka-panjang antara produsen dan distributor, dengan mengedepankan
mata rantai distribusi dan hubungan interpersonal pada setiap titik pupuk bersubsidi.
Penelitian oleh Darwis 2010 menjelaskan tentang padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan produktivitasnya ditentukan antara
lain oleh tingkat pemakaian pupuk. Namun ironisnya kelangkaan pupuk masih sering terjadi, maka diadakannya kajian tentang penyebab kelangkaan pupuk dari
sisi penggunanya. Salah satu penyebab kelangkaan ini adalah pemakaian pupuk di tingkat petani yang melebihi dosis yang dianjurkan. Sementara itu pemerintah telah
mengeluarkan beberapa teknologi penentuan dosisi pupuk tepat guna spesifiklokasi yaitu dengan cara mempergunakan Bagan Warna Daun BWD, Perangkat Uji
Tanah Sawah PUTS dan Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT. Agar bisa mengubah perilaku petani dalam pemakaian pupuk, maka dibutuhkan suatu
kebijakan holistik dan terpadu antar berbagai stakeholders yang tercakup. Rekontruksi kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong rasionalisasi dan
efektivitas penggunaan pupuk oleh petani, sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Penelitian lainnya yaitu oleh Heriyanto 2006 yang menganalisis tentang efisiensi tata niaga pupuk Urea setelah adanya kebijakan subsidi. Analisi yang
dihasilkan menyebutkan bahwa sistem tata niaga pupuk Urea bersubsidi belum efisien karena harga di tingkat produsen tidak ditransmisikan secara sempurna ke
tingkat distributor dan pengercer.
14 Penelitian oleh Ardi 2005 mengenaianalisis pencabutan subsidi pupuk
terhadap sektor pertanian di Indonesia menyimpulkan bahwa pencabutan subsidi pupuk di sektor industri pupuk dapat mempengaruhi penurunan pembentukan
output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian secara signifikan. Sektor padi merupakan sektor penerima dampak terbesar dan ternyata subsidi pupuk lebih baik
tetap diberikan melalui sektor industri pupuk. Penelitian oleh Andari 2001 secara umum menganalisis tentang dampak
kebijakan penghapusan subsidi pupuk yang dikeluarkan oleh pemerintah pada Desember 1998 terhadap keragaan usahatani padi di Jawa Barat dan secara khusus
menganalisis dampak kebijakan penghapusan subsidi pupuk terhadap permintaan pupuk, produksi padi, dan pendapatan petani di Jawa Barat. Kesimpulan utama
dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Handari 2001 adalah dampak penghapusan subsidi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi.
Penelitian mengenai subsidi pupuk juga dilakukan oleh Manaf 2000. Penelitian oleh Manaf 2000 menyajikan analisis pengaruh subsidi harga pupuk
dalam jangka panjang terhadap kontinuitas peningkatan produksi sektor pertanian. Penelitian di atas juga menganalisis apakah kebijakan-kebijakan yang menyangkut
subsidi harga pupuk, secara tidak langsung juga mempengaruhi distribusi pendapatan. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian yang dilakukan Manaf
2000 antara lain: a.
Penghapusan subsidi secara langsung menyebabkan peningkatan beban ongkos produksi yang cukup besar bagi petani kecil yang merupakan produsen
pangan tersebar. b.
Peningkatan beban ongkos produksi tersebut pada gilirannya akan menurunkan produksi secara umum.
c. Subsidi harga pupuk memiliki dampak yang mengarah bisa pada pengusaha
menengah besar dibandingkanpada pendapatan petani dan pengusaha pertanian kecil.
d. Kebijakan subsidi pupuk yang efektif, sebenarnya dapat mengurangi semakin
lebarnya kesenjangan pendapatan antara rumah tangga petani dan bukan petani.