hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin Manuaba dkk, 2010. Sebagian besar risiko tambahan pada
wanita yang lebih tua disebabkan tingkat kelahiran multipel lebih tinggi. Rata-rata bayi dengan kelahiran multipel lebih kecil daripada bayi yang lahir di kelahiran
tunggal CDC, 2005. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang
melahirkan bayi BBLR tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun, hal itu tidak dapat diartikan bahwa umur 20-35 tahun merupakan faktor penyebab
BBLR. Hal ini terjadi karena umur tersebut merupakan usia produktif ibu untuk hamil dan melahirkan.
5.1.2 Suku
Proporsi suku ibu yang melahirkan bayi BBLR di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR Berdasarkan Suku di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013
74.5 8.7
7.4 7.4
2.0 Jawa
Batak Tionghoa
Minang
Lain-lain
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR tertinggi berdasarkan suku yaitu Batak 75,4 dan terendah Minang 2,0.
Suku Batak merupakan penggabungan dari Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, dan Batak Simalungun. Suku yang termasuk dalam
lain-lain yaitu Aceh, Tamil, Nias, Manado, dan Bugis.
5.1.3 Pendidikan
Proporsi pendidikan ibu yang melahirkan bayi BBLR di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR Berdasarkan Pendidikan di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013
Dari gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR tertinggi berdasarkan pendidikan yaitu akademiperguruan tinggi 52,3
terendah SLTP 4,8. Pendidikan memegang peranan penting yang meliputi pentingnya arti pengawasan hamil, mengajarkan tentang makanan yang
berpedoman pada empat sehat dan lima sempurna, pentingnya arti tetanus toksoid,
52.3 41.6
4,8 1.3
SLTP SLTA
AkademiPerguruan tinggi
Tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
pentingnya arti pelaksanaan keluarga berencana, mengarahkan tempat persalinan untuk mendapatkan well born baby Manuaba dkk, 2009.
Pendidikan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan pada waktu pengawasan kehamilan di puskesmas atau pondok bersalin desa dan praktik bidan swasta, saat
menyelenggarakan posyandu, melalui pertemuan berkala atau kursus pada PKK Pendidikan kesejahteraan keluarga, pada saat memberikan penyuluhan khusus,
dan pada saat melakukan kunjungan rumah Manuaba dkk, 2010. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas ibu memiliki pendidikan tinggi, dengan
anggapan seharusnya sudah mengetahui pentingnya arti pendidikan kesehatan ibu hamil.
Zuldefni 2006 menemukan bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi BBLR tertinggi yaitu dengan tingkat pendidikan akademiperguruan tinggi,
berbeda jika dibandingkan dengan penelitian Zuldefni di RSUD Pirngadi Medan tahun 2005 yang mendapatkan bahwa proporsi tertinggi ibu yang melahirkan bayi
BBLR berpendidikan SLTPSLTA. Perbedaan ini mungkin terjadi karena rumah sakit Pirngadi merupakan rumah sakit umum daerah yang lebih terjangkau untuk
masyarakat dengan sosial ekonomi menengah kebawah, sementara RS Santa Elisabeth merupakan rumah sakit swasta yang kebanyakan pasiennya berasal dari
kelas sosial ekonomi menengah keatas.
5.1.4 Pekerjaan