Pengaruh Komitmen yang Dominan terhadap Kinerja Petugas

melaksanakan penanganan limbah dengan baik dan benar. Ditambah oleh kajian Depkes RI dan WHO, bahwa hampir 65 rumah sakit belum melaksanakan pemilahan antara limbah medis dan limbah domestik dan sebanyak 98 rumah sakit belum melakukan pencatatan dan pelaporan masalah pengelolaan limbah rumah sakit. Adisasmito 2007 menyatakan bahwa penerapan kesehatan lingkungan rumah sakit bermanfaat untuk perlindungan lingkungan, manajemen lingkungan rumah sakit yang lebih baik, pengembangan SDM, kontinuitas peningkatan performa lingkungan rumah sakit, peraturan perundang-undangan, bagian dari manajemen mutu terpadu TQM, total Quality Management, pengurangan dan penghematan biaya serta paling penting adalah untuk meningkatkan citra rumah sakit.

5.5 Pengaruh Komitmen yang Dominan terhadap Kinerja Petugas

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel komitmen afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif berpengaruh terhadap kinerja petugas kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Diantara ketiga variabel komitmen, komitmen normatif berpengaruh secara dominan terhadap kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas kesehatan lingkungan rumah sakit dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan komitmen normatif petugas. Yaitu melalui penegakan disiplin dan peraturannorma-norma yang berlaku di rumah sakit. Oleh karena itu petugas akan meningkatkan kinerjanya karena Universitas Sumatera Utara komitmennya terhadap kedisiplinan dan loyal pada peraturan yang berlaku menyebabkan petugas bekerja dengan sebaik-baiknya. Kualitas dan kuantitas komitmen normatif dapat dievaluasi melalui absensi kehadiran . Disiplin petugas tidak saja tergantung dari personal petugas, namun sangat tergantung dari manajemen rumah sakit. Adanya aturan tentang jam kerja absensi, memudahkan manajemen rumah sakit mengikat petugas untuk tetap berada di lingkungan rumah sakit dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmadjaja 2001 menyatakan bahwa komitmen sangat dipengaruhi oleh manajemen rumah sakit sendiri. Ditambahkan oleh Lani 2011 yang mengutip teori Riggio 2000 yang menyatakan bahwa komitmen adalah perasaan dan sikap para petugas terhadap organisasi tempatnya bekerja. Dijelaskan bahwa seseorang pegawai yang memiliki perasaan positif terhadap organisasi kerja akan lebih sedikit absensinya dalam bekerja. Selanjutnya dijelaskan bahwa sedikit pegawai dengan perasaan positif terhadap organisasi akan meninggalkan pekerjaannya resign untuk bekerja pada perusahaan lain. Komitmen normatif mempengaruhi kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan secara dominan. Semakin baik komitmen normatif petugas maka akan semakin tinggi pula kinerja petugas dalam menyumbang tenaga dan fikiran untuk kepentingan organisasi rumah sakit. Hal ini sesuai dengan teori Adisasmito 2008, yang menyatakan bahwa dasar dari pelaksanaan implementasi sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit adalah komitmen organisasi. Ditambah lagi oleh Universitas Sumatera Utara Trisnantoro 2005 bahwa rumah sakit mempunyai SDM yang sangat bervariasi, dari variasi pendidikan rendah hingga pendidikan tertinggi. Budaya ini harus mampu dibentuk untuk menggalang nilai-nilai kerja dan komitmen berbagai SDM di rumah sakit. Komitmen yang ada di organisasi rumah sakit juga berbeda-beda, namun pada intinya komitmen merupakan konsep perilaku perorangan yang mempengaruhi kenyamanan kerja, meningkatkan produktivitas kerja dan mempertebal rasa memiliki terhadap lembaga. Hal-hal ini memberi hasil berupa kinerja rumah sakit yang prima.

5.6 Keterbatasan Penelitian