Membaca di Perpustakaan Intensitas Membaca pada Mahasiswa Teknik Industri USU

59

3.3.1. Membaca di Perpustakaan

Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan tinggi adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan civitas akademik Dosen, Staf dan Mahasiswa akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kampus itu sendiri. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa sekolah ataupun kampus merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk minat baca seseorang terutama perpustakaan. Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Perpustakaan merupakan tempat yang berisi koleksi buku-buku baik berupa buku-buku ilmiah ataupun majalah dan sebagainya. Perpustakaan lebih umum dikenal sebagai suatu koleksi besar yang dibiayai atau dioperasikan oleh suatu kota atau institusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Seperti halnya perpustakaan yang berada di departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Di perpustakaan ini terlihat berbagai macam buku yang berkaitan dengan teknik industri. Namun, sering kali perpustakaan ini terlihat sepi. Sebagian besar dari mahasiswa yang diwawancarai mengakui bahwa mereka sangat jarang mengunjungi perpustakaan. “Kalau aku sih jujur jarang sekali ke perpustakaan ya, itupun kalau ada tugas kuliah yang mengharuskan untuk membaca buku baru deh aku kesana” Winahasanah, 21 tahun Universitas Sumatera Utara 60 Dari kutipan wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa perpustakaan bukan sebagai tempat yang rutin dikunjungi oleh mahasiswa, mereka lebih sering ke perpustakaan karena adanya keperluan untuk mengerjakan tugas bukan sengaja meluangkan waktu membaca untuk mendapat pengetahuan lebih. Menurut pengamatan dari penulis, kondisi perpustakaan yang berada di departemen Teknik Industri USU sangat memprihatinkan. Bukan dari segi bangunannya, melainkan dari tingkat intensitas mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan tersebut. Dari beberapa kali pengamatan penulis, perpustakaan selalu terlihat sepi. Hanya terlihat beberapa mahasiswa yang berada di perpustakaan yang sedang mengerjakan tugas kuliah. Perpustakaan tidak lagi memiliki peran yang semestinya. Realita seperti ini yang membuat penulis ingin mengetahui mengapa kondisi perpustakaan di kampus Teknik Industri USU memprihatinkan. Dari beberapa mahasiswa yang diwawancarai, menyatakan bahwa perpustakaan kampus Teknik Industri USU belum memiliki koleksi buku-buku yang lengkap dan juga tidak update. Mereka lebih memilih membaca di perpustakaan Universitas karena lebih nyaman dan lebih lengkap. “Perpustakaan Teknik Industri menurut saya sudah bagus ya, tapi mungkin masih kurang nyaman dan ada Gambar 3: Suasana Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 61 beberapa buku yang tidak lengkap dan belum update. Makanya saya lebih suka membaca di perpustakaan Universitas karena menurut saya dari segi tempat lebih nyaman dan juga dibanding perpustakaan Teknik Industri, perpus Universitas lebih lengkap.” Adra, 22 tahun. Dari hasil kutipan diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat kenyamanan dan kelengkapan buku-buku di perpustakaan menjadi faktor yang mempengaruhi intensitas mahasiswa untuk mau membaca di perpustakaan. Dengan melihat keadaan yang terjadi di perpustakaan Teknik Industri USU serta hasil dari wawancara dengan mahasiswa yang meyatakan bahwa perpustakaan kampus yang masih kurang memadai dan kurang nyaman. Sehingga membuat mahasiswa kurang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan terutama untuk membaca buku-buku di perpustakaan. Walaupun minat membaca dalam diri mahasiswa itu tinggi, kenyamanan dan ketersediaan buku-buku diperpustakaan sangat mempengaruhi. Winoto 1994 : 151 menyatakan kemampuan membaca pada diri seseorang bukan jaminan bagi terciptanya kebiasaaan membaca karena kebiasaan membaca juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti ketersediaan bahan bacaan. 21 Hal ini sejalan dengan pernyataan Gould 1991, 27 bahwa dalam setiap proses belajar, kemampuan mendapatkan ketrampilan-ketrampilan baru Perkembangan kebiasaan melakukan kegiatan merupakan proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. 21 http:eprints.rclis.org125491Menciptakan_Generasi_Literat_Melalui_Perpustakaan.pdf Universitas Sumatera Utara 62 tergantung dari dua faktor, yaitu faktor internal dalam hal ini kematangan individu dan ekternal seperti stimulasi dari lingkungan. Faktor eksternal yang seringkali disorot berpengaruh terhadap perkembangan minat dan kebiasaan membaca seseorang adalah lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan, dalam hal ini guru dan perpustakaan. Perpustakaan menjadi fokus sentral dalam hal akses ke bahan bacaan karena masyarakat menaruh harapan besar pada lembaga ini untuk menyediakan informasi yang mereka butuhkan. 22

3.3.2. Membaca di Kampus