V-67
4. Perhitungan produktivitas setelah dilakukan perbaikan sistem perawatan mesin.
4.9. Analisis Pemecahan Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisis dari pengolahan data, yaitu: 1.
Analisis FMEA untuk menentukan perawatan terhadap komponen mesin kritis.
2. Analisis Logic Decision Tree Analysis untuk menentukan kategori
komponen mesin kritis. 3.
Prosedur perawatan berdasarkan kegiatan pemilihan tindakan untuk menentukan tindakan yang akan diambil.
4. Ringkasan penurunan downtime yang membandingkan sistem perawatan
sekarang sebelum dilakukan perbaikan dan usulan sesudah dilakukan perbaikan serta mengetahui besarnya nilai penurunan downtime.
5. Analisis perhitungan produktivitas dengan cara membandingkan produktivitas
sekarang sebelum dilakukan perbaikan dan usulan sesudah dilakukan perbaikan
Universitas Sumatera Utara
V-68
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan di departemen produksi pada mesin produksi lini II di PT. Jakarana Tama Medan. Adapun dalam proses produksinya, perusahaan
didukung oleh beberapa mesin, yaitu : mesin mixer, feeder, press, slitter, steam box, cutter, fryer, dryer dan mesin packaging.
5.1.1. Data Waktu Downtime
Data waktu downtime pada mesin produksi lini II di PT. Jakarana Tama Medan dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1. Downtime Mesin Produksi Lini II Tahun 2013
Tahun Bulan
Downtime jam Jam Operasi
Downtime
2013
Januari 28.08
45 44.58
Februari 16.76
156 17.09
Maret 15.28
137 26.62
April 11.00
109 9.86
Mei 16.19
170 13.40
Juni 8.84
147 8.39
Juli 15.59
132 14.23
Agustus 19.33
131 19.32
September 20.20
102 18.67
Oktober 20.19
149 13.55
November 9.01
154 6.85
Desember 7.68
148 5.19
Sumber: Departemen Teknik PT Jakarana Tama Medan
Universitas Sumatera Utara
V-69
5.1.2. Data Historis Kerusakan Mesin Produksi
Data frekuensi breakdown dan persentase kumulatif dari kerusakan mesin produksi lini II di PT. Jakarana Tama Medan dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan
Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.2. Frekuensi Breakdown Mesin Produksi Lini II Tahun 2013
Mesin Bulan
Total 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 Mixer
2 1
5 6
1 15
Press Steam Box
1 1
2 2
1 1
3 1
1 4
17
Cutter 36
Fryer
4 5
6 4
1 5
3 2
30
Dryer
3 3
Packaging 12
13 11
10 6
6 9
8 18
10 4
8 115
Sumber: Departemen Teknik PT Jakarana Tama Medan
Tabel 5.3. Persentase Kumulatif Mesin
Frekuensi Kerusakan
Persentase Frekuensi
Kerusakan Persentase
Kumulatif Downtime
jam Persentase
Downtime Persentase
Kumulatif
Mixer 15
6.85 6.85
5.59 5.30
5.30
Press 17
7.76 14.61
8.28 7.85
13.14
Steam Box 3
1.37 15.98
0.75 0.71
13.85
Cutter 36
16.44 32.42
14.03 13.29
27.15
Fryer 30
13.70 46.12
20.09 19.04
46.18
Dryer 3
1.37 47.49
7.67 7.27
53.45
Packaging 115
52.51 100,00
49.13 46.55
100,00
Total 219
100.00 105.54
100.00
Universitas Sumatera Utara
V-70
Gambar 5.1. Pareto Diagram Breakdown Mesin Produksi Lini II
PT Jakarana Tama Medan
Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah breakdown yang dapat dilihat pada Gambar 5.1, mesin packaging merupakan mesin yang paling sering mengalami
kerusakan. Adapun data kerusakan dan interval kerusakan komponen kritis mesin packaging tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
VI-1 5.2.
Pengolahan Data 5.2.1. Identifikasi Sistem
Maintenance Aktual
Adapun sistem perawatan mesin dan peralatan PT Jakarana Tama Medan saat ini antara lain :
1. Perawatan mesin sebelum proses pengolahan dimulai
Perawatan dilakukan dengan membersihkan mesin-mesin dan memeriksa pelumas motor penggerak jika diperlukan.
2. Pembersihan mesin setelah proses pengolahan selesai
Membersihkan tepung-tepung yang terdapat pada mesin setelah proses produksi selesai.
3. Pembongkaran mesin untuk mengganti komponen mesin yang rusak
Perawatan dilakukan dengan menggantimemperbaiki komponen yang rusak bila diketahui terdapat kegagalan fungsi akibat kerusakan komponen-
komponen pada mesin tertentu. 4.
Pembongkaran mesin secara keseluruhan jika diperlukan Pembongkaran mesin secara keseluruhan dilakukan apabila mesin tidak dapat
berfungsi sama sekali. Lamanya waktu perbaikan bervariasi tergantung pada kerusakan yang ditemukan pada waktu pembongkaran.
Berikut ini akan diuraikan aktivitas perawatan aktual dalam bentuk flowchart ketika terjadi kerusakan komponen mesin. Melalui flowchart tersebut,
dapat terlihat bahwa sistem perawatan aktual memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak adanya jadwal pergantian komponen yang mengakibatkan kurangnya
persiapan sumber daya dalam menghadapi kerusakan.
Universitas Sumatera Utara
VI-72
Kerusakan Komponen
Apakah mekanik tersedia
Mekanik mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
peralatan dan sparepart Mekanik melaporkan hasil
analisis ke supervisor ACC dari supervisor?
Mekanik mengisi daftar pengambilan sumber daya
Sumber daya tersedia Mempersiapkan rencana
perbaikan
Mesin berfungsi kembali? Mekanik mencatat penyebab
kerusakan, waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan
Selesai Mekanik membeli spareparttools
yang diperlukan Daftar pengambilan peralatan dan
sparepart Menunggu
Daftar kerusakan
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak
Tidak Tidak
Tidak Mekanik sedang mengerjakan
perbaikan di mesin lain Operator mesin melaporkan
kerusakan ke bagian maintenance
Mekanik mengidentifikasi masalah kerusakan
Mekanik menjalankan mesin Mekanik melakukan kegiatan
perbaikan
Gambar 5.2. Flowchart Perawatan Mesin Aktual
Universitas Sumatera Utara
VI-73
Sumber: Departemen Teknik PT Jakarana Tama Medan Dengan sistem perawatan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini,
tingkat kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi masih cukup tinggi dan memiliki kelemahan yaitu tidak adanya jadwal pergantian komponen yang
mengakibatkan kurangnya persiapan sumber daya dalam menghadapi kerusakan komponen. Faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah adalah manusia,
mesin, materialperalatan dan lingkungan. Untuk dapat mengidentifikasi lebih detail penyebab masalah tersebut, maka digunakan pertanyaan “Mengapa
Terjadi?” sehingga dapat diperoleh akar atau sumber penyebab masalah dalam bentuk level yang diyakini merupakan akar masalah yang ingin dipecahkan
9
. Berdasarkan hasil identifikasi penyebab tingginya downtime pada Tabel 5.6, maka
digambarkan diagram sebab akibat cause and effect diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Tabel 5.6. Identifikasi Penyebab Tingginya Downtime Mesin
Faktor Umum Operator
Metode Mesin
Lingkungan
Mengapa Terjadi?
Tingkat 1
Rendahnya ketelitian dan
kepedulian operator
Masih bersifat Corrective
maintenanace Kerusakan
Mesin Suhu tinggi
Tingkat 2
Kurangnya pemahaman
operator terhadap
mesin operasi Kurangnya
tindakan pemeliharaan
Umur mesin Kurangnya
identifikasi kerusakan dini
Kesalahan operasi kerja
Ventilasi yang kurang
Tingkat 3
Komunikasi antar operator
belum baik Tidak ada
jadwal pergantian
komponen SOP dan
jadwal perwatan tidak
efektif Pertukaran
panas tidak seimbang
Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara di PT. Jakarana Tama Medan
9
Dorothea Wahyuni, Pengendalian Kualitas Statistik. Hal 19-21.
Universitas Sumatera Utara
VI-74
MesinPeralatan Operator
Metode Lingkungan
Kerusakan mesin peralatan
Identifikasi kerusakan dini belum memadai
Kesalahan operasi kerja
Umur mesin dan peralatan yang sudah tua
Kurang teliti
Corrective Maintenance
Tingginya downtime
mesin
SOP dan jadwal perawatan belum efektif
Tidak ada jadwal pergantian komponen
Prosedur tidak baik Operator tidak paham
Komunikasi tidak baik
Suhu tinggi
Ventilasi kurang Pertukaran panas
tidak seimbang
Gambar 5.3. Cause and Effect Diagram
Universitas Sumatera Utara
VI-75
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Tindakan Perawatan Berdasarkan Pendekatan RCM