5.2 Hubungan Komitmen Kontinuans dengan Kinerja Petugas
Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa komitmen kontinuans petugas dengan kinerja menunjukkan p-value 0,05. Artinya
terdapat hubungan antara komitmen kontinuans dengan kinerja petugas sistem manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit di RSUD dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan. Berdasarkan hasil penelitian, menggambarkan bahwa komitmen kontinuans
tersebut muncul akibat adanya pertimbangan untung rugi dari petugas dalam mempertahankan keanggotaannya di rumah sakit. Menyesuaikan visi misi rumah
sakit dengan visi misi petugas, sehingga berjalan seirama. Pemberian imbalan atau kompensasi juga merupakan pengharapan yang menjadi suatu penghargaan atas jerih
payah petugas dalam menyumbangkan tenaga dan fikirannya di suatu organisasi. Imbalan bahkan menjadi dorongan besar terhadap petugas dalam memberikan
kesetiaan, semangat dan kegairahan personil dalam bekerja. Sehingga petugas tetap mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi rumah sakit disebabkan memenuhi
kebutuhan dan jaminan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan teori Trisnantoro 2005 bahwa komitmen merupakan
gambaran kesediaan pelaku sosial dalam hal 1 kepercayaan kuat terhadap tujuan organisasi dan nilai-nilainya, 2 kesediaan untuk memberikan tenaganya atas nama
organisasi, 3 keinginan mantap untuk tetap menjadi anggota lembaga. Komitmen kontinuans adalah komitmen atas dasar biaya yang akan ditanggung oleh karyawan
jika meninggalkan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Komitmen yang berhasil dihimpun penulis, bahwa komitmen petugas begitu besar untuk bersedia tetap bekerja di rumah sakit tanpa ingin meninggalkan rumah
sakit. Petugas menyatakan sikap membutuhkan rumah sakit untuk mendapatkan pengharapan berupa suatu keuntungan yang berupa pemberian kompensasi gaji.
Walaupun imbalan ini sangat relatif terhadap kebutuhan petugas, namun imbalan ini merupakan kebutuhan yang dapat memberi keuntungan berupa jaminan kehidupan
yang berperan penting untuk kemajuan produktivitas kerja petugas. Sesuai dengan Basyah 2006 yang menyatakan bahwa imbalan selain berbentuk upah gaji, dapat
juga berbentuk fasilitas yang dapat dinilai dengan uang. Ilyas 2001 mengemukakan bahwa variabel imbalan akan berhubungan dengan peningkatan motivasi kerja yang
pada akhirnya secara langsung menigkatkan kinerja individu. Penelitian yang dilakukan Syahputra 2009, menyimpulkan bahwa imbalan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja petugas. Sedangkan menurut Rustapa 2006 menyatakan bahwa dana merupakan salah satu unsur penting dalam
membangun manajemen suatu organisasi. Imbalan jasa dapat dilihat sebagai sarana pemenuhan berbagai kebutuhan hidup para pegawai. Imbalan tersebut erat kaitannya
dengan prestasi kerja seseorang Muchsin, 2003 yang mengutip pendapat Siagian, 1995.
5.3 Hubungan Komitmen Normatif dengan Kinerja Petugas