mengapresiasikan karyanya pada zaman Meiji. Novel ini menggambarkan keadaan masyarakat Jepang pada masa itu, yaitu pemerintah menyatakan
adanya Shiminbyodo, yaitu persamaan empat strata sosial atau kelas sosial yang baru, yang terdiri dari dari Kouzoku keluarga Kaisar, Kazoku
keluarga bangsawan, Shizoku keluarga samurai dan Heimin rakyat biasa. Meskipun zaman Meiji merupakan awal modernisasi Jepang, tetapi pada awal
masa Meiji wanita belum memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai bidang. Tokoh utama dalam novel ini adalah salah satu sastrawan wanita
Jepang yang memperjuangkan karyanya dengan mempertahankan ideologi hingga akhirnya berhasil mendapat tempat dalam dunia kesusastraan Jepang
masa itu. Novel terbentuk oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur dalam sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya karya sastra tersebut yang terdiri dari tema, alur plot, latar
setting, penokohan perwatakan dan sudut pandang pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar dari sastra yang ikut
mempengaruhi terciptanya
suatu karya
sastra, unsur
ini meliputi
latarbelakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang dan sebagainya. Unsur ini mencakup berbagai kehidupan sosial yang menjadi
landasan pengarang untuk membuat suatu karya sastra.
2.2 Resensi Novel “Catatan Ichiyo”
2.2.1 Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok permasalahan atau sesuatu yang menjadi pemikiran pengarang ide cerita yang ingin disampaikan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
kepada pembacanya . Tema ini disampaikan pengarang melalui jalinan cerita yang ia buat di dalam novel. Selain ide cerita, tema dapat berupa pandangan
hidup, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Brook dalam Tarigan 1984 : 125 bahwa tema adalah pandangan hidup tertentu mengenai kehidupan atau
rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin 2000 : 91 istilah tema berasal dari bahasa latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’.
Hal ini karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai titik tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi
yang diciptakannya. Lebih lanjut lagi Scharbach menjelaskan bahwa tema is not synonymous with moral or message.... theme does relate to meaning and
purpose, in the sense. Karena tema adalah kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa fiksi oleh pengarangnya, maka untuk
memahami tema pembaca terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur signifikan yang membangun suatu cerita, menyimpulkan makna yang
dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan penciptaan pengarangnya.
Sementara itu, menurut Fananie 2000 : 84 tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.
Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra sangat beragam. Tema dapat berupa
persoalan moral, etika, agama, sosial, budaya, teknologi dan tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tema suatu cerita hanya dapat diketahui atau ditafsirkan setelah kita membaca cerita serta menganalisis. Hal itu dapat dilakukan dengan
mengetahui alur cerita serta penokohan dan dialog-dialognya, hal ini sangat penting karena ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam sebuah
cerita. Dialog biasanya mendukung penokohanperwatakan sedangkan tokoh- tokoh yang tampil dalam cerita tersebut berfungsi untuk mendukung alur dan
mengetahui bagaimana jalannya cerita tersebut, dari alur inilah kita dapat menafsirkan tema cerita novel tersebut.
Contohnya pada cerita novel “Catatan Ichiyo” karya Rei Kimura, dalam novel ini diceritakan mengenai berbagai masalah kehidupan yang
dialami Ichiyo sejak kecil, mulai dari bakat yang selalu diremehkan ibunya, kemiskinan yang diderita keluarganya sejak ayahnya meninggal dan
diremehkan dalam dunia sastra pada masa itu, terutama oleh sastrawan pria. Ichiyo dianggap tidak pantas bersaing dengan para pria, hal ini karena Ichiyo
membuat karya sastra berdasarkan ideologinya, berbeda dengan karya-karya sastrawan lain yang dibuat hanya untuk memenuhi permintaan sastra yang
sedang populer pada masa itu. Ichiyo tak pernah kenal lelah memperjuangkan karyanya, hingga akhirnya ia diakui berbakat oleh sastrawan pada masa itu
dan karyanya juga banyak mendapat banyak pujian. Dari hal yang telah penulis jelaskan di atas tampak tema yang ingin
disampaikan oleh pengarang adalah “meskipun keadaan sosial masyarakat pada zaman Meiji tidak mendukung wanita yang bukan bangsawan untuk
berkarya dengan bebas, tetapi hal itu bukanlah hambatan untuk berhenti berkarya”.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.2.2 Alur Plot