11
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah batang talas yang diperoleh dari Pandeglang, Banten yang berumur 6 bulan, 8 bulan, 10 bulan, dan 12 bulan. Bahan kimia yang
digunakan untuk analisis adalah HCl 2 M, HCl 3, NaOH 40, larutan Luff Schrool, H
2
SO
4
25, KI 20, indikator kanji, dan Na
2
SO
3
0.1 N. Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, cawan aluminium, oven, desikator,
pisau, waterbath, tray dryer, discmill, slicer, sentrifuse, HPLC High Performance Liquid Chromatograph
, hot plate, pendingin tegak, dan alat-alat gelas.
B. METODE PENELITIAN
1. Penelitian 1 Penentuan Umur Panen
Penentuan umur panen didasari pada karakterisasi fisik talas yang meliputi panjang, diameter, dan bobot talas serta analisa kimia pada tepung talas yang dilakukan pada tahap
karakterisasi tepung talas yang meliputi kadar air, kadar oksalat, dan kadar pati. Parameter yang dipakai untuk mengetahui waktu panen talas Banten adalah ukuran panjang, diameter,
dan bobot batang talas Banten yang besar serta kandungan oksalat yang rendah dan kandungan pati yang tinggi pada talas Banten. Dengan parameter tersebut, maka akan didapatkan
informasi waktu panen yang tepat untuk talas Banten. Metode karakterisasi fisik talas sampai penentuan umur panen talas Banten merupakan penelitian 1 yang secara ringkas ditampilkan
pada Gambar 5. Penelitian 1 bertujuan untuk mengetahui ukuran bobot, panjang, dan diameter batang talas serta kandungan air, oksalat, dan pati pada talas Banten yang didasari pada
perbedaan umur panen serta bagian batang talas sehingga dapat dijadikan acuan untuk penentuan waktu panen yang tepat bagi talas Banten.
a. Karakterisasi Fisik Talas
Talas yang telah dikelompokkan menurut umur panen 6 bulan, 8 bulan, 10 bulan, dan 12 bulan dibagi tiga potongan batang yaitu ujung, tengah, dan pangkal. Ujung
merupakan batang yang letaknya dekat dengan pelepah daun dan pangkal merupakan batang yang paling dalam saat ditanam. Sedangkan bagian tengah merupakan batang yang
teletak diantara ujumg dan pangkal. Talas yang sudah dikelompokkan berdasarkan umur panen dan bagian batang kemudian dianalisis penampakan fisiknya yang meliputi bobot
batang, tinggi batang, panjang diameter batang. Analisis kimia yang dilakukan adalah kadar air batang berdasarkan bagian batang yang telah dipotong. Karakterisasi fisik talas
dilakukan untuk mengetahui penampakan fisik talas serta mengetahui ukuran bobot, panjang, dan diameter batang talas Banten.
b. Pembuatan Tepung Talas Berbagai Umur Panen
Talas yang telah dipisahkan berdasarkan umur panen dan bagian batang kemudian diiris dengan menggunakan slicer untuk memperkecil ukurannya. Talas yang telah siap
kemudian dikeringkan dengan menggunakan tray drier dengan pengeringan pada suhu
12 60°C. Talas yang telah kering keripik talas dapat dipatahkan kemudian dihancurkan
dengan discmill dengan menggunakan pengayak 100 mesh. Pembuatan tepung talas diperlukan untuk menghasilkan tepung talas yang dapat dipakai untuk sampel pengujian.
c. Karakterisasi Tepung Talas
Tepung talas yang telah jadi kemudian dianalisa untuk mengetahui karakteristiknya. Tepung talas yang didapat merupakan tepung talas dari berbagai umur panen dan bagian
batang. Analisa yang dilakukan pada karakterisasi tepung talas meliputi kadar air, kadar oksalat, dan kadar pati. Karakteristik tepung talas digunakan untuk mengetahui kandungan
air, oksalat, dan pati pada tepung talas berbagai umur panen dan bagian batang.
Gambar 5. Diagram alir penelitian 1 penentuan umur panen
Talas Banten
Pengeringan, 60°C; 2 x8 jam
Pengirisan tipis Pengupasan
Karakterisisasi penampakan fisik talas : bentuk, bobot, panjang, warna, diameter
Kulit dan pelepah daun
Penentuan umur panen talas Banten
Analisis: kadar air, kadar oksalat, kadar pati
Penggilingan pengayak 100 mesh
Tepung talas berbagai umur panen
13
2. Penelitian 2 Reduksi Oksalat