Standar Jumlah Inventarisasi Koleksi Perpustakaan

19 Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 51 dinyatakan bahwa, Ragam koleksi yang selayaknya ada di perpustakaan : a Koleksi Rujukan b Bahan Ajar c Terbitan Berkala d Terbitan Pemerintah e Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan f Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber belajar tidak hanya menghimpun buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi pandang dengar serta koleksi media elektronik g Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Koleksi perpustakaan adalah bentuk karya tulis, karya cetak, danatau karya rekam dalam bentuk berbagai yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan.

2.5.1 Standar Jumlah

Berdasarkan Keputusan MENDIKBUD Republik Indonesia No. 0696U1991 bab II Pasal 11 yang dikutip dari Yuven 2010 : 6; menetapkan persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi yakni : Program Diploma dan S1: 1. Memiliki 1 satu judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian MKDK 2. Memiliki 2 dua judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian MKK; 3. Melanggan sekurang-kurangnya 1 satu judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi 4. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10 dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subyek pustaka. Sedangkan untuk Program Pascasarjana dan Sp 1: 1. Memiliki 500 judul pustaka untuk setiap program studi 2. Melanggan sekurang-kurangnya 2 dua jurnal ilmiah untuk setiap program studi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 52 dinyatakan bahwa: Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80 dari bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa, dimana 1 eksemplar” untuk pinjaman jangka pendek dan 2 eksemplar lainnya untuk pinjaman jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 20 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80 dari bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa.

2.5.2 Pengembangan Koleksi

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, dengan adanya koleksi perpustakaan secara maksimal akan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada penggunannya. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal. Perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pengembangan koleksi di perpustakaan sangat diperlukan karena mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka. Kegiatan ini meliputi berbagai aktivitas seperti penyusunan kebijaksanaan, penetapan prosedur seleksi, pengadaan koleksi, serta evaluasi. Edward Evans dalam Wijoyo 2008 : 3 memberikan batasan istilah collection development yakni; Sebagai suatu proses untuk mengetahui peta kekuatan dan kekurangan atau kelemahan koleksi perpustakaan, sehingga dengan demikian akan tercipta sebuah planning untuk memperbaiki peta kelemahan tadi dan mempertahankan kekuatan koleksi. Sedangkan Darmono 2001: 45 menyebutkan: Pengembangan koleksi yang isinya berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebijaksanaan pendanaan, suasana dan lingkungan pendidikan, keadaan pennerbitan, kebiasaan pemakai, sikap masyarakat, serta faktor-faktor lain yang besifat lokal kondisi setempat. Adapun prinsip-prinsip pengembangan koleksi menurut Darmono 2001 : 49 adalah: 1. Relevansi Artinya aktifitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berorientasi pada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka. Universitas Sumatera Utara 21 2. Kelengkapan Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga yang menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapat perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan. 3. Kemutakhiran Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. 4. Kerjasama Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi. Menurut Wijoyo 2008 : 4 dinyatakan bahwa ; Dalam pengembangan koleksi harus mencakup kebijaksanaan antara lain : 1. Siapa yang terlibat dalam pengembangan koleksi. 2. Apa yang menjadi prioritas dalam pengembangan koleksi. 3. Survei kebutuhan pemakai. 4. Penanganan materi dari hadiah. 5. Weeding atau penyiangan. 6. Komplainkeluhan tentang koleksi. 7. Kerjasama antar perpustakaan. Sutarno NS 2006 : 115 menyatakan; “pada akhirnya pengembangan koleksi bertujuan untuk 1 menambah jumlah, 2 meningkatkan jenis bahan bacaan serta 3 meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai”.

2.5.2.1 Pengadaan

Secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui pembelian, hadiah, maupun melalui tukar-menukar. Hadiah dapat dari perorangan ataupun dari lembaga. Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas akademika perguruan tinggi. Agar dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat penggunanya yang senantiasa berubah maka perpustakaan harus selalu menambah jumlah koleksinya. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan informasi yang cepat menuntut perpustakaan untuk selalu memberikan informasi yang mutakhir atau up Universitas Sumatera Utara 22 to date sehingga mengharuskan pustakawan untuk lebih teliti dalam pemilihan bahan pustaka. Menurut Sumantri 2002 : 29 bahwa; “pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Peerguruan Tinggi 2004 : 54 cara pengadaan seleksi yang biasa di gunakan adalah: a. Pembelian. b. Sumbanganhadiah. c. Tukar menukar. Sedangkan Menurut Darmono 2001 : 58 secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 kegiatan utama yaitu : a. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka. b. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar – menukar, penerimaan c. hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan. d. Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan pustaka. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar – menukar, penerimaan, hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan. Untuk dapat memaksimalkan kinerja pustakawan dalam hal pengadaan bahan pustaka, maka pustakawan memerlukan alat bantu pemilihan dan verifikasi. Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 53 dinyatakan bahwa alat bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan perpustakaan ialah; 1. Silabus mata kuliah. 2. Bibliografi. 3. Tinjauan dan resensi. 4. Pangkalan data perpustakaan lain 5. Sumber-sumber lain dari internet. Menurut Lasa Hs 2002:10-11 bahwa kriteria pengadaan bahan pustaka harus berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut ; 1. Relevansi Untuk pembelian dan penerimaan koleksi perpustakaan hendaknya selalu dikaitkan dengan tujuan perpustakaan yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 23 2. Perundangan dan peraturan pemerintah Pengelola perlu memperhatikan pandangan, peraturan maupun kebijakan pemerintah pusat atau daerah tentang penerbitan dan perbukuan Indonesia. 3. Penulis Perpustakaan harus hati-hati dalam pembelian buku karena penulis sering memasukkan ide atau pemikiran yang tidak sejalan dengan pola pemikiran ajaran-ajaran islam atau dengan kurikulum yang berlaku. 4. Penerbit Karya cetak yang dipilih harus merupakan produk penerbit dengan standar kualitas yang tinggi dan reputasi yang baik khususnya dalam penyajian materi. harus selektif dalam pemilihan. 5. Kualitas Materi Yang perlu diperhatikan dalam kalimat materi adalah tentang fisik buku seperti kualitas kertas, penjilidan, maupun tata letak layout. Dari sini dapat diketahui buku asli atau bajakan. 6. Sistematika Penulisan Sebuah buku harus mengikuti tata cara penulisan yang berlaku, seperti pembagian bab, penomoran, pemilihan huruf besar dan kecil, dan sebagainya. Buku yang tidak sistematika akan membingungkan pemakainya. 7. Tahun Terbit Dalam pemilihan buku terutama buku-buku pelajaran hendaknya dipilih buku terbitan terbaru karena kandungan isi buku terbitan lama mungkin sudah tidak cocok lagi dengan kurikulum.

2.5.2.1 Pembelian

Melalui pembelian, terdapat kebebasan dalam menentukan pilihan bahan puataka yang dikehendaki. Sebelum pembelian bahab pustaka dilakukan, terlebih dahulu diadakan penelitian secara cermat, yaitu dengan memperhatikan dan meneliti kembali bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Langkah-langkah pembelian bahan pustaka dengan cara berlangganan untuk koleksi terbitan adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan pustaka yang diusulkan 2. Mencocokkan usulan dengan bahan pustaka yang dimiliki melalui katalog perpustakaan tau pangkalan data perpustakaan. 3. Menerima atau menolak usulan 4. Membuat daftar pesanan beberapa rangka menurut kebutuhan 5. Mengirimkan daftar pesanan 6. Menyiapkan satu rangkap daftar pesanan 7. Membayar pesanan langganan 8. Menyusus laporan pembelian dan pelangganan Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 54 Universitas Sumatera Utara 24 Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan 2008: 2 pembelian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : a. Toko Buku Pembelian bahan pustaka secara langsung ke toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah dananya relative sediktit. Pembelian dengan cara ini biasanya dilakukan untuk judul dan eksemplar yang tidak banyak. Kekurangan yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah : 1. Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku. 2. Toko buku tida selalu bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan. 3. Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umumnya hanya menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia. 4. Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat dipenuhi dari satu toko buku saja. a. Penerbit Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penerbit di Indonesia biasanya melayani pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak melayani perpustakaan. Biasanya hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. Pemesanan bahan pustaka secara langsung ke penerbit dapat dilakukan apabila judul- judul yang dibutuhkan betul-betul diterbitkan oleh penerbit tersebut. Untuk mengetahui hal ini perpustakaan dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan diadakan dapat dipesan langsung dari penerbitnya. b. Melalui agen buku Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli buku melalui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.

2.5.2.2 Hadiah Sumbangan

Hadiah sumbangan yang diterima tidak atas permintaan, biasanaya diperoleh dari lembaga ilmiah, kedutaan lembaga asing maupun penerimaan dari persseorangan dari kenang kenangan atau tanda terima kasih. Universitas Sumatera Utara 25 Menurut Rudi 2008 : 28 cara dalam pengadaan pustaka melalui hadiah yaitu; a. Hadiah atas permintaan - Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya. Alamat dapat dicari pada direktori, buletin, laporan lembaga dan seterusnya. - Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan pihak donatur didalam maupun luar negeri. - Daftar permohonan dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar. - Apabila pihak donatur telah mengirimkannya petugas memeriksa kiriman tersebut dan dicocokkan dengan surat pengantarnya dan mengirimkan ucapan terima kasih. - Selanjutnya bahan diproses seperti biasa yaitu diinventarisasi dan seterusnya. b. Hadiah tidak atas permintaan - Bahan pustaka yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar. - Perpustakaan menulis surat ucapan terima kasih. - Bahan pustaka diterima ditelusuri dulu apakah subyeknya sesuai dengan tujuan perpustakaan, dan apakah tidak duplikat.jika bahan pustaka benar-benar telah sesuai dapat segera diproses. Jika bahan pustaka tidak sesuai, disisihkan sebagi bahan pertukaran atau dihadiahkan pada orang lain. Menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:55 perpustakaan yang menerima bahan hadiah secara langsung perlu : a. Meneliti semua kiriman bahan perpustakaan dan mencocokkannya dengan surat penghantarnya. b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan. c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan. Perpustakaan yang meminta hadiah bahan perpustakaan perlu : a. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan. b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan diterima. c. Memerikasa dan mencocokkan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah dengan surat pengantarnya d. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih. e. Mengolah bahan perpustakaan hadiah yang diterima seperti f. pengolahan bahan perpustakaan biasa. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:54 Universitas Sumatera Utara 26

2.5.2.3 Tukar Menukar

Tukar menukar adalah suatu kegiatan bahan putaka yang dilakukan antar perpustakaan. Pertukaran ini dilakukan karena perpustakaan memiliki koleksi yang jumlah eksemplar yang berlebihan atau koleksi yang dimiliki tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. Perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan pustaka perlu : 1. Mendaftar bahan pustaka yang akan ditukarkan 2. Mengirim daftar penawaran disertai persyaratan 3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan. 4. Mencatat alamat pemesan 5. Menyampaikan bahan pustaka yang dipilih perpustakaan atau lembaga yang memesan. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004 Menurut Rudi 2008 : 29 tujuan pertukaran adalah: a Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli ditoko buku atau atau tidak tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh buku- buku terbitan pemerintah, majalah-majalah. b Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai. c Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan secara informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus, dan perpustakaan research penelitian yang besar. 2.5.2.4 Terbitan Sendiri Terbitan sendiri meupakan salah satu kegiatan dalam usaha pengadaan bahan pustaka. Penerbitan sendiri adalah penerbitan yang dilaksanakan oleh perpustakaan itu sendiri dan lembaga yang bersangkutan atau unit- unit dilingkungan. Dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999 : 17 dinyatakan bahwa; Untuk melengkapi koleksinya, perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka yang diterbitkan oleh lembaga yang bersangkutan, misalnya: bulletin, brosur, jurnal ilmiah, majalah, laporan penelitian dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 27 Berdasarkan buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 terbitan sendiri meliputi : 1. Skripsi, tesis, disertai 2. Makalah seminar, symposium, konferensi 3. Laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 4. Pidato pengukuhan 5. Artikel yang diduplikasikan di media massa 6. Publikasi internal kampus 7. Majalah atau bulletin kampus.

2.5.2.5 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi terdiri dari beberapa program yang menjadi suatu agenda kerja perpustakaan yang terdata secara pokok. Dikatakan kegiatan pokok karena pembinaan koleksi berorientasi untuk memberi kepuasan pengguna dalam mendapatkan layanan perpustakaan. Bukti kepuasan pengguna adalah ketika mereka puas mendapatkan koleksi yang mendukung kebutuhan seperti kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan terangkai menjadi sepaket dalam agenda kerja perpustakaan. Artinya pembinaan koleksi terbagi atas beberapa program kerja perpustakaan. Program tersebut diurutkan menjadi langkah demi langkah dalam pelaksanaan program pembinaan koleksi. Kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan terbagi atas seleksi bahan pustaka dengan alat bantu seleksi dan prinsip yang digunakan dalam pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, penerimaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, dan pemeliharaan bahan pustaka. Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 44 pada umumnya pembinaan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut: 1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya yang terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan, dan unit lain. 2. Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi. 3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain: a. Mempelajari kurikulum setiap program studi. b. Member kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi. Universitas Sumatera Utara 28 c. Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya. 4. Memilih dan mengadakan pustaka lewat pembelian, tukar-menukar, hadiahsumbangan, dan penerbitan sendiri. 5. Merawat bahan pustaka. Wijoyo 2008 : 4 menyatakan bahwa : Para pustakawan perlu dilibatkan, karena mereka mengetahui akan kebutuhan masyarakat pemakainya dan memegang data mengenai banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan, maupun data mengenai koleksi bidang apa yang sering dipakai atau diperlukan. Mereka juga mempunyai data mengenai terbitan terbaru. Hal ini karena perpustakaan sering dipakai sebagai ajang promosi terbitan baru. Staf pengajar dan mahasiswa perlu dilibatkan, karena majoritas merekalah yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Sutarno NS 2006 : 86 menyatakan, Pembinaan koleksi perpustakaan mencakup : 1. Perumusan kebijakan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai, jumlah bahan pustaka selalu mencukupi 2. Penjabaran kebijakan berbentuk : - Menyusun rencana operasional pembinaan koleksi - Menghimpun alat seleksi bahan pustaka - Survei minat pemakai - Melakukan survey bahan pustaka - Membuat data menyusun desiderata - Pengadaan bahan pustaka - Meregistrasi bahan pustaka - Mengevaluasi dan menyiangi koleksi. - 2.6 Pengolahan Pengolahan atau processing bahan pustaka adalah merupakan kegiatan mengolah bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan hingga bahan pustaka dapat dipinjam oleh pengguna. Menurut Sutarno NS 2006 : 179 Pengolahan atau processing adalah “pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah disediakan”. Kumar 2003 : 135 menyatakan bahwa; “first of all easing of the back and cutting open of the pages is done. Next classification and cataloguing take place. This is followed by stamping, tagging, date labelling, pocket fixing and fixing ownership slip. The completion work is carried out. After this checking of classification and cataloguing take place. Finally catalogue cards are filed”. Universitas Sumatera Utara 29 Defenisi ini maksudnya adalah Dalam melakukan pengolahan bahan pustaka adalah pertama-tama periksa kembali kondisi bahan pustaka, selanjutnya lakukan proses klasifikasi dan katalogisasi, kegiatan ini dilanjutkan dengan memberi stempel, memberi label pustaka, memberi kantong peminjaman dan slip kepemilikan, setelah itu periksa kembali klasifikasi dan katalogisasinya dan terakhir membuat kartu katalog.

2.6.1 Inventarisasi

Inventarisasi bahan pustaka adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka yang menjadi koleksi bahan perpustakaan. kegiatan pencatatan setiap tersebut dilakukan pada buku inventaris atau dengan komputer jika perpustakaan sudah automasi. Kegiatan pencatatan setiap ini dilakukan untuk memudahkan perpustakaan mengetahui bahan pustaka yang menjadi hak milik perpustakaan denga spesifik mulai dari nomor induk, judul, jenis, jumlah, harga dan informasi yang ada dalam buku induk. Berikut merupakan contoh kolom inventarisasi suntuk bahan monograf: Tgl No. Induk Pengaran g Judul +Kolasi Judul Seri Kota Terbit; Penerbit Tah un Bahasa Jumlah Harga Asal Buku No. Klas In Asing Jud ul Eks 5-1 201 1D20 10 ANDRE S Budidaya Petani ii,31p.:Ilus.; 27 cm - Yogyakart a: Kanisius 200 9 v - 1 5 - Hadia h 633.875 And b Sumber : Partini 2000: 12 Berikut merupakan contoh cap milik perpustakaan : MILIKKOLEKSI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Sumber : Partini 2000: 7 Universitas Sumatera Utara 30

2.6.2 Klasifikasi