Implikasi dari The New Growth Theory dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Wilayah
endogenik diharapkan dapat diakselerasi lebih cepat, yang pada gilirannya akan bermuara pada cepatnya pertumbuhan ekonomi secara endogenik dan
berkesinambungan. Namun demikian untuk melakukan semua kegiatan tersebut dalam rangka
memulihkan stagnasi kinerja perekonomian wilayah Provinsi Lampung maka tindakan yang juga kritis untuk dilakukan adalah karakterisasi terhadap faktor-
faktor endogenik yang ada di provinsi ini. Kecuali itu mengingat semua kinerja
pembangunan ekonomi wilayah juga sangat dipengaruh oleh kinerja fiskal otoritas lokal yaitu: i penerimaan daerah, ii alokasi belanja untuk investasi publik, dan
iii alokasi belanja berbagai jasa layanan umum, maka ketiga macam fungsi fiskal tersebut perlu untuk dikarakterisasi pengaruhnya terhadap perilaku
Institution maupun terhadap Leadership lokal. Apabila kedua unsur endogenik
L dan I tersebut dapat dimodelkan sebagai fungsi dari kinerja fiskal dari otoritas Provinsi Lampung, maka
pengembangan Entrepreneurship dimungkinkan untuk dapat distimulasi melalui
intervensi kebijakan fiskal otoritas lokal tersebut. Pada gilirannya peningkatan kinerja
E diharapkan mampu menjadi tumpuan dalam menghela pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan pangsa sekor industri yang dilandasi oleh sektor
pertanian. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, maka dapat dirancang lebih lanjut pendistribusian benefit dari hasil aksi bersama itu untuk meningkatkan
indeks pembangunan manusia HDI secara agregat di Provinsi Lampung. Secara diagramatik kerangka pemikiran untuk pemecahan masalah ini disajikan pada
Gambar 17.
3.2. Ideologi Pembangunan dan Asumsi Dasar dalam Pemecahan Masalah 3.2.1 Landasan Ideologi Pembangunan yang Digunakan
Mengingat setiap perencanaan mempunyai dimensi waktu ke depan, sementara itu banyak kejadian di masa depan yang mengandung unsur
ketidakpastian, maka para perencana pembangunan atau para pemegang kebijakan publik akan senantiasa dihadapkan pada pilihan landasan ideologi pembangunan
tertentu. Pilihan ideologi itu, akan menjadi pijakan utama dalam pegembangan kerangka pemikiran untuk pemecahan masalah tersebut. Selanjutnya berbagai
tahapan pemecahan masalah tersebut dapat diskenariokan, dan akhirnya segala implikasi pilihan kebijakan pun dapat disajikan.
Secara generik ideologi dapat dimaknai sebagai keyakinan yang dapat diwujudkan di masa depan. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut tentu
memerlukan berbagai upaya perjuangan dan pengorbanan. Masalahnya seringkali demi dan atas nama perjuangan atau
baca: pembangunan, ada sebagian dari sekelompok masyarakat tertentu yang dikorbankan kepentingannya demi untuk
masyarakat yang lain. Sekalipun pilihan itu seringkali dimaksudkan hanya untuk sementara, tetapi ini menyangkut etika dan moral: siapa yang ―layak‖ untuk
dikorbankan dan siapa yang ―layak‖ mendapatkan manfaatnya, sampai kapan dan
apa pula kompensasi wajar yang harus diberikan. Apalagi kesementaraan tersebut seringkali sengaja dilupakan atau dibiarkan berubah menjadi permanen.
Perilaku alpa semacam itu akan berdampak pada moral hazard, yang akan
lebih serius lagi jika sekelompok masyarakat yang dikorbankan tersebut adalah generasi yang akan datang, yang tentu saja belum memiliki kesempatan untuk
memperjuangkan hak-haknya di masa kini. Karena itu pemerintah sebagai fihak yang diberi otoritas pengambil kebijakan publik pemegang
social contract ala J. J. Reusseau yang didapat via pemilu, lihat Randall, 1987 idealnya harus mampu
untuk mengontrol moral hazard tersebut agar tidak berujung pada kegagalan
pemerintah government failure. Untuk itu, maka kajian-kajian akademik
terutama yang didasarkan pada penelitian yang komprehensif perlu dilakukan untuk memfasilitasi para pemegang
social contract ini dengan berbagai alternatif kebijakan yang obyektif agar terhindar dari peluang terjadinya
moral hazard tersebut.
Gambar 17. Kerangka Pemikiran untuk Pemecahan Masalah
Masalah Stagnasi Kinerja Pembangunan Ekonomi Wilayah Provinsi Lampung
Ricardian Trap : Excess Demand Bahan Baku
Agroindusti Deforestasi Akut
Degradasi Lingkungan
Stagnasi Pertumbuhan Pangsa
Sektor Industri
M A
S A
L A
H
Pertumbuhan Ekonomi Capaian HDI Rendah
Merancang Praksis Pembangunan Ekonomi Wilayah:
Teori Kendala Sumberdaya
Teori Transformasi Struktural Perekonomian
Teori Pertumbuhan Endogenik
Model Pembangunan Ekonomi Wilayah [RED: Regional Economic Development]
P R
A K
S I
S
Pilihan Etika Model Perilaku Fiskal
Propinsi Lampung
Intervensi Kebijakan Fiskal
PPropinsi L Skema
Reforestasi
Peningkatan PendapatanKpt Sektor Pertanian
Peningkatan Pertumbuhan Pangsa Sektor Industri
PendapatanKpt Sektor Pertumbuhan Ekonomi
Daya Beli Masyarakat
Meningkatnya Capaian HDI S
O L
U
S I