39
data statistik dapat diketahui bahwa perbedaan konsentrasi lapisan kitosan yang diberikan pada markisa yang disimpan pada suhu ruang tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan bobot
buah markisa yang disimpan pada suhu ruang. Mulai dari hari ke-0 hingga hari ke-18, perbedaan konsentrasi lapisan kitosan tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap susut bobot buah markisa
yang disimpan pada suhu ruang. Perbedaan konsentrasi lapisan kitosan tidak memberikan suatu perbedaan yang menonjol pada
susut buah markisa yang disimpan pada suhu ruang. Sedangkan untuk markisa yang disimpan pada suhu dingin 15
C perbedaan konsentrasi lapisan kitosan pada buah markisa memberikan dampak yang signifikan terhadapa perubahan bobot markisa mulai dari hari ke-0 hingga hari ke-8. Sedangkan mulai hari
ke-10 hingga hari ke-22, perbedaan konsentrasi lapisan kitosan sudah tidak lagi memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan bobot markisa yang disimpan pada suhu dingin 15
C.
2. KEKERASAN KULIT BUAH
Kekerasan adalah komponen kualitas dan merupakan indeks kematangan pada buah-buahan dan sayuran segar Santoso et al,. 1997. Pada buah markisa, kekerasan kulit marupakan salah satu indikator
kerusakan buah markisa. Kulit buah markisa yang semakin lunak menyebabkan buah mudah rusak dalam pengemasan dan memudahkan organism perusak untuk masuk kedalam buah markisa. Buah markisa
mengalami penurunan kekerasan Selama penyimpanan dilakukan pada suhu ruang dan suhu dingin. Hal ini mengindikasikan bahwa proses-proses biologis telah terjadi pada saat pematangan.
Menurunnya kekerasan buah markisa manandakan bahwa mutu buah markisa juga mengalami perubahan. Menurut Pantastico 1986, melunaknya buah selama pematangan juga disebabkan oleh aktivitas enzim
poligalaktrunase yang menguraikan protopektin dengan komponen utama poligalakturonat menjadi asam galakturonat.
Pengukuran kekerasan kulit buah markisa dimulai pada hari ke-0 dimana pada waktu itu buah markisa belum terlalu matang. Pengukuran kekerasan buah markisa dilakukan dengan menggunakan
rheometer. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan beban penusukan seberat 2 kg dan kedalaman penusukan 15 mm. Penusukan dilakukan dengan jarum penusuk rheometer berdiameter 0.05 mm. Besar
nilai kekerasan kulit buah markisa sangat beragam dan fluktuatif dikarenakan struktur dari kulit dan ketebalan dari masing-masing buah markisa yang diteliti berbeda-beda.
Semakin lama hari dilakukannya pengukuran, nilai kekerasan kulit buah markisa semakin lama semakin menurun meskipun mulai dari hari pertama hingga hari terakhir nilai kekerasan buah markisa
tetap fluktuatif. Hal ini dapat kita lihat pada data pengukuran kekerasan kulit buah markisa baik pada suhu ruang maupun pada suhu dingin 15
C. Disamping itu, diperolehnya hasil pengukuran kekerasan buah markisa yang fluktuatif disebabkan juga oleh belum adanya ketentuan tersendiri untuk pengaturan alat
40
dalam mengukur kekerasan buah markisa. Pengukuran kekerasan kulit buah biasanya dilakukan pada buah-buah yang memiliki daging buah sehingga data yang diperoleh juga tidak fluktuatif sedangkan buah
markisa bagian dalamnya adalah cairan bukan daging buah sehingga nilai kekerasan buah markisa sedikit fluktuatif bila dibandingkan dengan buah lainnya. Grafik dari kekerasan buah markisa baik pada suhu
ruang maupun pada suhu dingin 15 C dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8. Grafik kekerasan kulit buah markisa terlapis kitosan pada suhu ruang dan berbagai konsentrasi kitosan
Gambar 9. Grafik kekerasan kulit buah markisa terlapis kitosan pada suhu dingin 15
C dan berbagai konsentrasi kitosan
41
Berdasarkan data yang telah diolah dengan metode statistik, dapat diketahui bahwa pada markisa yang disimpan di suhu dingin 15
C konsentrasi lapisan kitosan yang diberikan pada buah markisa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai kekerasan buah markisa yang disimpan pada suhu
dingin 15 C. Sedangkan untuk buah markisa yang disimpan pada suhu ruang, konsentrasi lapisan kitosan
yang diberikan pada buah markisa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai kekerasan buah markisa hanya pada hari ke-12 dan hari ke-14. Sedangkan untuk beberapa hari lainnya tidak memberikan
dampak terhadap nilai dari kekerasan buah markisa yang disimpan pada suhu ruang.
3. TOTAL PADATAN TERLARUT