Kehilangan Air Akibat Evaporasi Metode Pennmann Modifikasi

3.13 Metode Pennmann Modifikasi

Metode Penman modifikasi FAO digunakan untuk luasan lahan dengan data pengukuran temperatur, kelembaban , kecepatan angin dan lama matahari bersinar. Rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan evaporasi air bebas jika di tempaat itu tidak ada pengamatan dengan panci penguapan evaporasi pan atau tidak ada studi neraca air water balance study. hasil perhitungan dengan rumus ini lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan rumus yang disebutkan diatas karena dengan memasukkan faktor-faktor energi. Rumus Penmann Modifikasi yakni: ETo = C W. Rn + 1-Wea-ed.fU Dimana : ETo = Evapotranspirasi acuan mmhari c = faktor koreksi terhadap perbedaan cuaca antara siang dan malam W = faktor koreksi temperatur terhadap radiasi fu = faktor pengaruh kecepatan angin kmhari Rn = Radiasi netto mmhari ea = Tekanan uap jenuh mbar ed = Tekanan uap nyata mbar ea-ed = Perbedaan antara tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata udara dengan tekanan rata-rata air diudara yang sebenarnya ed = RH x ea = Tekanan uap nyata mbar, dimana RH = kelembaban relatif fu = 0,27 1 + u100 = Fungsi kecepatan angin, dimana u = kecepatan angin kmjam Nilai fungsi angin fu = 0,271+u100 untuk kecepatan angin pada tinggi 2 m 1-w = Faktor pembobot, dimana w faktor pemberat Rs = 0,25 + 0,5 . nN. Ra = Radiasi gelombang pendek, diman Ra = Radiasi Extra Teresterial mmhari nN = Rasio lama penyinaran N = Lama penyinaran maksimum Rns = Rs. 1- α = Radiasi netto gelombang pendek, dimana α =0,25 fT’ = σ . T4 = Fungsi Temperatur fed = 0,33-0,44. ed.0,5 = Fungsi tekanan uap nyata fnN = 0,1 + 0,9. nN = Fungsi rasio lama penyinaran Rn1 = fT’. Fed . fnN = Radiasi netto gelombang panjang Rn = Rns – Rn1 = Radiasi netto

3.14 Kebutuhan Air Irigasi dan Tanaman

Berapa banyak air yang dikonsumsi oleh tanaman adalah merupakan faktor penting didalam perencanaan irigasi, karena besaran tersebut adalah merupakan dasar untuk menghitung besarnya air irigasi yang diperlukan pada suatu daerah irigasi yang ingin dibangun dan atau dikembangkan. Untuk menghitung atau memperkirakan berapa banyak air yang dikonsumsi oleh tanaman diperlukan analisis yang cermat dan teliti terhadap data-data pendukung yang tersedia yakni seperti data : iklim, lingkungan lokasi daerah irigasi, jenis tanaman dan pola tanam, jenis tanah, data curah hujan dan data-data meteorologi lainnya. Data iklim utama yang diperlukan untuk menghitung atau memperkirakan besarnya air yang dikonsumsi oleh tanaman antara lain ialah data : temperatur udara, kadar lengas, penyinaran matahari dan awan, kecepatan angin, dan tekanan uap air. Data iklim ini akan dipergunakan unuk memperkirakan besarnya penguapan dari permukaan tanahdan tanaman evaporation and transpiration. Kemudian terkait dengan jenis daunnya. Karakter fisiologis tanaman dan umur tanaman mempengaruhi besarnya transpirasi dari tanaman tersebut. Besaran keebutuhan air irigasi untuk suatu daerah irigasi selanjutnya dipergunakan untuk merancang finalalisasi proyek irigasi tersebut, yaitu dengan mengaitkannya dengan ketersediaan sumber air yang ada atau tersedia. Didalam hidrology, penguapan dari permukaan bumu ke atmosfir secara umum disebut dengan evaporasi evaporation. Didalam ilmu irigasi, penguapan tersebut diuraikan lebih khusus spesific yakni dengan menguraikannya menjadi evaporasi evaporation dan transpirasi transpiration. Gabungan antara evaporasi dan transpirasi ini disebut evapotranspirasi dan dalam konteks irigasi evapotranspirasi tersebut disebut konsumsi aair oleh tanaman consumption use. Sumber air irigasi ialah badan air yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sepanjang tahun pada sebuah daerah irigasi yang antara lain ialah berupa sungai, danau, mata air dan air tanah. ketersedian dan limitasi air pada masing-masing jenis sumber air tersebut perlu diketahui untuk dijadikan sebagai dasar merencakan luas daerah irigasi, pola tanam dan tata kelola air irgasi pada daerah irigasi tersebut. Daerah irigasi ialah suatu kesatuan luasan hamparan lahan pertanian yang difasilitasi oleh sarana dan prasarana irigasi dan dikelola oleh sebuah manajemen operasi dan pemeliharaan. Pada tahap perencanaan, daerah irigasi tersebut didefenisikan berdasarkan beberapa faktor penting yakni meliputi: kondisi