Berdasarkan penelitian Cahyani T.P. dan Sulastri tahun 2010 didapatkan bahwa proporsi ibu dengan umur risiko tinggi yang melahirkan bayi BBLSR yaitu
11 sedangkan ibu yang melahirkan bayi BBLR yaitu 89. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian BBLR p0,05
p=0,926. Dari uji Exact Fisher diperoleh nilai p=1,000 0,05 artinya secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur ibu berdasarkan
kategori berat badan lahir rendah.
5.6.2 Umur kehamilan ibu berdasarkan kategori BBLR
Proporsi umur kehamilan ibu berdasarkan kategori BBLR di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Umur Kehamilan Ibu yang Melahirkan Bayi BBLR Berdasarkan Kategori BBLR di RS Santa Elisabeth Medan
Tahun 2009-2013
Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat bahwa proporsi ibu dengan bayi berat badan lahir 1.500 g tertinggi terdapat pada umur kehamilan ≥ 26 minggu
36,0
0,9 64,0
99.1
20 40
60 80
100 120
1.500 g 1.500-2.500 g
P ropo
rs i
Kategori BBLR
26 minggu i ggu
Universitas Sumatera Utara
yaitu 64,0 Ibu dengan bayi berat badan lahir 1.500-2.500 g tertinggi terdapat pada umur kehamilan ≥ 26 minggu yaitu 99,1.
Secara umum disepakati bahwa bayi-bayi yang lahir sebelum 26 minggu, terutama mereka dengan berat badan lahir kurang dari 750 g, berada di ambang
batas kelansungan hidup dan bahwa bayi-bayi kurang bulan ini memunculkan berbagai pertimbangan medis, sosial, dan etika yang kompleks. Bayi-bayi ini
rentan dan rapuh karena sistem organ mereka yang imatur. Selain itu mereka memiliki risiko tinggi untuk cedera otak akibat cedera hipoksik -iskemia dan
sepsis. Diperkirakan karena perkembangan otak aktif biasanya terjadi sepanjang trimester kedua dan ketiga, bayi yang lahir pada 22-25 mingggu sangat rentan
terhadap cedera otak yang disebabkan imaturitas yang ekstrem Cunningham dkk, 2013.
Keputusan melahirkan preterm paling sulit saat di batas viabilitas, yaitu pada usia gestasi 23-26 minggu, dan harus melibatkan ahli obstetrik, ahli
neonatologi, dan orangtua. Pengambilan keputusan dapat dibantu dengan penilaian yang detil mengenai kesejahteraan janin termasuk penilaian volume
cairan, pemantauan denyut jantung janin dan pemeriksaan Doppler, pertumbuhan janin, gestasi, dan perkiraan berat lahir. Pengambilan keputusan juga disertai
dengan informasi mengenai morbiditas dan mortalitas pada usia gestasi yang dini ini Lissauer dkk, 2009.
Berdasarkan penelitian Rosnah Sutan di Kuala Lumpur tahun 2014 ditemukan bahwa bayi yang lahir prematur lahir sebelum 37 minggu masa
kehamilan memiliki risiko 2,4 kali lebih tinggi mengalami kejadian BBLR
Universitas Sumatera Utara
daripada bayi yang lahir aterm lahir lebih dari 37 minggu masa kehamilan OR 2,41 CI 1,79-2,36 p0,001.
Dari uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,0001 0,05 artinya secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi umur kehamilan
berdasarkan kategori berat badan lahir rendah.
5.6.3 Frekuensi pemeriksaan kehamilan ibu berdasarkan kategori BBLR