Sebagai salah satu bagian dari unsur pembangun karya fiksi, setting selalu memiliki hubungan dengan unsur-unsur signifikan yang lain dalam
rangka membangun totalitas makna serta adanya kesatuan unity dari keseluruhan isi yang dipaparkan pengarang. Setting selalu memiliki
hubungan dengan penokohan dan alur untuk mewujudkan suatu tema cerita. Menurut Abrams dalam Zainuddin 2001 : 99 secara garis besar
latar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu :
1. Latar Tempat
Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin
berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Dalam novel “Catatan Ichiyo” ini, lokasi berlangsungnya peristiwa adalah di kota Edo, Jepang. Edo disebut ibukota Shogun pada masa itu,
sebuah kota besar yang luas dan tak teratur. Namun tidak semua peristiwa yang ada dalam novel tersebut terjadi di Edo, namun juga terdapat beberapa
tempat- tempat penting lain seperti, Haginoya yaitu tempat sekolah Ichiyo dan Ryuusenji tempat Ichiyo menghabiskan waktunya bersama ibu dan
adiknya sejak ayahnya meninggal.
2. Latar Waktu
Latar waktu mengarah pada saat terjadinya peristiwa, yang meliputi hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi
cerita tersebut.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Novel ini
memiliki latarbelakang
cerita tentang
keadaan kesusastraan Jepang pada era Meiji yaitu sekitar abad 18. Tokoh utamanya
sendiri lahir pada tahun 1872 dan semua peristiwa dalam novel ini berlangsung selama 24 tahun sejak tokoh utamanya lahir dan akhirnya
meninggal pada tahun 1896 karena penyakit tuberculosis yang telah diderita sejak lama.
3. Latar Sosial
Latar sosial mengarah kepada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam
karya fiksi maupun nonfiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,
cara berpikir dan bersikap, dan lain sebagainya. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,
menengah atau tinggi. Dalam novel ini pengarang banyak menampilkan kehidupan sosial masyarakat Jepang pada zaman Meiji. Pada awal zaman
Meiji wanita tidak memiliki pengaruh kuat dalam berbagai bidang meskipun sudah ada persamaan strata sosial. Contohnya pada kehidupan sastra, mereka
masih menganggap
hanya laki-laki
dan bangsawan
yang berhak
menunjukkan kreatifitasnya
dalam bidang
sastra, padahal
dalam kenyataannya wanita juga memiliki kreatifitas yang sama.
2.2.5 Sudut Pandang Point of View