4.4 Ekstraksi
Ekstraksi serbuk simplisia dilakukan secara maserasi bertingkat dimulai dari pelarut non polar hingga pelarut polar n-heksana-etilasetat-etanol.
Pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan senyawa kimia yang terdapat pada umbi lapis bawang sabrang berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa polar
akan larut di dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Hasil ekstraksi dari 1200 g serbuk simplisia umbi lapis bawang sabrang
diperoleh ekstrak n-heksana sebanyak 33,9 g, ekstrak etilasetat 51,3 g dan ekstrak etanol 70,95 g. Penggunaan pelarut n-heksana untuk menarik senyawa kimia non
polar, seperti triterpenoid, steroid bebas dan lemak. Pelarut etilasetat digunakan agar senyawa kimia yang bersifat semipolar dan agak polar tersari di dalamnya,
seperti flavonoid, glikosida, saponin, antrakuinon glikosida dan tanin. Pelarut etanol untuk menarik senyawa yang bersifat polar seperti glikosida dan saponin.
Steroidtriterpenoid tersusun dari rantai panjang hidrokarbon yang menyebabkan sifatnya menjadi nonpolar dan mudah terekstraksi dalam pelarut
nonpolar n-heksana yang juga memilikirantai hidrokarbon Harbone, 1996 Semua saponin bersifat polar di alam dan bebas larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut nonpolar. Pada hidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin dan glycone dikenal sebagai
Flavonoid secara umum larut pada pelarut semipolar seperti etilasetat. Flavonoid yang terlarut dalam ekstrak etanol kemungkinan merupakan flavonoid
glikosida. Adanya gula yang terikat pada flavonoid bentuk umum yang ditemukan cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air.
Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, danflavon serta gula Negi, et al., 2013.
Universitas Sumatera Utara
flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform. Flavonoid glikosida tidak larut dalam n-heksan, PE,
kloroform, eter; sedikit larut dalam etil asetat dan etanol; serta sangat larut dalam air Markham and Andersen, 2006.
4.5 Uji sitotoksik ENBS, EEABS dan EEBS pada sel T47D