petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014.
4.4.3 Hubungan Komitmen Normatif dengan Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014 Pengujian secara statistik antara variabel komitmen normatif dengan kinerja
petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan tahun 2014 ditampilkan pada Tabel
4.21. Tabel 4.21 Hasil Hubungan antara Komitmen Normatif dengan Kinerja Petugas
Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014
Komitmen Normatif Kinerja Petugas
Total P
value Tinggi
Rendah n
n n
Baik 17
53,1 5
15,6 22
68,8 0,005
Tidak Baik 2
6,3 8
25,0 10
31,3
Total 19
59,4 13
40,6 32 100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa komitmen normatif yang baik pada kinerja petugas sebanyak 22 responden 68,8, ada sebanyak 17 responden 53,1
diantaranya memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan 5 responden 15,6 memiliki kinerja yang rendah.
Dari 10 responden 31,3 menyatakan komitmen normatif yang tidak baik, ada sebanyak 2 responden 6,3 yang memiliki kinerja tinggi dan 8 responden
25,0 lagi memiliki kinerja yang rendah pula.
Universitas Sumatera Utara
Hasil statistik menunjukkan nilai p-value = 0,0050,05 berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara komitmen normatif dengan kinerja petugas
sistem manajemen kesehatan lingkungan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014.
4.5 Analisis Multivariat
Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik berganda dengan metode enter, yang bertujuan untuk mengetahui variabel independen mana yang
paling mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 4.22 Hasil Analisis Multivariat Variabel
B Sig
Exp B
95 CI
Komitmen Afektif 2,816
,029 5,746
0,548;48,541 Komitmen Kontinuans
-2,941 ,021
3,547 1,258;26,584
Komitmen Normatif 3,547
,012 12,253 2,354;46,587
Constant -5,017
,000 ,000
Berdasarkan Tabel 4.22 maka dapat diketahui bahwa hasil uji statistik p-value
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen afektif, komitmen kontinuans, dan komitmen normatif berpengaruh terhadap kinerja petugas sistem
manajemen kesehatan lingkungan di wilayah kerja rumah sakit umum daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan tahun 2014. Variabel yang paling berpengaruh adalah
komitmen normatif karena memiliki nilai koefisien regresi B paling besar yaitu 3,547 dan nilai Exp B terbesar yaitu 12,253. Artinya responden yang memiliki
komitmen normatif yang baik kemungkinan 12,253 kali memiliki kinerja yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki komitmen normatif yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi komitmen afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif yang mempengaruhi
kinerja petugas adalah sebagai berikut: p y =
1 1+�
−β0+β1X1+ β2X2 + ……+ βiXi
Maka probabilitas untuk komitmen berdasarkan nilai-nilai prediktor adalah : p y
=
1 1+�
−−5,017+2,816X1−2,941X2+3,547X3
p y =
1 1,60
p y Keterangan:
=
0,625
p : probabilitas kinerja petugas
X
1
X : Komitmen Afektif, koefisien regresi 2,816
2
: X
Komitmen Kontinuans, koefisien regresi -2,941
3
Prediktor komitmen afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif berpeluang sebesar 62,5 dalam meningkatkan kinerja petugas sistem manajemen
kesehatan lingungan rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Sedangkan sisanya sebesar 37,5 merupakan faktor lain diluar
prediktor. : Komitmen Normatif, koefisien regresi 3,547
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Komitmen Afektif dengan Kinerja Petugas
Hasil uji statistik chi square mengenai komitmen afektif responden terhadap kinerja petugas menunjukkan nilai p-value 0,05. Artinya terdapat hubungan antara
komitmen afektif dengan kinerja petugas yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan. Komitmen memiliki hubungan dengan kinerja petugas, dimana komitmen
petugas merupakan kesediaan petugas untuk bekerja keras, rasa bangga dan perasaan memiliki terhadap organisasi rumah sakit. Bekerja keras berarti adanya kemauan
yang kuat dari petugas untuk berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas, pokok dan fungsinya di rumah sakit sebagai bagian dari sistem
manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit. Kerja keras ini tentu akan menghasilkan upaya penyehatan lingkungan di rumah sakit yang akan terwujud
menjadi lebih baik. Sebaliknya, tanpa kerja keras mustahil akan menghasilkan komitmen petugas untuk mengikat dirinya dalam bekerja secara sukarela untuk
menghasilkan kinerja yang optimal. Rasa bangga petugas menjadi bagian dari sistem manajemen kesehatan
lingkungan rumah sakit akan memberi pengaruh besar dalam menciptakan kinerja yang tinggi. Petugas akan bekerja atas dasar keinginan sendiri, yang berarti tidak ada
104
Universitas Sumatera Utara