118
3. FAKTOR-FAKTOR
YANG MENYEBABKAN
WANITA MEROKOK
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab perilaku merokok pada wanita. Beberapa dari mereka ada yang mulai mengenal rokok
sejak usia anak-anak, namun sebagian besar awal mula mereka mengenal dan mulai mengkonsumsi rokok adalah saat mereka
memasuki masa remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja adalah masa dimana seseorang sedang dan masih harus berkembang menjadi
dewasa. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut bisa berasal dari dalam diri yang disebut watak dasar ataupun dari
sekitar mereka, baik lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan maupun lingkungan di sekitarnya.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan wanita merokok adalah sebagai berikut :
3.1 Faktor Individu
Faktor individu yang dapat menyebabkan seseorang khususnya wanita merokok yaitu faktor watak atau ciri kepribadian
tertentu. Melalui perwatakan atau ciri kepribadian yang dimiliki individu dapat menjadi dasar bahwa jika dalam menghadapi
permasalahan baik itu masalah yang diakibatkan dari ulah individu itu sendiri atau orang lain maka dapat terlihat perwatakan atau ciri
kepribadian yang dimiliki baik atau buruknya tergantung bagaimana cara menyikapi masalah tersebut sebagai contohnya jika
119 individu mempunyai kepribadian baik maka akan menyelesaikan
masalah dengan menggunakan rasio atau logika berfikir beserta perasaan yang dimilikinya namun jika kepribadian yang dimiliki
kurang baik maka segala penyelesaian masalah akan lebih mengutamakan naluri kemanusiawian yang tidak baik atau
bertindak untuk mencoba menghindari masalah yang dihadapinya dengan mengkonsumsi rokok dengan harapan bebannya sedikit
berkurang. Seperti yang diungkapkan oleh Elin, 20 tahun yang
mengatakan bahwa:
” Awal mula aku mengenal rokok ya dari orang-orang yang sering kulihat dijalan atau iklan di televisi itu mbak. Gimana
ya? Kalau lagi melihat orang yang merokok itu kayanya enak aja gitu, kayak tidak ada beban. Itu bikin aku penasaran dan
muncul rasa pengen nyobain waktu itu. Kebetulan waktu itu aku juga lagi ada masalah keluarga yang membuat aku
tertekan dan sampai stres, lalu aku pikir dengan merokok mungkin bisa mengurangi beban pikiranku. Sehingga aku
memutuskan untuk merokok sampai sekarang.”
Dari ungkapan diatas dapat diketahui bahwa faktor perwatakan atau ciri kepribadian seseorang dapat membuat
seseorang yang tadinya tidak merokok menjadi merokok. Kematangan pribadi seseorang sangat berpengaruh terhadap pola
berfikir seseorang untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
120
3.2 Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga memiliki peranan besar dalam membentuk kepribadian seseorang karena didalam keluargalah
pertama kali seseorang mengenal dunia. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa segala bentuk tindakan atau keinginan
khususnya dalam hal perilaku merokok seseorang akan berlangsung sama seperti yang dilakukan oleh orang tua atau
anggota keluarga yang lainnya. Dalam hal ini biasanya yang sering terjadi yaitu sikap imitasi atau meniru kebiasaan orang tua atau
anggota keluarga lainnya menjadi salah satu faktor penyebab seorang wanita berperilaku merokok.
Sehubungan dengan sikap anggota keluarga terhadap perilaku merokok, Marta mengungkapkan bahwa :
” Dari kecil itu saya ikut eyang saya mbak. Jadi tidak tinggal bersama orang tua. Kebetulan eyang saya dulu itu kerjanya
merias manten, dan biasane di Jawa kan ada hewes-hewes yang pake asepnya disebul-sebul gitu mbak. Aku sering ikut
eyang merias manten mbak. Terus liat eyang ngrokok. Nah kalo eyang habis ngisep itu biasane di taruh gitu aja atau di
kasih ke saya. Nah saya jadi ikut-ikutan. Jadi dari kecil itu sudah mulai mencuri-curi dan kecanduan gitu. Bahkan waktu
saya umur 9 tahun kan itu, saya sering gag jajan karena uangnya cuma buwat beli rokok. Dulu seringnya ngeteng mbak
diwarung-warung dekat rumah, terus ngrokok sambil sepedaan gitu. Eyang putri saya juga tau kalau saya ngrokok, tapi ya
tidak apa-apa. Eyang juga tidak melarang saya merokok. ”
Selain itu, Nunik 43 tahun mengungkapkan bahwa :
” Saya itu mulai mengenal rokok dari ayah saya mbak. Dulunya, bapak saya sering merokok didepan anak-anaknya
gitu mbak. Malahan saya pernah ditawari bapak saya untuk merokok. Katanya dari pada bengong mending sambil ngrokok
121
aja gitu. Tapi waktu itu saya masih sembunyi-sembunyi juga merokoknya, agar tidak ketahuan sama ibu. Lagi pula pada
waktu itu saya juga lagi banyak masalah, jadi ya saya cobain aja gimana rasanya. Eh ternyata malah jadi kebiasaan sampai
sekarang. Selain itu, suami saya juga tidak melarang kebiasaan merokok saya. Malah kadang-kadang kalau saya
lagi melamun atau bengong gituh dibeliin rokok sama suami saya. Biar ada temannya gitu katanya. ”
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dorongan untuk merokok dari mereka semakin kuat ketika ada dorongan dari orang
tua atau salah satu anggota keluarga lainnya. Pada umumnya sering dalam masyarakat bahwa orang tua akan melarang anaknya
merokok setelah anaknya sudah terlanjur merokok dan bukan mengantisipasi jauh-jauh sebelumnya agar anaknya tidak merokok.
Namun, bukan berarti anak yang merokok adalah kesalahan didikan dari orang tua semata. Boleh jadi, di rumah dilarang
merokok, tetapi karena pengaruh teman sepergaulan mereka menjadi ikut mencoba merokok yang pada akhirnya menyebabkan
kecanduan.
3.3 Faktor Lingkungan Pergaulan