Jenis Penelitian Metode Analisis Data Analisis bivariat, dengan menggunakan uji statistik Chi Square, yaitu untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory survey dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen terhadap kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away, Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan yang dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2014. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang berjumlah 32 orang sampai dengan Desember 2013.

3.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah keseluruhan dari populasi total sampling petugas sistem manajemen kesehatan 59 Universitas Sumatera Utara lingkungan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang berjumlah 32 orang. Tabel 3.1 Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang Menjadi Sampel No. Jabatan Jumlah 1 2 3 4 5 Direktur Rumah Sakit Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik Instalasi IPSRS Instalasi Sanitasi Cleaning Service 1 2 4 5 20 Jumlah 32 Sumber : Profil RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan, 2013

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara interview dan observasi observation yang dilakukan peneliti untuk mencari informasi tentang fakta-fakta yang nyata mengenai komitmen terhadap kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit. Pedoman yang digunakan adalah lembaran wawancara dan observasi yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen rekam medik penelusuran kegiatan program sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit serta data-data pendukung pada instansi lain yang terkait. Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan untuk mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan kepada 20 orang petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan di RSUD Abdya Kabupaten Aceh Barat Daya dengan pertimbangan karakteristik petugas kesehatan lingkungan di rumah sakit tersebut relatif sama dengan lokasi penelitian. a. Validitas Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 valid Gozhali, 2005. b. Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6, maka alat ukur tersebut reliabel Gozhali, 2005. Adapun hasil yang diperoleh adalah seluruh pertanyaan variabel komitmen afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif mempunyai r-hitung 0,3 pada pengujian α = 5 dengan alpha cronbach 0,6, maka dapat disimpulkan Universitas Sumatera Utara bahwa seluruh pertanyaan variabel komitmen afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif adalah valid dan reliabel. Pertanyaan variabel kinerja petugas sebanyak 6 soal mempunyai r-hitung 0,3 pada pengujian α = 5 dengan alpha cronbach 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel kinerja petugas adalah valid dan reliabel.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas Variable Independent

Komitmen merupakan gambaran kesediaan petugas memberikan tenaga dan kesetiaannya kepada organisasi rumah sakit dalam menjalankan sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit, yang dinyatakan dalam tiga komponen yaitu komitmen afekif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif. 1. Komitmen afektif adalah kesedian petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem manajemen kesehatan lingkungan untuk bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Yuliddin Away Tapaktuan. Dengan indikator penelitian adalah: a. Bekerja keras yaitu kesediaan petugas untuk berusaha secara maksimal bagi kemajuan penyelenggaraan dan pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan di rumah sakit. b. Rasa bangga, yaitu perasaan bangga menjadi petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem manajemen kesehatan lingkungan di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara c. Perasaan memiliki yaitu ikatan emosional yang kuat terhadap pekerjaan sebagai petugas yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit. 2. Komitmen kontinuans adalah kesediaan petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan untuk mempertahankan keanggotaannya pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Yuliddin Away Tapaktuan karena perhitungan untung rugi, dengan indikator : a. Tercukupi kebutuhan yaitu pertimbangan petugas dalam bekerja di rumah sakit, apakah kebutuhannya tercukupi bila tetap bekerja di rumah sakit. b. Jaminan kehidupan yaitu keyakinan petugas untuk bekerja menetap di rumah sakit karena terpenuhi kebutuhan hidup. 3. Komitmen normatif adalah kesediaan petugas yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit untuk mengikuti peraturan dan norma-norma yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, dengan indikator penelitian adalah: a. Disiplin yaitu kehadiran petugas tepat waktu dan efektif dalam menggunakan waktu kerja untuk menyelesaikan pekerjaan pelaksanaan kegiatan manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit . b. Pelayanan terhadap kesehatan lingkungan yaitu pelaksanaan tugas atau kegiatan yang diberikan kepada petugas yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit terhadap upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang dilaksanakan secara maksimal. Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Variabel Terikat Variable Dependent

Kinerja petugas adalah hasil kerja petugas yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit dalam mengimplementasikan upaya kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Dengan indikator memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Variabel independent dan variabel dependen dapat dijelaskan lebih terinci dalam Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Variabel Independent dan Variabel Dependent Variabel Dimensi Sub Variabel Indikator I. Komitmen a. Komitmen Afektif b. Komitmen Kontinuans c. Komitmen Normatif a. Bekerja keras b. Rasa bangga c. Perasaan memiliki a. Tercukupi Kebutuhan b. Jminan Kehidupan a. Disiplin b. Pelayanan Kesling Kinerja petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit a. Fisik Observasi Memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit 1. Penyehatan lingkungan RS 2. Penyehatan Ruangan 3. Penyehatan makanan 4. Penyehatan air 5. Pengelolaan limbah 6. Pengelolaan laundry 7. Pengendalian seranggatikus b. Nonfisik observasi 1. Penyuluhan kesehatan lingkungan RS Universitas Sumatera Utara 3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Aspek Pengukuran Komitmen Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Variabel komitmen petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit diukur dengan 20 item pertanyaan. Jumlah pertanyaan untuk dimensi komitmen adalah: a. Komitmen afektif dengan 6 item, terdiri dari pertanyaan 1-6 soal. b. Komitmen kontinuans dengan 6 item, terdiri dari pertanyaan 7-12 soal. c. Komitmen normatif dengan 8 item, terdiri dari pertanyaan 13-20 soal. Bobot penilaian untuk setiap pertanyaan nilai terendah dengan skor 1 dan nilai tertinggi dengan skor 5 dan jawaban disusun dengan pembobotan skoring. Selanjutnya nilai skoring komitmen dikategorikan menjadi baik dan tidak baik. Tabel aspek pengukuran komitmen petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Komitmen Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil UkurSkor Skala Ukur Komitmen Afektif Wawancara Kuesioner dengan menggunakan skala Likert -Baik 19-30 -Tdk baik 6-18 Ordinal Komitmen Kontinuans Wawancara Kuesioner dengan menggunakan skala Likert -Baik 19-30 -Tdk baik 6-18 Ordinal Komitmen Normatif Wawancara Kuesioner dengan menggunakan skala Likert -Baik 25-40 -Tdk baik 8-24 Ordinal Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Aspek Pengukuran Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan observasi dengan kategori. Variabel ini diukur dengan 6 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan pembobotan skoring. Bobot penilaian untuk setiap pertanyaan dimana jawaban ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Variabel kinerja diukur dengan 6 indikator pertanyaan. Aspek pengukuran kinerja petugas disajikan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil UkurSkor Skala Ukur Kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit Wawancara Kuesioner dengan menggunakan skala Guttman - Tinggi 4 - 6 - Rendah 0 - 3 Ordinal Observasi pemeriksaan kesehatan lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan adalah: 1 Dimensi fisik yaitu upaya penyehatan yang dilakukan petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai wujud implementasi sistem manajemen kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan berdasarkan Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 1204MENKESSKX 2004, dengan indikator sebagai berikut: a Penyehatan terhadap Lingkungan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara 1. Memenuhi syarat jika, penyehatan terhadap lingkungan dan konstruksi bangunan rumah sakit dilakukan yang dimulai dari lantai dan dinding yang kuat, rata dan bersih. Ventilasi alam atau lubang ventilasi minimum 15 x luas lantai, atap tidak bocor dan berwarna terang. Langit-langit kuat dengan tinggi minimal 2,7 m dari lantai. Konstruksi balkon, beranda dan talang tidak tergenang air dan mudah dibersihkan. Pintu kuat dan dapat menghalangi masuknya serangga dan tikus. Pagar kuat dan aman. Halaman taman dan tempat parkir bersih dan dapat menampung kendaraan petugas dan pengunjung. Jaringan instalasi aman dan terlindung. Saluran air limbah tertutup dan aliran lancar, memiliki skor ≥ 300. 2. Tidak memenuhi syarat jika, tidak melakukan penyehatan terhadap lingkungan dan konstruksi bangunan rumah sakit, lantai dan dinding yang tidak kuat, tidak rata dan kotor. Tidak mempunyai ventilasi minimum 15 x luas lantai, atap bocor dan berwarna gelap. Langit-langit tidak kuat dan ukuran kurang dari 2,7 m dari lantai. Konstruksi balkon, beranda dan talang mudah tergenang air dan sulit dibersihkan. Pintu tidak kuat dan tidak dapat menghalangi masuknya serangga dan tikus. Pagar tidak kuat dan tidak aman. Halaman taman dan tempat parkir tidak bersih dan tidak dapat menampung kendaraan petugas dan pengunjung. Jaringan instalasi tidak aman dan tidak terlindung. Saluran air limbah terbuka dan aliran tersendat, memiliki skor 300. Universitas Sumatera Utara b Penyehatan Ruangan 1. Memenuhi syarat, jika penyehatan ruang bangunan yang dilakukan petugas terhadap semua ruang yang ada di lingkungan bangunan rumah sakit, terdiri dari ruang perawatan yang bebas kumanserangga, rasio luas lantai dengan tempat tidur 4,5 m 2 tt dewasa dan 2 m 2 tt anakbayi. Lingkungan internal ruangan bebas rokok, intensitas cahaya cukup, saluran air limbah tertutup dan saluran air sekitar rumah sakit lancar. Ruang operasi bebas kuman patogen, dinding terbuat dari porselin pintu harus dalam keadaan tertutup, langit-langit tidak bercelah. Ruang laboratorium dindingnya terbuat dari porselin, dilengkapi dengan dapur dan kamar. Ruang sterilisasi harus ada pintu masuk dan keluar yang berbeda, tersedia ruang khusus dan berdinding porselin. Ruang radiologi mempunyai dinding dan daun pintu dilapisi timah hitam, kaca jendela dari kaca timah hitam. Ruang pendingin bersuhu antara -10 o C sampai 5 o 2. Tidak memenuhi syarat, jika tidak melakukan penyehatan ruang bangunan. Ruang perawatan tidak bebas kumanserangga, rasio luas lantai dengan tempat tidur tidak sesuai ukuran 4,5 m C, bebas tikus dan kecoa, dilengkapi rak untuk menyimpan makanan. Ruang mayat dindingnya dilapisi porselin, lokasi dekat dengan ruang patologi atau laboratorium, jauh dari ruang pemeriksaan poliklinik. Toilet dan kamar mandi tersedia di setiap unitruang dan terpisah antara pria, wanita dan karyawan, memiliki skor ≥ 750 2 tt dewasa dan 2 m 2 tt anakbayi. Universitas Sumatera Utara Lingkungan internal ruangan tidak bebas rokok, intensitas cahaya kurang, saluran air limbah terbuka dan saluran air sekitar rumah sakit tidak lancar. Ruang operasi tidak bebas kuman patogen, dinding tidak terbuat dari porselin, pintu terbuka, langit-langit bercelah. Ruang laboratorium dindingnya bukan dari porselin, tidak dilengkapi dengan dapur dan kamar. Ruang sterilisasi tidak ada pintu masuk dan keluar yang berbeda, tidak tersedia ruang khusus. Ruang radiologi dinding dan daun pintu tidak dilapisi timah hitam, kaca jendela bukan dari kaca timah hitam. Ruang pendingin tidak bersuhu antara -10 o C sampai 5 o c Penyehatan Makanan C, tidak bebas tikus dan kecoa, tidak dilengkapi rak untuk menyimpan makanan. Ruang mayat dindingnya tidak dilapisi porselin, lokasi jauh dengan ruang patologi atau laboratorium, dekat dengan ruang pemeriksaan poliklinik. Toilet dan kamar mandi tidak tersedia di setiap unitruang dan tidak terpisah antara pria, wanita dan karyawan, memiliki skor 750. 1. Memenuhi syarat dalam menyiapkan makanan mulai dari bahan mentah sampai menjadi olahan makanan jadi yang memenuhi persyaratan hygienis makanan. Ditunjang dengan memakai peralatan memasak yang memadai, bersih, menggunakan kereta dorong untuk pendistribusian makanan, dan memenuhi kondisi sanitasi dapur yang bersih dan layak dipergunakan untuk tempat pengolahan makanan, memiliki skor ≥ 1350. Universitas Sumatera Utara 2. Tidak memenuhi syarat jika dalam menyiapkan makanan mulai dari bahan mentah sampai menjadi olahan makanan jadi tidak memenuhi persyaratan hygienis makanan. Tidak ditunjang dengan peralatan memasak yang memadai, tidak bersih, dan tidak menggunakan kereta dorong untuk pendistribusian makanan, dan tidak memenuhi kondisi dapur yang bersih dan tidak layak dipergunakan untuk tempat pengolahan makanan, memiliki skor 1350. d Penyehatan Air 1. Memenuhi syarat jika penyehatan air yang dilakukan dengan mengukur kualitas persyaratan air minum baik secara kimia, fisik dan bakteriologis. Memenuhi kuantitas kebutuhan rumah sakit, bersumber dari PDAM atau sumur galian, memiliki skor ≥ 1680. 2. Tidak memenuhi syarat jika penyehatan air yang dilakukan dengan tidak mengukur kualitas persyaratan air minum baik secara kimia, fisik dan bakteriologis. Tidak memenuhi kebutuhan air untuk rumah sakit, bukan bersumber dari PDAM atau sumur galian, memiliki skor 1680. e Pengelolaan Limbah 1. Memenuhi syarat jika mengelola semua limbah yang dihasilkan rumah sakit, baik limbah padat dan limbah cair. Pengelolaan limbah padat dimulai dari pemusnahan limbah infeksius, sitotoksis, farmasi dengan menggunakan incenerator atau disterilkan dengan auto clave sebelum dibuang ke land fill atau bekerja sama dengan pihak lain dalam penanganannya. Limbah Universitas Sumatera Utara domestik dibuang ke TPA yang disarankan, limbah radioaktif ditangani sesuai dengan peraturan yang ada. Limbah cair diolah dengan menggunakan instalasi pengolahan limbah IPAL, memiliki skor ≥ 1280. 2. Tidak memenuhi syarat jika tidak mengelola semua limbah yang dihasilkan rumah sakit, baik limbah padat dan limbah cair. Pengelolaan limbah padat tidak dimulai dari pemusnahan limbah infeksius, sitotoksis, farmasi dengan menggunakan incenerator atau disterilkan dengan auto clave sebelum dibuang ke land fill atau bekerja sama dengan pihak lain dalam penanganannya. Limbah domestik dibiarkan menumpuk, atau tidak dibuang ke TPA yang disarankan, limbah radioaktif tidak ditangani sesuai dengan peraturan yang ada. Limbah cair tidak diolah dengan menggunakan instalasi pengolahan limbah IPAL, memiliki skor 1280. f Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Laundry 1. Memenuhi syarat jika penyehatan laundry untuk pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya seperti tersedianya keran air, dilakukannya pemisahan linen infeksius dan non-infeksius sehingga tidak menyebabkan penyebaran kuman penyakit, memiliki skor ≥ 275 . 2. Tidak memenuhi syarat jika penyehatan laundry untuk pencucian linen tidak dilengkapi dengan sarana penunjangnya seperti tidak adanya keran air, tidak dilakukan pemisahan linen infeksius dan non-infeksius sehingga dapat menyebabkan penyebaran kuman penyakit, memiliki skor 275. Universitas Sumatera Utara g Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya 1. Memenuhi syarat jika upaya yang dilakukan untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya dengan cara fisik, yaitu dengan kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat habitat serangga, tikus. Secara kimia dengan menggunakan insektisida yang tergolong aman untuk manusia, sehingga tidak menjadi vector penularan penyakit, memiliki skor ≥ 80. 2. Tidak memenuhi syarat jika tidak dilakukan usaha dalam mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya, baik secara fisik atau menggunakan bahan kimia, memiliki skor 80. 2 Dimensi nonfisik adalah dimensi yang dilakukan petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit untuk mengimplementasikan upaya kesehatan lingkungan rumah sakit secara langsung maupun tidak langsung kepada karyawan, tenaga kesehatan, pasien, pedagang makanan di lingkungan rumah sakit dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan untuk membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan disekitar rumah sakit, hal tersebut adalah sebagai berikut: a Dilaksanakan jika adanya penyuluhan kesehatan lingkungan di rumah sakit yang dilakukan secara langsung dalam bentuk arahan, teguran untuk meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih PHBS atau secara tidak langsung melalui pengumuman yang ditulis dan ditempelkan di dinding yang Universitas Sumatera Utara dekat dengan akses pengunjung atau karyawan dalam hal peningkatan kebersihan lingkungan rumah sakit, memiliki skor ≥ 360. b Tidak dilaksanakan jika tidak adanya penyuluhan kesehatan lingkungan di rumah sakit yang dilakukan baik langsung dalam bentuk arahan, teguran untuk meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih PHBS atau tidak langsung. Sehingga masyarakat rumah sakit tidak mengetahui pentingnya meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan rumah sakit, memiliki skor 360.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan adalah: a. Analisis univariat, yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik penelitian. Pengujian univariat dalam penelitian ini adalah pengujian terhadap komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif dan kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit.

b. Analisis bivariat, dengan menggunakan uji statistik Chi Square, yaitu untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel komitmen terhadap variabel kinerja petugas. Kemaknaan statistik dengan menggunakan batas kemaknaan α 0,05, bila p value 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara kedua variabel yang diuji. Bila p value 0,05, maka Ho gagal ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara kedua variabel yang diuji. Universitas Sumatera Utara c. Analisis multivariat, dengan menggunakan Uji Regresi Logistik Berganda, yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel komitmen independen secara simultan terhadap variabel kinerja petugas dependen. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

Rumah sakit Umum Tapa Toen Tapaktuan pertama sekali didirikan pada tanggal 23 Januari 1938 yang berlokasi di tempat pendidikan Akademi Perawat Kesehatan AKPER Tapaktuan dan diresmikan pada tanggal 23 januari 1939 oleh Yan Fiter V. Khorfec kihler Wakil Gubernur Jenderal Belanda Kuta Raja, disaksikan oleh Raja-raja di Aceh Selatan dan para pejabat tinggi Belanda Lainnya di Aceh Selatan. Rumah Sakit peninggalan Belanda ini, sekarang tidak berfungsi lagi dan bangunannya dimanfaatkan sebagai tempat sekolah Akademi Perawat Kesehatan Pemda Aceh Selatan. Meningkatnya tuntutan masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu, maka Proyek Kesehatan Pedesaan dan Kependudukan Proyek ADB III Loan No. 1299-INO merekomendasikan Pembangunan Rumah Sakit Baru di Tapaktuan.Pada tanggal 26 Januari 1997 oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud telah melakukan peletakan batu pertama Pembangunan Rumah Sakit Tapaktuan di desa Gunung Kerambil, dan pada tanggal 13 Mei 1999 telah di resmikan oleh Gubernur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud untuk digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan. 75 Universitas Sumatera Utara