meninggal berdasarkan SKRT 2001 sekitar 47 kematian terjadi di masa neonatal dengan penyebab utama kematian adalah prematuritas dan BBLR 29.
Di Indonesia, menurut survey ekonomi nasional SUSENAS 2005, kematian
neonatus yang disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85 Depkes RI, 2008 . Berdasarkan laporan dari University of California San Francisco
Children’s Hospital 2004, bayi campuran Afrika Amerika dua kali lebih mungkin untuk memiliki berat badan lahir sangat rendah, sama halnya dengan
bayi kaukasia. Ibu usia remaja terutama yang kurang dari 15 tahun, memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Bayi dari
kehamilan ganda meningkat risikonya untuk mengalami berat badan lahir sangat rendah karena biasanya mereka dilahirkan prematur. Lebih dari 50 bayi kembar
dan kehamilan ganda lainnya memiliki berat badan lahir sangat rendah. Wanita yang terpapar narkoba, alkohol, dan rokok selama kehamilan lebih
mungkin untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Ibu dari status sosial ekonomi rendah juga lebih cenderung untuk mendapat gizi yang buruk selama kehamilan,
perawatan prenatal yang tidak memadai, dan komplikasi kehamilan.
2.3.2 Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian BBLR
Menurut Ambarwati dan Rismintari 2009 yang mengutip pendapat Manuaba, faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya berat badan lahir
rendah adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor ibu 1. Gizi saat hamil yang kurang. Kekurangan zat gizi yang diperlukan selama
pertumbuhan dapat menyebabkan makin tingginya kehamilan prematur atau BBLR dan cacat bawaan.
2. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun 3. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat kurang dari 1 tahun. Jarak
kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang terlalu singkat untuk memulihkan
kondisi rahimnya ke kondisi sebelumnya. 4. Paritas
5. Penyakit ibu, yaitu penyakit yang diderita ibu sebelum hamil atau penyakit yang menyertai kehamilan.
b. Faktor kehamilan 1. Hamil dengan hidramnion
2. Perdarahan antepartum 3. Komplikasi hamil meliputi preeklamsieklamsi, dan ketuban pecah dini.
c. Faktor janin 1. Cacat bawaan
2. Infeksi dalam rahim Menurut Maryunani dan Nurhayati 2009 penyebab bayi dengan berat
badan lahir rendah yang lahir kurang bulan antara lain disebabkan oleh: a. Berat badan ibu rendah
b. Ibu hamil yang masih remaja
Universitas Sumatera Utara
c. Kehamilan kembar d. Ibu pernah melahirkan bayi prematur berat badan lahir rendah sebelumnya
e. Ibu dengan inkompeten serviks mulut rahim yang lemah sehingga tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim
f. Ibu hamil yang sedang sakit Pada bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan kurang
antara lain disebabkan oleh: a. Ibu hamil dengan gizi burukkekurangan nutrisi
b. Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia c. Ibu menderita penyakit kronis penyakit jantung sianosis, infeksi infeksi
saluran kemih, malaria kronik. d. Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi kejadian BBLR, yaitu:
a. Umur Kehamilan risiko tinggi tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan atau meninggal. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih
dari 35 tahun lebih berisiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal yang biasanya terjadi sekitar umur 21-30 tahun. Saat ini, kita melihat
banyak perempuan cenderung hamil pada usia tua karena usia pernikahan juga
terlambat Sinsin, 2008. Angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
terendah adalah pada umur kehamilan ibu 20-29 tahun, jadi wanita yang lebih
Universitas Sumatera Utara
muda dan lebih tua mempunyai risiko yang lebih besar. Kehamilan remaja mempunyai frekuensi bayi berat lahir rendah yang lebih tinggi Benson dan
Pernoll, 2009. b. Umur kehamilan
Berdasarkan usia kehamilan, bayi yang baru lahir mungkin kurang bulan, aterm, atau lebih bulan. Berdasarkan ukuran bayi yang baru lahir mungkin tumbuh
normal dan sesuai masa kehamilan, kecil ukurannya yaitu kecil masa kehamilan, atau tumbuh berlebihan yaitu besar masa kehamilan. Secara umum disepakati
bahwa bayi-bayi yang lahir sebelum 26 minggu, terutama mereka dengan berat badan lahir 750 g, berada di ambang batas kelansungan hidup dan bahwa bayi-
bayi kurang bulan ini memunculkan berbagai pertimbangan medis, sosial, dan etika yang kompleks Cunningham dkk, 2013..
Keputusan untuk melahirkan prematur adalah paling sulit pada titik kemungkinan kehidupan, yaitu usia kehamilan 23-26 minggu, dan harus
melibatkan ahli kandungan, ahli neonatologi dan orangtua Lissauer dan Fanaroff, 2013. The neonatal research network meninjau 4.446 bayi yang lahir pada usia
gestasi antara 22 dan 25 minggu . Mereka melaporkan bahwa kemungkinan keluaran yang baik dengan perawatan intensif dapat diperkirakan dengan
mempertimbangkan usia gestasional, jenis kelamin, paparan terhadap
kortikosteroid antenatal, persalinan bayi tunggal versus multifetal, dan berat lahir. berdasarkan ini tersedia sebuah alat bagi klinisi untuk mempergunakan faktor-
faktor tersebut Cunningham dkk, 2013.
Universitas Sumatera Utara
c. Pendidikan Pendidikan masyarakat memegang peranan penting yang meliputi
pentingnya arti pengawasan hamil, mengajarkan tentang makanan yang berpedoman pada empat sehat dan lima sempurna, pentingnya arti tetanus toksoid,
pentingnya arti pelaksanaan keluarga berencana, mengarahkan tempat persalinan dilakukan untuk mendapatkan well born baby. Tujuan pendidikan kesehatan
masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, mengarahkan masyarakat memilih tenaga kesehatan terlatih, meningkatkan
pengertian masyarakat tentang imunisasi, keluarga berencana, dan gizi sehingga mengurangi ibu hamil dengan anemia Manuaba dkk, 2009.
Kematian ibu sering disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks yang menjadi tanggung jawab
lebih dari satu sektor. Terdapat korelasi yang jelas antara pendidikan, penggunaan kontrasepsi dan persalinan yang aman Efendi dan Makhfudli, 2009.
c. Pekerjaan Penelitian yang dilakukan di California tahun 2000 menemukan bahwa
berat badan bayi secara signifikan berkurang pada ibu yang pengangguran atau bekerja paruh waktu daripada Ibu yang memiliki pekerjaan tetap p0,05.
Kemungkinan berat badan lahir rendah 2.500 g adalah 6,4 kali lebih besar bagi ibu yang bekerja paruh waktu dibandingkan yang memiliki pekerjaan tetap p
.05 Dooley dan Prause, 2005. d. Paritas
BBLR merupakan masalah kesehatan yang erat hubungannya dengan kematian bayi. Faktor - faktor yang mempengaruhi diantaranya usia ibu dan
Universitas Sumatera Utara
paritas, karena menurunnya fungsi hormon reproduksi dan perubahan pembuluh darah. Dari penelitian Bambang Rahardjo, Uswatun Khasanah, Khoirotul
Habibahini di RSU Dr.Saiful Anwar Malang didapatkan ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR dimana angka kejadian BBLR lebih tinggi pada
ibu paritas tinggi dibandingkan pada ibu paritas rendah yang berpengaruh sebesar 4 Rahardjo dkk, 2011.
e. Kadar Hb Menurut catatan dan perhitungan Depkes RI di Indonesia sekitar 67
bumil mengalami anemia. Berdasarkan ketetapan WHO anemia bumil adalah bila kadar Hb kurang dari 11 gr. Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi
besi yang dapat disebabkan oleh konsumsi besi dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun akibat parasit. Sekalipun tampaknya janin mampu
menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim akan terganggu, dan salah satu akibatnya adalah BBLR Manuaba dkk, 2007.
f. Pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan fisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui
keadaan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Setiap pemeriksaan kehamilan petugas akan
mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, serta dimana letak janin Hidayati,
2009. Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Bila kehamilan termasuk risiko
tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Selama melakukan kunjungan untuk
asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran
berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan
Prawirohardjo dkk, 2008. Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan untuk:
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal Manuaba dkk, 2010.
Standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan SPK 10 T meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan
kebidanan, pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan. Dalam
penerapannya terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi ukur lingkar lengan atas. 4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin DJJ. 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
TT bila diperlukan. 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium rutin dan khusus. 9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara konseling, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berrisiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan
thalasemia. Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar
tersebut. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat
Depkes RI, 2009. Penelitian Fitrah Ernawati dkk. dari analisis lanjut data Riskesdas 2010
dengan populasi semua rumah tangga sampel Riskesdas 2010 yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
bayi umur 12 bulan di seluruh Indonesia ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pemeriksaan kehamilan antenatal care dengan kejadian
BBLR dengan OR 1,8 CI 95: 1.3 - 2.5. Artinya ibu yang melakukan kunjungan antenatal care lebih dari 4 kali, mempunyai peluang untuk tidak
melahirkan anak BBLR sebesar 1,8 kali dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care kurang dari 4 kali Ernawati dkk, 2010.
g. Riwayat kehamilan Riwayat kehamilan buruk yaitu pernah keguguran, pernah mengalami
persalinan prematur, bayi lahir mati, riwayat persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, seksio sesaria, pre-eklampsiaeklampsia,
gravida serotinus, kehamilan dengan perdarahan antepartum Manuaba dkk, 2009..
Berdasarkan penelitian K.S. Negi dkk di Rural Health Training Centre RHTC Department of Community Medicine and the Obstetric and Gynaecology
Wards of the Himalayan Institute of Medical Sciences, Dehradun India tahun 2009 ibu dengan riwayat obstetri yang buruk cenderung untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat obstetri yang buruk dengan BBLR p0,1 Negi dkk, 2006.
2.4 Pencegahan BBLR 2.4.1 Pencegahan primer