81
b. Dapat memperkaya kajian-kajian teori sosiologi, khususnya teori-
teori yang berkaitan dengan masalah perilaku kesehatan reproduksi pada perokok wanita.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian
sejenis secara mendalam. b.
Dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian serupa dalam lingkup yang lebih luas.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
Sosiologi adalah induk ilmu sosial yang mengkaji secara ilmiah mengenai kehidupan manusia. Sosiologi merupakan suatu ilmu dimana
didalamnya mempelajari hakekat dan sebab-sebab dari berbagai pola dan perilaku manusia yang terjadi secara teratur dan bisa berulang-
ulang. Perlu dikatahui juga bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari banyak hal dan banyak bidang dengan tujuan dan persepsi
khusus yang satu sama lain berbeda-beda pula. Dalam Sosiologi ada 3 paradigma yang biasa digunakan untuk menelaah masalah-masalah
sosial yang ada. Ketiga paradigma tersebut adalah Paradigma Fakta Sosial, Paradigma Definisi Sosial dan Paradigma Perilaku Sosial.
Paradigma sosiologi adalah pandangan yang mendasar dari para sosiolog tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
82
semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma dianggap mampu membantu merumuskan tentang apa yang harus
dipelajari, persoalan-persoalan apa yang harus dijawab, dan bagaimana harus menjawabnya. Serta terkait dengan aturan-aturan apa yang harus
diikuti dalam mengintepretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan tersebut
Ritzer, 2009 : 8
. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma
perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya.
Lingkungan terdiri atas bermacam-macam obyek sosial dan non-sosial. Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan obyek sosial
adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek non sosial. Hubungan antara individu dengan obyek
sosial dan hubungan antara individu dengan obyek non sosial dikuasai oleh prinsip yang sama.
Teori yang termasuk dalam paradigma perilaku sosial adalah
Teori Behavioral Sociology
. Teori ini dibangun dalam rangka menerapkan prinsip perilaku kedalam sosiologi. Teori ini memusatkan
perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor. Teori ini
juga menerangkan bahwa tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat- akibat yang mengikutinya kemudian. Selain itu, terdapat hubungan
historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan aktor
83
dengan tingkah laku yang terjadi sekarang. Konsep dasar Behavioral Sociology yang menjadi pemahamannya adalah “
reinforcement
” yang dapat diartikan sebagai reward.
Ritzer, 2009 : 73
Teori kedua yang mendukung paradigma perilaku sosial ini adalah
Teori Pertukaran
exchange theory
. Teori
ini menitikberatkan pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku
untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Sehingga tindakan yang dilakukan seseorang bergantung pada ganjaran
reward
dan hukuman
punishment
yang diberikan terhadap tindakan tersebut. George Hommas menggunakan
teori behaviourism
dari ahli psikologi Skinner dalam usahanya menjelaskan proses pertukaran
dalam perilaku individu dan kelompok. Dengan mendasarkan pemikirannya
pada temuan
Skinner, kemudian
Hommas mengembangkan beberapa proposisi, diantaranya adalah sebagai
berikut: a.
Proporsi Sukses
The Success Proposition
Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh individu, semakin sering hadiah atau
reward
yang diterima menyebabkan makin sering tindakan itu dilakukan.
b. Proporsi Pendorong
The Stimulus Proposition
Dalam hal ini terdapat kecenderungan memperluas perilaku keadaaan yang serupa. Jika dimasa lalu tindakan individu sebagai
tanggapan stimulus dari suatu stimulus tertentu ternyata mendapatkan imbalan positif, maka jika stimulus serupa timbul
lagi, individu cenderung melakukan tindakan yang serupa atau sama. Pengalaman masa lalu sangat penting dalam penentuan
perilaku individu selanjutnya.
c. Proporsi Nilai
The Value Proposition
Proporsi ini menyatakan bahwa makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, maka semakin besar kemungkinan
ia melakukan tindakan itu.
84
d. Proporsi Depriasi - Kejemuan
The Deprivation-Satiation Proposition
Semakin sering individu atau seseorang menerima ganjaran khusus dimasa lalu, maka semakin kurang bernilai baginya setiap
unit ganjaran atau
reward
berikutnya. e.
Proporsi Persetujuan - Agresi
The Aggression - Approval Proposition
. Bila tindakan individu tidak mendapat ganjaran sesuai
dengan yang ia harapkan, atau menerima hukuman tapi tidak sesuai dengan yang ia harapkan, maka ia akan marah dan cenderung
melakukan tindakan agresif yang mengakibatkan tindakan tersebut lebih bernilai baginya. Dan bila tindakan individu mendapat hadiah
yang ia harapkan, terutama hadiah yang kebih besar daripada yang ia harapkan, atau tidak menerima hukuman seperti yang ia
bayangkan, maka ia akan puas dan cenderung melakukan tindakan yang disetujui yang mengakibatkan tindakan tersebut makin
bernilai baginya.
f. Proporsi Rasionalitas
The Rationality Proposition
Dalam memilih diantara berbagai tindakan alternatif, seseorang akan memilih satu diantaranya, yang dia anggap saat itu
memiliki value nilai sebagai hasil yang dikallikan dengan probabilitas untuk medapatkan hasil yang lebih besar.
Ritzer, 2005 : 361-366
Dalam proposisi ini Homans menekankan bahwa proposisi itu saling berkaitan dan harus diperlakukan sebagai suatu perangkat.
Masing-masing proposisi hanya menyediakan sebagian penjelasan untuk menjelaskan seluruh perilaku, kelima proposisi tersebut harus
dipertimbangkan. Paradigma perilaku sosial
Social Behavior
menekankan pendekatan obyektif empiris terhadap kenyataan sosial. Sosiologi
perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan
terhadap perilaku aktor serta memusatkan pada hubungan antara sejarah dan reaksi lingkungan atau akibat dan sifat perilaku tertentu
85
yang menentukan perilaku masa kini. Perilaku ini dapat bersifat positif maupun negatif ataupun netral, yang mempengaruhi aktor berikutnya.
Para sosiolog pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang
sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat, sedangkan masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami perubahan
yang cepat. Perubahan bukan semata-mata berarti suatu kemajuan
progress
namun dapat pula diartikan sebagai kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu. Perubahan yang terjadi belakangan
ini, khususnya perubahan yang terjadi pada baik pria maupun wanita merupakan gejala dinamin yang normal.
Soekanto, 2001 : 334
Proses perubahan masyarakat terjadi karena manusia adalah makhluk yang berfikir dan bekerja. Manusia disamping itu selalu
berusaha untuk memperbaiki nasibnya dan sekurang-kurangnya berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Dalam keadaan demikian,
terjadilah sebab-sebab perubahan, yaitu antara lain : inovasi pembaharuan, invensi penemuan baru, adaptasi penyesuaian secara
sosial dan budaya, serta adopsi penggunaan dari penemuan baru teknologi. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa perubahan
masyarakat terjadi karena keinginan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan disekelilingnya atau disebabkan oleh ekologi, dimana
dianggap bahwa persoalan perubahan masyarakat adalah hasil interaksi dari banyak faktor. Karena interaksi terjadi di segala bidang, maka
86
dengan sendirinya bukan saja perubahan terjadi dalam bidang sosial budaya akan tetapi juga dalam bidang ekonomi dan politik. Sebab
utama dari perubahan masyarakat adalah : keadaan geografi tempat pengelompokan sosial, keadaan biofisik kelompok, kebudayaan, dan
sifat anomi manusia. Sifat anomi manusia merupakan sifat yang ingin menjauhkan diri dari masyarakat, karena merasa mampu untuk
melakukan segala aktivitasnya tanpa bantuan banyak pihak.
Susanto, 1983 : 165. Gillin dan Gillin
mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat
Samuel Koenig
mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-
modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab- sebab ekstern. Adapun sebab-sebab intern adalah berasal dari dalam
diri, sedangkan sebab-sebab ekstern salah satunya adalah berasal lingkungan keluarga dan masyarakat.
Soekanto, 2001 : 337
. Disamping menggunakan paradigma perilaku sosial, penelitian
ini juga menggunakan teori aksi yang terdapat dalam paradigma definisi sosial yang menekankan pada tindakan sosial karya Max
Weber. Secara definitif Max Weber merumuskan sosiologi sebagai
87
ilmu yang berusaha menafsirkan dan memahami
interpretative understanding
tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai pada penjelasan kasual. Dalam definisi sosial ini terkandung
dua konsep dasarnya, yaitu tindakan sosial dan konsep tentang penafsiran serta pemahamannya.
Ritzer, 2009 : 39
2. Batasan Konsep