Penelitian Pendahuluan Penelitian Utama

3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi peralatan yang digunakan untuk pembuatan surimi dan bakso ikan, serta peralatan yang digunakan untuk analisis karakteristik surimi dan bakso ikan. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan surimi dan bakso ikan meliputi: cool box, wadah air bersih teris, pisau, talenan, mesin pemisah daging-tulang meat-bone separator Muika Equipment MS-120, pelumat daging grinder elektrik, alat pengepres hidrolik, kain kasa saring, food processor, plastik, kompor gas, panci perebusan, refrigerator dan timbangan digital. Peralatan yang digunakan untuk analisis karakteristik surimi dan bakso ikan meliputi labu Kjeldahl, perangkat alat destilasi, perangkat alat ekstraksi soxhlet, oven, desikator, cawan conway dan tutup cawan, tanur pengabuan, pH meter, sentrifus dingin, Rheoner RE 3305, coloring measuring and difference calculating digital display system, kertas saring, pipet volumetrik, inkubator dan peralatan jenis lainnya.

3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap proses yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan surimi dengan faktor perlakuan frekuensi pencucian dan penggunaan hidrogen peroksida H 2 O 2 . Pada penelitian utama dilakukan penentuan bakso dengan faktor perlakuan formulasi jenis tepung pati tapioka dan sagu dari masing-masing cara pemasakan perebusan dan pengukusan.

3.3.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan diawali dengan pembuatan daging lumat dengan menggunakan alat meat-bone separator. Masing-masing daging lumat sebelum diproses lebih lanjut menjadi surimi dianalisis karakteristik kimianya, yaitu komposisi proksimat, nilai pH dan TVB. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan surimi dari campuran daging ikan HTS seperti kurisi, beloso, gulamah dan mata goyang dengan perbandingan 1:1:1:1 berdasarkan berat ikan utuh, dengan teknik pencucian yang berbeda terdiri dari 1, 2 dan 3 kali frekuensi pencucian serta penambahan 0, 10, 20 dan 30 ppm H 2 O 2 . Proses pencucian surimi ini dilakukan pada suhu 0–10 o C yang yang disertai dengan pengadukan selama kurang lebih 10 menit. Selanjutnya, daging lumat yang telah dicuci, dipress untuk dibuang airnya serta ditambahkan sukrosa 4 dan sorbitol 4 sebagai cryprotectant . Surimi yang telah dibuat dianalisis karakteristik fisik dan kimianya yang meliputi kadar air, kadar protein, nilai pH, WHC, derajat putih, dan kekuatan gel, sehingga diketahui mutu surimi yang dihasilkan. Diagram alir penelitian tahap pertama disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan surimi Pencucian Penyiangan kepala, sisik dan jeroan Pencucian Pemisahan daging dari tulang dan kulit dengan Meat Bone Separator Pengepresan Pencucian daging ikan: air =1:3 suhu 0-10 o C, selama 10 menit Analisis : proksimat, pH, TVB dan PLG Analisis: kekuatan gel, derajat putih, WHC, kadar air, kadar protein dan pH Ikan HTS 1 kali 2 kali 3 kali Surimi Daging lumat ikan H 2 O 2 0 ppm H 2 O 2 10 ppm H 2 O 2 20 ppm H 2 O 2 30 ppm

3.3.2 Penelitian Utama

Penelitian utama merupakan aplikasi surimi terbaik hasil penelitian pendahuluan pada pembuatan bakso ikan HTS. Bakso ini dibuat dengan formulasi dua macam tepung yaitu tepung tapioka dan tepung sagu dengan perbandingan 10:0; 7,5:2,5; 5:5; 2,5:7,5 dan 0:10; dan dilakukan dengan dua cara pemasakan yaitu perebusan atau pengukusan. Jenis dan komposisi bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan bakso ikan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Jenis dan komposisi bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan bakso ikan Jenis bahan baku dan bahan tambahan Komposisi Surimi ikan HTS gram Tepung tapioka Tepung sagu Es atau air dingin Telur Bawang merah Bawang putih Garam Lada bubuk A x A y A 5-10 A 10 A 2,5 A 2,5 A 2,5 A 0,5 A Keterangan: x = 10; 7,5; 5; 2,5 dan 0 y = 0; 2,5; 5; 7,5 dan 10 Proses pembuatan bakso ikan diawali dengan mencampurkan surimi terbaik dengan komposisi bahan tambahan lainnya tepung tapioka, tepung sagu, air dingin, telur, bawang merah, bawang putih, gara dan lada bubuk dengan menggunakan food processor agar adonan tercampur merata. Kemudian dilakukan pembentukan adonan menjadi bola bakso dengan menggunakan tangan, caranya adalah dengan mengambil segenggam adonan lalu diremas-remas dan ditekan ke arah ibu jari. Adonan yang keluar dari lubang antara ibu jari dan telunjuk membentuk bulatan kemudian diambil dengan sendok. Selanjutnya bulatan bakso dimasak dengan dua langkah pemasakan yaitu setting suhu 40 o C dan cooking suhu 85-100 o C. Proses cooking dilakukan dengan dua cara yaitu perebusan dan pengukusan. Bakso ikan matang setelah proses cooking selesai. Tujuan penelitian utama adalah untuk menentukan formula bakso ikan HTS terbaik dari masing-masing pemasakan dengan perlakuan pati tepung tapioka dan tepung sagu. Untuk menentukan karakteristik bakso yang diinginkan, maka pada setiap perlakuan bakso dianalisis karakteristik fisik dan organoleptiknya dengan menganalisis derajat putih, kekuatan gel, WHC, uji lipat, uji gigit dan uji organoleptik. Diagram alir penelitian utama dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram alir prosedur pembuatan bakso ikan Pengadonan Pengadukan dan pencetakan dengan tangan Perendaman air hangat 20-40 o C 30-60 menit Pengujian : Organoleptik, fisik gel stength, derajat putih, uji lipat, uji gigit dan WHC dan kimia proksimat Perebusan 85-100 o C sampai bakso mengapung Pengukusan ± 7 menit Formulasi tepung : - Tapioka 10 - Tapioka 7,5 + sagu 2,5 - Tapioka 5 + sagu 5 - Tapioka 2,5 + sagu 7,5 - Sagu 10 - Garam 2,5 - Telur 10 - Lada 0,5 - Bawang merah 2,5 - Bawang putih 2,5 Ikan HTS Surimi Bakso ikan

3.4 Prosedur Analisis