Faktor Internal 1. Kesadaran Diri Akan Pentingnya Literasi

104 membaca buku. Cara ini dianggap memungkinkan untuk menjadikan budaya literasi menjadi meningkat terutama di kalangan mahasiswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan turut mempengaruhi perkembangan budaya literasi pada mahasiswa. 4.3.2. Faktor Internal 4.3.2.1. Kesadaran Diri Akan Pentingnya Literasi Ridwan, 2004 minat membaca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi gairah untuk membaca. Minat membaca didukung oleh sarana dan prasarana untuk membaca akan menumbuhkan kebiasaan membaca reding habbit, dan selanjutnya akan berkembang menjadi budaya baca dalam masyarakat. Minat baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Dengan adanya kebiasaan membaca dan didorong dengan kesadaran yang timbul dalam diri akan pentingnya literasi maka suatu budaya literasi akan tercipta di masyarakat. Seperti kutipan hasil wawancara berikut ini: “Menurut saya faktor mendasar terciptanya budaya literasi adalah kesadaran diri sendiri. Jadi tidak mungkin orang tua ataupun dosen menyuruh membaca namun dalam diri kita sendiri tidak ada kesadaran pentingnya literasi. Kalau sudah ada kesadaran dari diri sendiri maka orang tua ataupun dosen menjadi pendorong atau penyemangat kita dalam peningkatan minat membaca kita” Adra, 22 tahun Universitas Sumatera Utara 105 Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya budaya literasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi peningkatan literasi terutama pada mahasiswa. Dengan adanya kesadaran dalam diri sendiri maka faktor lainnya akan menjadi pendukung sehingga terciptanya mahasiswa yang berbudaya literasi tinggi. Universitas Sumatera Utara 106

BAB V KESIMPULAN

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara memiliki konsep yang berbeda-beda tentang literasi. Namun secara keseluruhan mahasiswa Teknik Industri lebih memandang literasi sebagai kegiatan membaca yang bertujuan positif dan seseorang akan mampu menulis dengan baik apabila banyak membaca. Mahasiswa Teknik Industri mengartikan literasi menjadi beberapa bagian yaitu literasi sebagai sumber informasi, literasi sebagai kegiatan pengkajian ilmu pengetahuan dan literasi sebagai hiburan. Dilihat dari intensitas dan kepemilikan bahan bacaan pada mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa masih kurangnya budaya literasi melekat pada mahasiswa saat ini. Hal ini disebabkan oleh kesibukan mahasiswa Teknik Industri dengan berbagai tugas terutama kegiatan “Laboratorium” atau yang sering disebut Lab yang sangat padat. Kegiatan yang berhubungan dengan literasi pada Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara saat ini seperti tugas kuliah, lomba keilmuan, penulisan jurnal ilmiah dan pengembangan kreatifitas mahasiswa masih dianggap kurang dalam peningkatan budaya literasi pada mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Kurang melekatnya budaya literasi pada mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu eksternal Universitas Sumatera Utara