Komitemen organisasi mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor 1.044, dengan angka Tolerance 0.958 dan keadilan Prosedural mempunyai nilai
VIF sebesar 1.028 dengan angka Tolerance 0.972 serta Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai nilai VIF 1.016 dengan angka Tolerance 0.984, hal ini
pengujian menggunakan VIF dan Tolerance menunjukan bahwa tidak ada yang bernilai lebih dari 10 dan kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi.
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar
5.2
Gambar 5.2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 5.2. di atas bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terdapat
heterokedastisitas. Uji Heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan melakukan uji glejser.
Dengan nilai signifikan untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,05 dapat dilihat Tabel 5.13
Tabel 5.13. Pengujian Heterokedasitas dengan Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 8.122
5.956 1.364
.182 Komitmen
organisasi -.153
.128 -.214
-1.194 .242
Keadilan Prosedural
-.031 .151
-.037 -.208
.836
Paritisipasi penyusunan
anggaran -.034
.144 -.042
-.238 .814
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 data diolah Dari Tabel 5.13. diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel
independen yang signifikan mempengaruhi varibel dependen. Hal ini terlihat dari nilai probilitas signifikannya diatas 5 , jadi dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri pengujian normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas diperoleh kesimpulan bahwa
model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
5.3.1. Pengaruh komitmen organisasi, keadilan prosedural, partisipasi penysunan anggaran terhadap kinerja manajerial secara serempak.
Dalam hal ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel independen bebas terhadap variabel dependen terikat secara bersama-sama
tabel dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Uji Hipotesis F Serempak
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
45.425 3
15.142 3.544
.026
a
Residual 132.461
31 4.273
Total 177.886
34 a. Predictors: Constant, total x3, total x2, total x1
b. Dependent Variable: total y
Berdasarkan hasil uji serempak dapat dilihat dari nilai signifikannya sebesar 0,026 atau lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa secara serempak komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partispasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Pengaruh komitmen organisasi, keadilan prosedural, partisipasi penysunan anggaran terhadap kinerja manajerial secara parsial.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel independen bebas terhadap variabel dependen terikat secara parsial individual. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Hasil uji pengaruh komitmen organisasi, keadilan prosedural, partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial secara parsial.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 6.803
11.739 .580
.566 Komitmen
organisasi .757
.253 .473
2.987 .005
Keadilan Prosedural
.456 .298
.241 1.533
.135 Partisipasi
penyusunan anggaran
.314 .284
.173 1.105
.278
a. Dependent Variable: total y
Sumber: Lampiran Berdasarkan hasil uji parsial dapat dilihat bahwa nilai signifikannya dari
komitmen organisasi KO sebesar 0,005 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja manajerial,
sedangkan keadilan prosedural KP sebesar 0,135 0.05 maka keadilan prosedural tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial dan
partisipasi penyusunan anggaran PPA sebesar 0,278 0.05 maka partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial. Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa manajer yang berada di
Universitas Sumatera Utara
Akademi Pariwisata Medan memiliki tingkat komitmen dalam berorganisasi yang tinggi. Sedangkan partisipasi penyusunan anggaran sepenuhnya tidak hanya
melibatkan kinerja manajerial Akademi Pariwisata Medan yang berada di Medan tetapi melibatkan pusat yang tidak ikut dalam populasi penelitian ini. Begitu juga
dengan keadilan prosedural terkadang didalam pemerintahan ini banyak sikap yang sedikit kurang adil yang ditunjukan oleh kalangan manajer. Manajer
biasanya lebih memfokuskan pekerjaan kepada seseorang yang merasa lebih memiliki keterikatan dengan anggotanya, sehingga terkadang sikap keadilan
didalam lini pemerintahan secara riil nya kurang memiliki sikap keadilan prosedural yang tinggi.
Y = 6.803 + 0.757X1 + 0.456X2 + 0.314X3
Dari hasil persamaan regresi diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 6.803 yang menyatakan bahwa apabila variabel indepeden yaitu komitmen organisasi,
keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran tidak ditingkatkan maka kinerja manajerial tetap sebesar 6.803 pada Akademi Pariwisata Medan .
Koefisien regresi X
1
yakni komitmen organisasi sebesar 0.757 menyatakan bahwa apabila komitmen organisasi mengalami peningkatan sebesar 1 Rupiah maka akan
meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0.757 dengan asumsi varibel lainnya tetap atau sama dengan nol. Selanjutnya apabila koefisien regresi X
2
yakni keadilan prosedural meningkat sebesar 0.456 yang menyatakan bahwa apabila
keadilan prosedural mengalami peningkatan sebesar 1 Rupiah maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0.456 dengan asumsi variabel lainnya
tetap atau sama dengan nol. Begitu pula dengan koefisien regresi X
3
yakni
Universitas Sumatera Utara
partisipasi penyusunan anggaran meningkat sebesar 0.314 yang menyatakan bahwa apabila partisipasi penyusunan anggaran mengalami peningkatan sebesar 1
Rupiah maka akan mengalami peningkatan terhadap kinerja manajerial sebesar 0.314 dengan asumsi variabel lainnya tetap sama atau sama dengan nol.
5.3.3.Koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
Tabel 5.16. Uji Koefisien Determinasi R
pada initinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen . Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu Gojali, 2001. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat dilihat pada Tabel 5.16.
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.505
a
.255 .183
2.067 2.090
a. Predictors: Constant, total x3, total x2, total x1 b. Dependent Variable: total y
Sumber : Hasil penelitian, 2012 data diolah. Dari Tabel 5.16. dapat diketahui bahwa koefisien determinasi adjusted R
2
yang diperoleh sebesar 0.255. Hal ini berarti 25.5 kinerja manejerial dapat dijelaskan oleh varibel komitmen organisasi, keadilan prosedural, partisipasi
penyusunan anggaran, sedangkan sisanya 75,5 kinerja manejerial dipengaruhi oleh variabel – variabel lainnya yakni obyektifitas, kejujuran dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Pembahasan 5.4.1. Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Cosyanata 2001 yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi
terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada Perguruan tinggi swasta. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yakni manajer yang berada di
dalam penelitian Cosyanata hampir sama dengan jumlah yang populasi yang ada didalam penelitian ini.
Menurut Cherirington 1996 dalam Khikmah 2005 komitmen organisasi sebagai nilai personal, yang kadang-kadang mengacu sebagai sikap loyal pada
perusahaan. Robbins 2003 mengemukakan komitmen organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka terhadap
organisasi tempat bekerja. Dalam organisasi akademi pariwisata medan merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan pegawai bahkan
mahasiswa, maka manajer dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar maupun pimpinan mampu menjalankan kebijakan–kebijakan dengan tujuan–tujuan
tertentu dan mempunyai komitmen yang kuat terhadap tempat dia bekerja. Hal ini dilakukannya untuk memajukan perguruan tinggi dan mengembangkan serta
menjadikan perguruan tinggi tersebut menjadi berkualitas, dengan komitmen yang kuat memungkinkan seorang manajer bisa mengeluarkan sumber daya fisik,
mental, dan spiritual tambahan yang dapat diperoleh. Masalah ini dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
rasa memiliki, kebanggaan, dan pengabdiannya serta bagaimana tanggung jawab seseorang bila organisasi menghadapi suatu masalah.
Komitmen organisasi dideskripsikan dalam dua tipe yaitu komitmen affective dan komitmen continuance. Penelitian sebelumnya melibatkan komitmen
organisasi yang fokus pada komitmen afektif. Dengan demikian, pada penelitian selanjutnya, termasuk pada penelitian ini juga menguji pengaruh komitmen afektif
terhadap hubungan komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Komitmen affective didefinisikan sebagai
kesediaan melakukan upaya secara terus-menerus untuk mencapai kesuksesan organisasi. Karakteristik komitmen afektif antara lain kepercayaan yang kuat dan
keterterimaan nilai dan tujuan organisasi Ahmad dan Fatima, 2008.
5.4.2. Keadilan Prosedural tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial