30
BAB II Deskripsi Kabupaten Batu Bara
2.1. Sejarah dan Profil Kabupaten Batu Bara
Perkembangan sosial pasca reformasi pada masyarakat Batu Bara adalah adanya kebebasan untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Hak untuk
mendapatkan keadilan atas sistem politik pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan kemandirian ekonomi sosial dan budaya terus digulirkan sehingga
terbitlah Undang-undang No. 2 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Dalam Undang-undang tersebut pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur
rumah tangganya sendiri terkait pengolaan keuangan daerah, dan dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan daerah dari penerapan sistem desentralisasi
atau otonomi daerah, misalnya pemerintahan daerah akan sangat mudah mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya sehingga pendapatan daerah dan
penapatan masyarakat akan meningkat.
29
Otonomi daearah secara umum diartikan sebagai pemberian kewenagan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Dinyatakan
juga, pemerintah pusat menyerahkan sebagian kewenangan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam
pelayanan umum kepada masyarakat tempatan. Untuk menjamin proses
29
Flores tanjung.2014 .Sejarah Batu Bara : Bahtera Sejahtera Berjaya.Batu Bara : KPAD Batu Bara, HAL: 179
Universitas Sumatera Utara
31
desentralisasi berlangsung dan berkesinambungan, pada prinsipnya acuan dasar dari otonomi daerah telah diwujudkan melalui diberlakukannya UU No. 22 Tahun
1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 serta regulasi pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah No. 104 sampai dengan Peraturan Pemerintah No. 110 Tahun 2000
yang berlaku Efektip 1 Januari 2001 dan PP No. 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan pembentukan dan kriteria Pemekaran, penghapusan dan
Penggabungan Daerah.
30
Dengan dikeluarkannya undang- undang dan peraturan pemerintah tersebut, maka terjadi perubahan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan tata
pemerintahan yang telah dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dari prinsip sentralisasi ke prinsip desentralisasi. dengan adanya otionomi daerah, maka
daerah otonom mempunyai kewenangan dan dapat mengambil keputusan terkasit kepentingan daerah serta mengembangkan segala potensi yang ada untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat dan kemajuan bangsa termasuk juga untuk melakukan pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah. Begitu juga
halnya dengan masyarakat yang saat ini berada di Kabupaten Batu Bara, peluncuran launching undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur
pelaksanaan otonomi daerah mendapat aspirasi yang luar biasa. Semangat kemandirian untuk “BERDIKARI” mengutip istilah dari Soekarno, yaitu berdiri
di kaki sendiri sebagai Kabupaten Otonom dari Kabupaten Induknya yaitu Kabupaten Asahan telah menginspirasi banyak tokoh dan pemuda untuk
30
Ibid. Hal. 180
Universitas Sumatera Utara
32
memekarkanKabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara. Inilah ikhwal awal pertama sekali “ Sejarah Pembentukan Kabupaten Batu
Bara” di perjuangakan sebagai tuntutan para pendahulunya sejak Tahun 1947.
31
Pembentukan Kabupaten Batu Bara tidak dapat dilepaskan atas partisipasi dari beberapa tokoh yang merupakan pioner perjuangan yang setia, setiap saat
menunjukan baktinya untuk masyarakat. Tokoh- tokoh tersebut tentu tidak dapat dilupakan begitu saja sebagian dari proses pembentukan sejarah sosial politik
Batu Bara. Nama mereka layak dihormati sebagai pemberi isnpirasi dan diabadikan dengan tinta emas oleh masyarakat, terlepas apapun posisi mereka
setelah itu, yang pasti, mereka telah membuat sejarah. “ Jangan Sekali-kali melupakan seejarah” Jasmerah kata Bung Karno. Adalah suatu penghormatan
kepada para tokoh yang berjuang untuk kepentingan masyarakat dan layak jadi teladan dalam pembentukan karakter.
32
Para tokoh ini dapat kita cacat antara lain Abdullah Eteng sebagai Bupati Pertama di Asahan, Batu Bara di dalamnya, beliau tidak sungkan untuk
menyuarakan Batu Bara berpemerintah sendiri di luar Asahan, ada Usman YS, Talib Siregar, Abdul Murad Tanjung, Yunta Bahrum, Muctar Tanjung dab tentu
banyak lagiyang lain. Apa yang menjadi motivasi beliau tentu tidak dapat dilpaskan dari keinginan masyarakat Batu Bara secara luas. Beliau adalah figur
yang tampil dalam permusyawaratan para tokoh Batu Bara di Pulau Raja ketika masa pengungsian terkait dengan perang kemerdekaan. Setelah Negara Sumatera
31
Ibid.hal 180- 181
32
Ibid.hal 185-186
Universitas Sumatera Utara
33
Timur dibubarkan maka oleh Usman YS diupayahkanlah menyosialisaikan kepda pemuka masyarakat dan partai politik di Batu Bara Utara dan Selatan cita-cita
pembentukan Kabupaten ini. Pada pertemuan yang diadakan di Labuhan Ruku tanggal 15 Agustus tahun 1950 disepakati peningkatan sumberdaya manusia
dengan cara mendirikan Sekolah Menengah Pertama di Labuhan Ruku Tahun 1950. Penyedian SDM adalah langkah positif untuk kemajuan suatu komunitas
sosial, para tokoh ini telah menunjukkan visionerismenya yang progresif untuk membangun daerah.
33
Aspirasi pembentukan Kabupaten Batu Bara lewat perjuangan panjang. Padahal Batu Bara jauh sebelumnya sama kedudukannya dengan Kabupaten
Asahan pada masa itu.sejarah telah mencatat, untuk pertama kalinya pada tahun 1957, telah lahirnya aspirasi di tengah-tengah masyarakat ketika itu yang tersebar
5 kecamatan wilayah Batu Bara bergabung dan berkoordinasi guna mengwujudkan terbentuknya Kabupaten Otonom yang baru dan tetap diberi nama
Baru Bara seperti sedia kala. Keinginan luhur tersebut mengantarkan terbentuknya Panitia Pembentukan Otonomi Batu Bara PPOB yang diprakasai oleh Abdul
Perjuangan membentuk Kabupaten ini tidak serta merta terwujud, situasi perpolitikan pada dasawarsa awal kemerdekaan memeang masih dalam suasana
yang belum kondusif. Walaupun kemerdekaan telah digenggam, ganguan pihak belanda secara militer dan politik bergulir kemudian berhasil dieliminir, namun
kekuasan- kekuasaanlokal semakin mengeliat untuk menunjukan jadi dirinya.
33
Ibid. Hal 186-187
Universitas Sumatera Utara
34
Karim AS. Salah seorang tokoh masyarakat masyarakat putra daerah simpang Dolok yang pertama kali katika itu menjadi anggota DPRD di legislatif Asahan
dari partai Masyumi. Namun undang-undang otonomi belum dikeluarkan oelh pemerintah, perjuangan untuk memisahkan diri dari kabupaten Asahan guna
membentuk Kabupaten Batu Bara saat itu tertunda.
34
Periode untuk pembentukan kabupaten baru dapat dikatakan hanya sebatas “mengingat kembali perjuangan”. Periode kedua ini tetap merupakan tonggak
penting yang sangat singnifikan bagi usaha menbentuk Kabupaten. Setelah sunyi senyap lebih tiga dasawarsa, pada tahun 1999 kesempatan untuk mengwujudkan
cicta-cita berpemrintahan sendiri terbuka lebar.Diawal pemerintahan orde baru, pada tahun 1967, Abdul Karim AS dan kawan-kawan kembali menyuarakan
keinginan luhur masyarakat ini guna mengwujudkan aspirasi membentuk Kabupaten Batu Bara dengan pusat kegiatan bersekretiatan di Jalan Merdeka,
Kecamatan Tanjung Tiram. Melihat gejolak ini, pemerintah Kabupaten Asahan dibawah Bupati Abdul Manan Simatupang, mengambil kebijaksanaan dengan
memindahkan ibukota Kabupaten Asahan dari Tanjung Balai ke Kisaran pada tanggal 20 Mei 1986, dengan dalih pertimbangan posisi strategis memperdekat
layanan adminitrasi pemerintahan kepada masyarakat, khususnya Batu Bara. Pemindahan ibukota ini secara dejure adalah melalui Pereturan Pemerintah,
Nomor 19 Tahun 1980.
35
34
Ibid. Hal 189
35
Ibid. Hal 189
Universitas Sumatera Utara
35
Tokoh pemuda perantauan mengadakan pertemuan dengan para tokoh Melayu Sumatera Utara yang bergabung dalam Gerakan Tabungan Serentak
Gertak 2000 yang di hadiri Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin, Bupati Langkat Syamsul Arifin, Bupati Asahan Risuddin. Penyelengara
pertemuan ini mengundang Ketua MPR Prof. DR. M. Amin Rais, MA sebagai narasumber tentang otonomi daerah. Diskusi tentang otonomi daerah diperlukan
untuk mempertegas dan memperluas wawasan tentang pembentukan Kabupaten, sebab UU Otonomi Dearah memang berkaitan langsung dengan cita-cita
masyarakat yang sudah ada sejak proklamasi. Dalam pemaparannya, Ketua MPR dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa pemekaran Asahan menjadi dua
Kabupaten dapat diwujudkan. Hal ini senada juga disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan dalam hal ini Buapati H. Risuddin.
36
Mendapat angin yang begitu menyejukkan para tokoh dan masyarakat kemudian menindak lanjuti dengan membentuk badan atau wadah yang dapat
menyatukan aspirasi karena kenyataan di lapngan hasrat untuk membentuk Kabupaten ini masih menimbulkan pro dan kontra. Untuk mengelimir perbedaan
wawasan sekaligus menyatupadukan persepsi, dibentuk wadah penyatu aspirasi yakni GEMKARA Gerakan Muda Kabupaten Batu Bara oleh kelompok
pemuda, antara lain Wahid, Hidayat, Arsyad dan lain-lain. Agar tujuan lebih fokus dan tegas, Gemkara berubah menjadi Gerakan Meunju Kabupaten Batu
Bara. Fungsi dengan Badan Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Batu Bara
36
Ibid. Hal 190
Universitas Sumatera Utara
36
BP3KB. Adalah merupakan historik bahwa perjuangan ini tidak mendapat restu sepenuh hati dari Pemerintah Kabupaten Asahan, banyak gesekan yang terjadi di
lapangan maupun dalam wacana. Hampir selama kurun waktu lima tahun acap terjadi “pertengkaran” yang tidak jarang memuncak jadi “perkelahian” dan
menimbulkan korban fisik. Setelah DPRD Kabupaten Asahana tidak keberatan pembentukan Kabupaten Batu Bara, termasuk DPRD Sumatera Utara,
merekomendikasikan dan mendukung pembentukan Kabupaten Batu Bara. Gubernur Sumatera Utara menerbitkan surat No. 1355492004 yang ditujukan
kepada Menteri Dalam negeri perihal Kunjungan TIM DPOD. Demikian juga surat DPR RI No. PW.0061538DPR RI2005 tanggal 3 maret 2005 prihal Tindak
Lanjut Pembentukan Kabupaten Batu Bara, di tujukan ke Komisi II DPR RI mengusulkan kepada Presiden lewat usul inisiatif DPR RI.
37
Persiapan Pembentukan Kabupaten Batu Bara BP3KB dan Gerakan Mayarakat Menuju Kabupaten Batu Bara GEMKARA kepemimpinannya
dikepercayakan kepada OK. Arya Zulkarnain, SH. MM, beliau salah satu faktor utama mempercepat proses terbentuknya Kabupaten Batu Bara. Demikian juga
pula dengan dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, khususnya Gubernur H.Tengku Rizal Nurdin. Akhirnya, lewat perjuangan panjang ini, tanggal 8
Desember 2006 dengan peretujuan DPR RI diterbitkan Rancangan Undang- undang Pembentukan Kabupaten Batu Bara, yang selanjutnya pada tanggal 15
37
Ibid. Hal191-192
Universitas Sumatera Utara
37
juni 2007, berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 2007, Kabupaten Batu Bara resmi menjadi Kabupaten dengan ibukotanya Kecamatan Lima Puluh.
38
Batu Bara adalah sebuah wilayah Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Batu Bara terletak antara Sebelah utara
berbatasa 2 46
’
– 3 26’ LU dan 99
05’ – 99 39’ BT. Yang tehampar diatas areal
seluas 922,2 Km
2.
Kabupaten Batu Bara berbatsan dengan Kabupten Simalungun di sebelah selatan, sebelah timue berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan
sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten Sergai Bedagai.Kabupaten Batu Bara terdiri dari 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Sei Balai,
Kecamatan Talawi, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Air Putih, Kecamatan Sei Suka, Kecamatan Medang Deras. Dengan luas wilayah Kecamatan yaitu
Kecamatan Tanjung Tiram 17.379 ha , Kecamatan Sei Balai 10.988 ha, Kecamatan Talawi 8.980 ha, Kecamatan Lima Puluh 23,955 ha , Kecamatan
Air Putih 7.224 ha , Kecamatan Sei Suka 17,147 ha , Kecamatan Medang Deras 6.547 ha .
39
Kabupaten Batu Bara mempunyai Visi Misi adapun visi Kabupaten Batu Bara adalah Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya dan misi dari Kabupaten
Batu Bara adalah Bersama Rakyat Berjuang untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, Meningkatkan Derajat Kesehatan, Meningkatkan Taraf
Perekonomian. Dan jumlah popilasi di Kabupaten batu bara sebanyak
347,448 jiwa.
38
Ibid. Hal 191-192
39
http:batubarakab.bps.go.id. Di akses pada hari senin 15 febuari 2016 pukul 20.00 wib
Universitas Sumatera Utara
38
Logo Kabupaten Batu Bara mempunyai arti yaitu perisai bersegi empat lonjong kebawah berbentuk mahkota piala, Bagian atas daftar bertuliskan BATU
BARA dengan Warna dasar Biru Muda dan Kuning Gading berbingkaikan warna hitam, serta keterangan gambar memiliki arti Perisai berbentuk mahkota piala
melambangkan Kabupaten Batu Bara adalah hasil perjuangan gigih masyarakat Batu Bara, Tujuh Bintang bersegi lima mengandung makna bahwa pemekaran
Kabupaten Batu Bara berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007,Bunga Kapas berjumlah delapan kuntum, padi yang berjumlah dua belas butir dan segi
enam melambangkan bahwa Kabupaten Batu Bara dilambangkan pada tanggal 8 Bulan Desember Tahun 2006, Pita Merah dengan tulisan Putih “Sejahtera
Berjaya” melambangkan bahwa ikatan persaudaraan dan kesatuan dari berbagai etnis, agama dan budaya serta macam aktivitas masyarakatnya yang bersatu padu
dan bersama berjuang mewujudkan masyarakatnya Kabupaten Batu Bara yang sejahtera lahir dan batin serta berjayaberhasil dibidang pembangunan teritorial
Kabupaten Batu Bara didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keterangan Gambar Kabupaten Batu Bara yaitu Tepak Siri dan Tengkuluk
melambangkan bahwa segala adat istiadat dan etnis mengalami pembauran yang dinamis dengan masyarakatnya yang sehat jiwa raga terwujud kerukunan dengan
Pemerintahan, membangun bahu membahu dalam menyongsong kemakmuran bersama, Buku melambangkan bahwa pendidikan di Kabupaten Batu Bara sebagai
modal dasar untuk mencerdaskan masyarakat dalam upaya meningkatkan sumber daya menusia agar dapat benar-benar mengurus dan membangun di Negeri sendiri
Universitas Sumatera Utara
39
secara terencana, mandiri dan berkeadilan, Keris malambangkan bahwa segala apapun yang dicanangkan bagi Kabupaten Batu Bara hendaklah tetap berjuang di
bawah norma-norma hukum yang berlaku serta adat istiadat sebagai bagian kehidupan masyarakat Kabupaten Batu Bara dan gambar meriam melambangkan
pertahanan dan keamanan Daerah Kabupaten Batu Bara agar tidak mudah disusupi unsur-unsur yang bertentangan dengan azas kehidupan bangsa Indonesia,
Roda Gerigi dan Pabrik melambangkan bahwa Kabupaten Batu Bara sangat berpotensi dalam pengembangan industri, Perahu Ikan dan Laut melambangkan
bahwa Kabupaten Batu Bara di sektor kelautan dan wisata bahari untuk menunjang pendapatan Daerah, Hamparan Sawah malambangankan bahwa
Kabupaten Batu Bara di sektor pertanian dapat mencukupi kebutuhan masyarakat swasembada pangan untuk bidang pertanian, Pohon Karet dan Sawit
malambangkan bahwa jenis usaha dibidang perkebunan yang ada di Kabupaten Batu Bara dengan harapan hasil yang maksimal untuk kehidupan masyarakatnya
dan mendukung devisi Negera.
40
40
http:www.batubarakab.go.id Diakses pada tanggal 17 Febuari 2016 jam 18.00 wib
Penjelasan warna dalam logo Kabupaten Batu Bara, warna Biru melambangkan Kesejukan dan Keindahan, warna kuning melambangkan
keagungan dan kemuliaan, warna merah melambangkan kebenaran, keberanian, dan semangat yang tinggi, warna putih melambangkan kesucian dan kebersihan,
warna hijau melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan serta warna hitam melambangkan keadilan dan ketenagan.
Universitas Sumatera Utara
40
2.2. Kondisi Sosial Masyarakat Kabupaten Batu Bara