12
1.7 Kerangka Teori 1.7.1 Teori Birokrasi
Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya
. Weber
memandang birokrasi sebagai arti umum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa tidak mungkin kita memahami setiap
gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab yang mampu kita lakukan hanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang penting ialah
memahami mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi negara tertentu. Dengan demikian tipe ideal memberikan penjelasan kepada kita bahwa
kita mengabstraksikan aspek-aspek yang amat penting yang membedakan antara kondisi organisasi tertentu dengan lainnya
10
Birokrasi yang berada ditengah-tengah masyarakat dinamis tidak dapat tinggal diam, tetapi harus memberikan berbagai kebutuhan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian birokrasi dalam antisipasi akan kebutuhan pelayanan :
.
11
a. Sifat pendekatan tugas, lebih mengarah kepada pengayoman dan pelayanan
masyarakat, bukan pendekatan kekuasaan dan kewenangan b.
Penyempurnaan organisasi,efesien, efektif dan profosional c.
Sistem dan prosedur kerja cepat, tepat, dan akurat
10
Leaf let,2012. Konsep Pelayanan Birokrasi, Makassar: IMM Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar, hal 54
11
Dwiyanto,2011, Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi, PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Hal 28
Universitas Sumatera Utara
13
Model yang diajukan weber, birokrasi memiliki karakteristik ideal sebagai berikut:
12
Kedua, adanya prinsip hierarki wewenang the principle of hierarchi Ciri khas birokrasi adalah adanya wewenang yang disusun oleh secara hierarki atau
berjenjang. hierarki itu bentuk piramid yang memiliki konsekuensi semakin tinggi suatu jenjang berarti pula semakin besar wewenang yang melekat di dalamnya
dan semakin sedikit penghuninya. Hierarki wewenang ini sekaligus mengindikasikan adanya hierarki tanggung jawab.dalam hierarki itu setipa pejabat
Pertama, PembagianKerja Spesialisasi divison of labor Dalam menjalankan berbagai tugasnya,birokrasi membagi kegiatan-kegiatan pemerintah menjadi
bagian-bagian yang masing-masing terpisah dan memiliki fungsi yang khas. Pembagian kerja seperti ini memungkinkan terjadinya spesialisasi fungsi. Dengan
cara seperti ini, penguasan spesialis untuk tugas-tugas khusus bisa dilakukan dan setiap saat mereka bertanggung jawab atas kebereesan pekerjaannya masing-
masing. Aktivitas yang reguler mensyaratkan tujuan organisasi didistribusikan dengan cara yang tetap dengan memperkerjakan ahli terspealisasi pada setiap
posisi dan menyebabkan setiap orang bertanggung jawab terhadap kinerja yang efektif atas tugas-tugasnya . karena itu tugas-tugas birokrasi hendaknya dilakukan
oelh masing-masing pegawai yang benar-benar memiliki keahlian khusus specialized expert dan bertanggung jawab demi tercapainya tujaun organisasi
secara efektif dan efesien.
12
Leaf let,2012. Konsep Pelayanan Birokrasi, Makassar: IMM Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar, hal 54
Universitas Sumatera Utara
14
harus bertanggung jawab kepada atasannya mengenai kepetusan-keputusan dan tindakan-tindakan sendiri maupun yang dilakukan oleh anak buahnya. Pada setiap
tingkat hierarki, para pejabat birokrasi memiliki hak memberi perintah dan pengarahan pada bawahannya, dan para bawahan ittu berkewajiban untuk
mematuhuinya. Sekalipun begitu, ruang lingkup wewenang memberi perintah itu secara jelas dibatasi hanya pada masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan
kegiatan resmi pemerintah. Organisasi birokrasi mengikuti prinsip hierarki sehingga setiap unit yang lebih rendah berada dalam pengendalian dan
pengawasan organisasi yang lebih tinggi. Setiap pegawai dalam hierarki adminitrasi bertanggung jawab kepada atasannya. Keputusan dan tindakan harus
dimintakan persetujuan kepada atasan. Agar dapat membenarkan tanggung jawabnya kepada bawahannya, ia memiliki wewenang kekuuasaan atas
bawahannya sehingga ia mempunyai hak untuk mengeluarkan perintah untuk ditaati dan dilaksanakan oelh bawahannya. Meskipun masing-masing pegawai
yang berada pada jenjanng mempunyai otoritas- briokratis tetapi penggunaan otoritas tersebut tetap harus relevan dengan tugas-tugas resmi organisasi.
Ketiga, adanya sistem aturan sytem of rules,kegiatan pemerintah diatur oleh suatu sistem aturan main yang abstrak. Aturan main itu merumuskan lingkup
tanggung jawab para pemegang jabatan di berbagai posisi dan hubungan diantara mereka. Aturan-aturan itu juga menjamin koordinasi berbagai tugas yang yang
berbeda dan menjamin keseragaman pelaksanaan berbagai kegiatan itu. Operasi kegiatan dalam birokrasii dilaksanakan berdasarkan sistem aturan yang ditaati
Universitas Sumatera Utara
15
secara konsisten. Hal ini dimaksud kan untuk menjamin adanya unuformitas kinerja setiap tugas dan rasa tanggung jawab masing-masing anggota organisasi
berbagi pelaksanaan tugasnya. Sistem yang distandarkan ini dirancang untuk menjamain keseragaman dalam melaksanakan settiap tugas, tanpa memandang
jumlah personil yang melaksanakan dan koordinasi tugas-tugas yang berbeda- beda, aturan-aturan yang eksplisit tersebut menentukan tanggung jawab setiap
anggota organisasi dan hubungan diantara mereka, namun tidak berarti bahwa kewajiban birokrasi sanagt mudah dan rutin. Tugas-tugas birokrasi memiliki
kompleksitas yang bervariasi, daan tugas- tugas klerikal yang sifatnya rutin hingga tugas-tugas yang sulit.
. Keempat, Hubungan Impersonal formalistic impersonality Para pejabat
birokrasiharus memiliki orientasi impersonal.Mereka harus menghindarkan pertimbangan pribadi dalam hubungannya dengan bawahannya maupun dengan
anggota masyarakat yang dilayaninya.
1.7.2 Teori Sistem
Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan
satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebenarnya penggunaannya lebih dari itu, tetapi kurang dikenal. Sebagai suatu himpunan, sistem pun didefinisikan
bermacam-macam pula. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai pengertian, Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
Universitas Sumatera Utara
16
bagian dan Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur elemen. Unsur, komponen atau bagian yang banyak ini satu sama lain
berada dalam keterkaitan yang mengikat dan fungsional. Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga ketotalitasannya unit terjaga utuh eksistensinya. Tinjauan
tersebut adalah pandangan dari segi bentuknya.Sistem adalah suatu cara yang mekanismenya berpola dan konsisten, bahkan mekanismenya sering disebut
otomatis. Sementara itu menurut David Easton sistem adalah Teori sistem adalah suatu model yang menjelaskan hubungan tertentu antara sub-sub sistem dengan
sistem sebagai suatu unit yang bisa saja berupa suatu masyarakat, serikat buruh, organisasi pemerintah. Easton juga meringkas ciri-cirinya sebagai berikut.
13
Seperangkat interaksi yang diabstraki dan totalitas prilaku sosial, melalui mana nilai-nilai yang disebarkan untuk masyarakat. Sistem politik terdiri dari
1. Sistem mempunyai batas yang didalamnya ada saling hubungan fungsional yang terutama dilandasi oleh beberapa bentuk komunikasi.
2. Sistem terbagi kedalam sub-sub sistem yang satu sama lainnya saling melakukan pertukaran seperti antara desa dengan pemerintah daerah atau antara
pemerintah 3. Sistem bisa membuat kode, yaitu menerima informasi, mempelajari dan
menerjemahkan masukan input kedalam beberapa jenis keluaran output.
13
Teor-teori Politik,Graha Ilmu,Hal 116-117
Universitas Sumatera Utara
17
nilai-nilai, pengelokasian nilai-nilai tersebut bersifat paksaan dan pengelokasian tersebut mengikat masyarakat secara keseluruhan. Dalam pendekatan sistem
politik, masyarakat adalah konsep induk oleh sebab sistem politik hanya merupakan salah satu dari struktur yang membangun masyarakat seperti sistem
ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. Sistem politik sendiri merupakan abstraksi realitas yang diangkat ke alam konsep
seputar pendistribusian nilai di tengah masyarakat. Seperti telah dijelaskan, masyarakat tidak hanya terdiri atas satu struktur
misalnya sistem politik saja, melainkan terdiri atas multi struktur. Sistem yang biasanya dipelajari kinerjanya adalah sistem politik, sistem ekonomi, sistem
agama, sistem sosial, atau sistem budaya-psikologi. Dari aneka jenis sistem yang berbeda tersebut, ada persamaan maupun perbedaan. Perbedaan berlingkup pada
dimensi ontologis hal yang dikaji sementara persamaan berlingkup pada variabel-variabel konsep yang diukur yang biasanya sama antara satu sistem
dengan lainnya. Untuk memahami sistem politik Indonesia, layaknya kita memahami sistem-sistem lain, maka harus kita ketahui beberapa variabel
kunci. Variabel-variabel kunci dalam memahami sebuah sistem adalah struktur, fungsi, aktor, nilai, norma, tujuan, input, output, respon dan timbal balik.
14
Struktur adalah lembaga politik yang memiliki keabsahan dalam menjalankan suatu fungsi sistem politik. Dalam konteks negara sistem politik
misal dari struktur ini struktur input,proses, dan output. Struktur input bertindak
14
Ibid hal 118
Universitas Sumatera Utara
18
selaku pemasok komoditas ke dalam sistem politik, struktur proses bertugas mengolah masukan dari struktur input, sementara struktur output bertindak selaku
mekanisme pengeluarannya. Hal ini mirip dengan organisme yang membutuhkan makanan, pencernaan, dan metabolisme untuk tetap bertahan hidup.Struktur input,
proses dan output umumnya dijalankan oleh aktor-aktor yang dapat dikategorikan menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga aktor ini menjalankan tugas
kolektif yang disebut sebagai pemerintah government. Namun, setiap aktor yang mewakili struktur harus memiliki fungsi yang berbeda-beda tidak boleh suatu
fungsi dijalankan dengan struktur yang berbeda karena akan menimbulkan konflik kepentingan.
15
Nilai adalah komoditas utama yang berusaha didistribusikan oleh struktur-struktur di setiap sistem politik yang wujudnya adalah kekuasaan,
pendidikan atau penerangan, kekayaan, kesehatan, keterampilan, kasih sayang, kejujuran dan keadilan, keseganan, respek. Nilai-nilai tersebut diasumsikan dalam
kondisi yang tidak merata persebarannya di masyarakat sehingga perlu campur tangan struktur-struktur yang punya kewenangan otoritas untuk
mendistribusikannya pada elemen-elemen masyarakat yang seharusnya
menikmati. Struktur yang menyelenggarakan pengalokasian nilai ini, bagi Easton, tidak dapat diserahkan kepada lembaga yang tidak memiliki otoritas haruslah
negara dan pemerintah sebagai aktornya.
16
15
Leaf let,2012. Konsep Pelayanan Birokrasi, Makassar: IMM Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar, hal 54
16
Teori-teori Politik,Graha Ilmu, hal 119
Universitas Sumatera Utara
19
Norma adalah peraturan, tertulis maupun tidak, yang mengatur tata hubungan antara aktor di dalam sistem politik. Norma ini terutama dikodifikasi di
dalam konstitusi undang-undang dasar suatu negara. Setiap konstitusi memiliki rincian kekuasaan yang dimiliki struktur input, proses, dan output. Konstitusi juga
memuat mekanisme pengelolaan konflik antar aktor-aktor politik di saat menjalankan fungsinya, dan menunjuk aktor sekaligus lembaga yang memiliki
otoritas dalan penyelesaikan konflik. Setiap negara memiliki norma yang berlainan sehingga konsep norma ini dapat pula digunakan sebagai parameter
dalam melakukan perbandingan kerja sistem politik suatu negara dengan negara lain
17
Ada 3 unsur penting dalam memahami sistem politik yaitu Pertama Proses adalah pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu
sama lain, yang Kedua Struktur adalah mencakup lembaga formal dan non formal .
Input dan output adalah dua fungsi dalam sistem politik yang berhubungan erat. Apapun output suatu sistem politik, akan dikembalikan kepada struktur
input. Struktur input akan bereaksi terhadap apapun output yang dikeluarkan, yang jika positif akan memunculkan dukungan atas sistem, sementara
jika negatif akan mendampak muncul tuntutan atas sistem. Umpan balik feedback adalah situasi di mana sistem politik berhasil memproduksi suatu
keputusan ataupun tindakan yang direspon oleh struktur output.
17
P.Anthonius Sitepu,Studi Ilmu Politik,Graha Ilmu
.
Universitas Sumatera Utara
20
dan yang Ketiga Fungsi-fungsi adalah merupakan serangkaian peran dan keputusan yang diambil untuk mencapai tujuan.
18
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi negara dalam rangka menciptakan kesejahterahan rakyat. Salah satu bentuk pelayanan
1.7.3 Studi Terdahulu
Penelitian ini pada dasarnya tidak bisa di lepaskan dari penelitian- penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Penelitian terdahulu menjadi rujukan
dan pembanding dalam penelitian ini. Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Penelitian ini tersebut ” PELAYANAN
PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN CIREBON”yang di Dwi Fitria santy.
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, memaparkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pertama, Untuk mengetahui besarnya pengaruh prosedur pelayanan terhadap kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Cirebon. Kedua, Untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan pegawai terhadap kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Cirebon. Ketiga, Untuk mengetahui besarnya pengaruh prosedur pelayanan dan kemampuan pegawai terhadap kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Cirebon.
18
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia, 2003
Universitas Sumatera Utara
21
yang diberikan oleh aparatur pemerintahan kepada masyarakat adalah pelayanan dalam bidang kependudukan. Akta kelahiran merupakan salah satu dokumen yang
harus dimiliki oleh setiap orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui dan mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Cirebon dalam pelayanan akta kelahiran. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Cirebon Tinggi yaitu sebesar 34,1. Besarnya pengaruh prosedur pelayanan
terhadap Kualitas pelayanan sebesar 10,69, besarnya pengaruh kemampuan pegawai terhadap Kualitas pelayanan sebesar 37,45, dan Kualitas pelayanan
yang dipegaruhi Prosedur Pelayanan dan Kemampuan Pegawai secara bersamaan sebesar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara Prosedur Pelayanan dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan.
19
19
http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=73036val=4925
Penelitian berikutnya, adalah penelitian yang dilakukan Modest Dahlan S
dengan judul Kualitas Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran Di Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan administrasi akta kelahiran di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
22
Upaya perbaikan kinerja organisasi pemerintah merupakan sesuatu yang harus terus menerus dilakukan. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah
memperbaiki proses kinerja masih terlalu birokratis dan cederung menyulitkan masyarakat yang ingin berhubungan dengan instansi pemerintah. Sebagai sebuah
organisasi publik yang terkait dengan pelaksanaan fungsi pelayanan, Dinas Kependudukan Dan Catatan salah satu lembaga publik yang memberi pelayanan
Administrasi Kependudukan guna menerbitkan dokumen Akta Kelahiran. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publik terindikasi masih belum maksimalnya
kualitas pelayanan pada Dinas ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran di Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun dilihat dari standar pelayanan yaitu prosedur, biaya, waktu, produk, sarana prasarana dan kompetensi
pegawai. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan
kunci, informan utama dan informan tambahan. Hasil dari penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perubahan Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran yang dirasakan oleh masyarakat. Selama Undang-Undang No.23 Tahun 2006 masih berjalan,
pelayanan di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun masih belum berkualitas karena prosedur pelayanan masih cukup panjang dan
rumit, waktu pengurusan yang cukup lama, biaya yang dikeluarkan masyarakat cukup mahal, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Ditengah proses
Universitas Sumatera Utara
23
penelitian, pemerintah menerbitkan Undang-Undang No.24 Tahun 2013, sehingga terdapat perubahan yang cukup mendasar terutama dari segi prosedur pelayanan
menjadi lebih mudah, waktu pelayanan semakin cepat dan biaya pelayanan yang sudah digratiskan. Namun masih terdapat komponen standar pelayanan yang
belum dapat dikatakan berkualitas yaitu pada sarana dan prasarana, sehingga Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil harus lebih berupaya dalam
meningkatkan mutu pelayanan terutama penyediaan fasilitas terkait
penyelenggaraan pelayanan administrasi Akta Kelahiran.
20
Metode penelitian merupakan suatu kajian dalam menjawab serta mempelajari peraturan yanng terdapat dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut
filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.
1.8 Metode Penelitian