Menghitung besarnya Pengaliran Melalui Bendung

a. Jika tinggi air yang mengalir melalui mercu bendung itu mendatar, maka mercu disebut lebar. Atau apabila lebar mercu c ≥ 2h 1 , disebut mercu lebar.Gambar 2 b. Jika lebar mercu c ≤ h 1 , maka mercu bendung disebut sempit mercu yang mempunyai lebar 2h 1 akan tetap h dapat dikatakan lebar atau sempit. Gambar 3.2 Bendung dengan mercu lebar Tinggi muka air disebelah hilir karena sesuatu hal sering tidak sama antara bendung yang satu dengan yang lain. Kalau tinggi muka air disebelah hilir masih lebih rendah dari pada mercu bendung, maka hal ini memperngaruhi jalannya pengaliran air diatas bendung. Akan tetapi kalau tinggi muka air dihilir sudah melewati atau lebih tinggi dari pada mercu bendung , maka hal ini akan memperngaruhi jalannya pengaliran air diatas bendung. Oleh karena itu bendung dibeda-bedakan lagi menjadi bendung sempurna dan tidak sempurna. Bendung dikatakan sempurna apabila tinggi muka air disebelah hilir berada dibawah puncak mercu atau ssetinggi-tingginya sama rata dengan puncak mercu. Sebaliknya apabila tinggi permukaan air disebelah hilir lebih tinggi dari pada puncak mercu, maka bendung disebut tidak sempurna.gambar 3.2 dan gambar3.3 Gambar 3.3 Bendungan Sempurna Pada bendung mercu lebar, air yang mengalir diatas mercu selalu mempunyai tinggi h =23 h 1 gambar 3.3 selama air disebelah hulu tidak mempunyai kecepatan permulaan diperhitungkan juga, maka h = 23 h 1 +k, dimana: k = �1 2 2 � dimana: k = tinggi garis tenaga v 1 = kecepatan permulaan h = tinggi air di atas mercu. Bendung bermercu lebar yang tidak sempurna besarnya pengaliran tidak dipengaruhi oleh tinggi air disebelah hilir, selama tinggi air ini tidak melampaui batas tinggi 23 h 1. Gambar 3.4 Bendung Tidak Sempurna Guna menentukan besarnya pengaliran melalui bendung sempurna bermercu lebar dapat digunakan rumus Gambar 3.4 Q = µ 0,385 b h 1 �2 � ℎ 1 Jika kecepatan permulaan diperhitungkan juga, maka rumusnya menjadi : Q = µ 0,385 b h 1 + �1 2 2 � �2� h 1 + �1 2 2 � , dimana : b = lebar bendung h 1 = tinggi air diatas mercu sebelah udik µ = koefisien yang besarnya tergantung pada bentuk bulatan mercu. Umumnya harga µ diambil sebesar 0,90, sehingga rumus diatas menjadi : Q = µ 0,35 b h 1 �2� ℎ 1 Jika kecepatan permulaan diperhitungkan juga, maka rumusnya menjadi : Q = µ 0,385 b h 1 + �1 2 � �2� h 1 + �1 2 2 � , dimana : b = lebar bendung h 1 = tinggi air di atas mercu sebelah udik µ = koefisien yang besarnya tergantung pada bentuk pembulatan mercu. Umumnya harga µ diambil sebesar 0,90 sehingga rumus diatas menjadi : Q = µ 0,35 b h 1 + �2 � ℎ 1 Jadi kecepatan permulaan diperhitungkan, rumusnya menjadi: Q = µ 0,35 b h 1 + k �2� ℎ 1 + � Sedangkan untuk bendung bermercu sempit dan sempurna rumusnya adalah : Q = m b h 1 �2�ℎ 1 Dimana harga m = 0,045 + 0,003 ℎ1 [ 1 + 0,55 ℎ1 �1 2 ] Gambar 3.5 mercu bulat Gambar 3.6 Sketsa bangunan Utama Sumber :Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan utama KP-02

3.23 Bangunan Bagi

Bangunan bagi adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari saluran primer atau saluran sekunder kedua buah saluran atau lebih yang masing-masing debitnya kecil. Untuk perencanaan bangunan bagi, digunakan standar perencanaan irigasi KP-04 dan KP-penunjang. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bagunan bagi dalam hal ini adalah: - Bangunan bagi direncanakan dengan konstruksi yang permanen dilengkapi dengan pintu – pintu air - Pintu – pintu yang mempunyai fungsi untuk membagi air ke saluran primerutama atau ke saluran sekunder. - Sedangkan pintu – pintu yang berfungsi menyadap air ke saluran tersier dibuat dengan tipe sorong yang dilengkapi dengan bangunan ukur ambang lebar. Pintu pengatur dibuat berupa pintu sorong 1. Aliran Sempurna Dimana untuk perhitungan hidrolis digunakan, rumus aliran sempurna yang dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: Q = µ x b x a �2 � � � ℎ 1 Dimana : Q = Debit aliran m 3 dtk b = Lebar bukaan pintu m a = Tinggi bukaan pintu m µ = Koefisien g = Percepatan Gravitasi m 2 dtk h 1 = Kedalaman air di depan pintu diatas ambang m 2. Aliran Tenggelam Perhitungan hidrolis pintu sorong dengan aliran tenggelam digunakan rumus: Q = K x µ x b x a �2 � � � ℎ 1