c. Elastisitas pendapatan ε
p
Berdasarkan hasil analisis diketahui besarnya elastisitas pendapatan adalah 0,028, ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan
pendapatan sebesar 1 maka akan mengakibatkan bertambahnya jumlah permintaan jagung sebesar 0,028, begitu juga sebaliknya.
Angka elastisitas pendapatan bertanda positif menunjukkan bahwa jagung termasuk barang normal inelastis, artinya jika pendapatan
penduduk naik maka permintaan jagung akan meningkat. Berdasarkan Tabel 26 diketahui bahwa jagung di Kabupaten Klaten
merupakan barang normal. Dimana sebagai barang bahan pangan diantara bahan pangan yang lain, jagung tidak terlalu ada kaitannya dengan beras,
ketela pohon, dan kedelai yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas masing- masing komoditas tersebut lebih kecil dari nilai elastisitas jagung. Begitu pula
dengan elastisitas pendapatan juga lebih kecil dari nilai elastisitas jagung. Jadi jagung sebagai bahan pangan di Kabupaten Klaten relatif kurang responsif
terhadap perubahan determinan ekonomi.
C. Pembahasan
Kabupaten Klaten merupakan daerah yang pesat pertumbuhan ekonominya, dimana di daerah sekitarnya merupakan pusat produksi padi dan
tanaman palawija. Salah satu tanaman palawija tersebut adalah jagung yang produksinya paling besar dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya
Tabel 13. Selain tanaman pangan, Kabupaten Klaten juga merupakan pusat berbagai komoditas pertanian lainnya seperti buah-buahan dan sayuran. Hal
ini menjadikan Kabupaten Klaten sebagai daerah yang dituju dalam pemasaran hasil pertanian
Komoditi jagung merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak di pasarkan oleh Kabupaten Klaten. Hal ini terjadi karena permintaan jagung
di Kabupaten Klaten selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tingkat permintaan jagung rata-rata setiap tahunnya di Kabupaten Klaten sebesar
45.373.789,69 kgtahun dari tahun 1994 sampai tahun 2008. Setiap tahunnya