Densitas kamba Sifat alir

19 umumnya digunakan dua metode. Pertama, histogram yang menunjukkan tase antara ukuran partikel tertentu berdasarkan beratnya, sedangkan kedua yaitu menggunakan distribusi kumulatif. Metode penentuan ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel sangat luas digunakan dalam industri karena kombinasinya mempengaruhi sifat fisik lain pada sistem powder seperti daya alir, bulk density dan kemampatan. Karena tepung sereal pada umumnya mempunyai ukuran partikel yang beragam, perlu mendeskripsikan distribusi ukuran partikel. Distribusi ukuran parikel penting dalam analisa proses penanganan, pengolahan dan fungsionalitas.

2.6.2 Densitas kamba

Densitas kamba merupakan salah satu sifat fisik penting pada tepung sereal karena memainkan peran dalam penyimpanan, transportasi dan pemasaran Barbosa-Carnovas Yan 2003. Densitas kamba adalah massa partikel satu per unit volume tempat tertentu yang ditentukan dengan menimbang wadah dengan volume yang diketahui yaitu dengan membagi berat bersih bubuk dengan volume wadah. Karena bubuk dapat dimampatkan, densitas kamba juga dapat dinyatakan sebagai sifat yang spesifik yaitu loose density pada waktu dituang, packed density setelah vibrasi atau compact density sesudah dimampatkan. Hubungan antara densitas kamba ρ b dan densitas partikel ρ s diekspresikan sebagai: ρ b = 1- ε p 1- ε b ρ s = 1- ερ s Hoseney 1994 dimana ε p adalah porositas partikel, ε b porositas bulk rasio volume yang kosong antar partikel pada volume total dan ε adalah porositas, didefinisikan sebagai rasio volume kosong inter dan intra partikel terhadap volume bubuk total. Kebanyakan bubuk makanan bersifat kohesif yang berarti gaya antar partikel bersifat atraktif karena berat partikel yang relatif tinggi. Karena bulk density bubuk makanan tergantung kepada kombinasi faktor yang saling tergantung yaitu intensitas gaya antar partikel yang atraktif, ukuran partikel dan jumlah titik kontak maka perubahan dalam satu sifat bubuk dapat menghasilkan perubahan yang nyata dalam bulk density bubuk, dimana besarnya tidak dapat ditentukan. 20

2.6.3 Sifat alir

Sifat mengalir bubuk penting untuk mempelajari tingkah laku tepung terutama selama proses penanganan dan pengolahan, misalnya pada proses pencampuran, kompresi, pengemasan dan transportasi. Sifat alir bubuk harus dipelajari sebagai faktor kualitas bahan mentah yang bisa digunakan untuk mempertahankan keseragaman produk dan juga untuk menghindari kondisi yang memungkinkan terjadinya gangguan proses. Salah satu indikator untuk melihat kemampuan mengalir makanan berbentuk bubuk adalah berdasar sudut curahnya. Sudut curah merupakan satu parameter curah dalam desain pengolahan bubuk, penyimpanan dan sistem penyampaian. Sudut curah ini tergantung kepada cara pembentukan bubuk seperti pengaruh kecepatan sehingga nilainya tidak selalu dapat dibandingkan. Dalam bubuk yang kohesive, pengukuran sudut curah kadang-kadang sulit karena bentuknya yang tidak beraturan. Sudut curah dapat digunakan sebagai indikator kemampuan mengalir. Besarnya sudut curah 10 derajat menunjukkan bubuk bersifat aerated, 10 sampai 30 derajat mengalir sangat baik, 30 sampai 45 derajat menunjukkan bubuk dapat mengalir bebas, 45 sampai 60 derajat hampir mengalir dan lebih dari 60 derajat kohesive dan tidak mengalir Barbosa-Canovas Yan 2003.

2.7 Sifat fungsional adonan