KERANGKA BERPIKIR LANDASAN TEORI

36

H. KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam memberikan pengalaman serta pengetahuan dalam hal apapun termasuk dalam pengelolaan sampah. Perbedaan tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku seseorang dalam pengelolaan sampah. Tingkat pendidikan ini tidak hanya dari pendidikan formal saja, namun pendidikan nonformal sosialisasi dan pelatihan juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku seseorang dalam pengelolaan sampah. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi dan baik pula tingkat pengetahuan dan perilaku dalam pengelolaan sampah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin rendah pula tingkat pengetahuan dan perilaku dalam pengelolaan sampah Gambar 2.1. 37 Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian Tingkat pendidikan 1. Pendidikan formal berdasarkan tahun sukses  Tidak tamat SD 6 tahun  SD 6 tahun  SMP 7-9 tahun  SMA 10-11 tahun  Perguruan Tinggi 13 tahun 2. Pendidikan non formal Sosialisasi dan Pelatihan Pengetahuan pengelolaan sampah:  Memperkirakan Akibat dari Pencemaran Sampah  Pengertian Sampah Organik dan An-Organik  Klasifikasi Sampah sesuai jenisnya Organik dan An- Organik Perilaku Pengelolaan Sampah, Indikatornya:  Menjaga Kebersihan Rumah dan Halaman  Mengurangi Sampah Rumah Tangga  Melaksanakan Kegiatan Kerja Bakti di Lingkungan Sekitar  Memisahkan Sampah Organik dan An-Organik  Kebiasaan Membuang Sampah  Meggunakan Kembali Sampah Menjadi Barang Bernilai Ekonomis  Menerapkan Daur Ulang Sampah An-Organik 38

I. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka hipotesis yang telah disampaikan adalah hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat nelayan dengan perilaku pengelolaan sampah di pemukiman nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal. H a = Adanya hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat nelayan dengan perilaku pengelolaan sampah di pemukiman nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal. H o = Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat nelayan dengan perilaku pengelolaan sampah di pemukiman nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, waktu, dan jenis penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada masyarakat di Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal dimulai bulan Juli sampai bulan Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi yang akan mencari apakah ada hubungan atau tidak diantara variabel penelitian ini.

B. Populasi, sampel, teknik pengambilan sampel

1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto 2006:130, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat nelayan di Kelurahan Bandengan berdasarkan tingkat pendidikan yang ditempuh. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan data Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Bandengan. Tabel 3.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Bandengan No Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa Persentase 1 Tidak tamat sekolah dasar 1.294 33,08 2 Sekolah Dasar 1.427 36,49 3 Sekolah Menengah Pertama 682 17,44 4 Sekolah Menengah Atas 459 11,74 5 Perguruan Tinggi 49 1,25 Jumlah 3.911 100,00 Sumber : Kecamatan Kota Kendal dalam angka, 2014.