3
Tabel 2 Jumlah Perusahaan dan Pangsa Pasar di Indonesia Tahun 2007
Pangsa Pasar JAN07 FEB07 MAR07 APR07 MAY07
JUN07 JUL07
AUG07 SEP07 Rata-rata Total Cigarette National
100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00 SKM FF
34.65 34.89 34.28
34.56 34.42
34.01 33.98
34.22 34.09 34,34
SKT 36.92 36.44
36.48 35.98
35.81 36.12
35.44 35.19 35.27
35,96
White 7.48
7.59 7.81
7.74 8.01
8.05 8.21
8.33 8.35
7,95 SKM LTLN
20.95 21.07 21.43
21.72 21.75
21.83 22.37
22.26 22.29 21, 67
Sampoerna Group 38.70
38.27 38.95
39.34 38.77
36.23 37.90
40.06 39.79
38,67 Gudang Garam Group
16.26 16.15
15.97 15.63
15.42 15.13
15.93 16.38
16.53 15,93
Djarum Group 25.16
24.25 23.71
23.54 22.45
22.27 23.33
23.50 22.79
23,44 Wikatama Indah Sigaret
Ind. 0.41
0.29 0.32
0.27 0.27
0.35 0.32
0.35 0.50
0,34
Philip Morris 3.24
3.09 3.19
3.15 3.08
2.89 3.60
3.64 4.78
3,41
Bentoel Group
4.48 4.32
5.16 5.34
5.06 5.40
6.02 6.28
6.13 5,35
LPWS 1.74
1.66 1.71
1.69 1.39
1.45 1.63
1.52 1.52
1,59
PDI Tresno
1.17 0.86
0.96 0.97
0.85 0.82
0.98 1.22
1.42 1,03
Nojorono Group 2.80
2.58 2.74
3.05 3.04
3.38 3.10
2.93 3.25
2,99
Minak Djinggo SKT Soft
2.08 1.90
2.12 2.48
2.35 2.60
2.29 2.09
2.27 2,24
Total BAT+RPMI
0.64 0.61
0.61 0.61
0.62 0.69
0.80 0.84
1.09 0,72
Karya Timur 3.78
2.22 2.85
2.16 2.97
1.11 1.47
0.89 0.92
2,04
Ika Djaya
3.44 4.88
3.30 2.48
3.79 4.02
2.71 2.12
1.85 3,18
Bayu Raharjo Pr 0.12
0.19 0.18
0.14 0.12
0.12 0.15
0.13 0.12
0,14
Karya Bina Sentausa
NA 0.01
0.01 0.07
0.12 0.16
0.09 0.11
0.10 0,08
CGC Malang 0.14
0.96 0.64
1.15 1.83
0.36 0.17
0.07 0.18
0,61
Sumber : PT Panamas Aso Bogor , 2007 Keterangan :
SKM Full Flavour : Sigaret Kretek Mesin, contoh : Djarum Super, Surya 16
SKM LTLN : Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine: Contoh A Mild, U Mild
SKT : Sigaret Kretek Tangan, Contoh: Dji Sam Soe, Djarum Coklat
White : Putih tanpa penambahan Cengkeh Contoh: Marlboro,
Secara perbandingan market share dari jenis rokok SKM LTLN pada Table 2 mengalami peningkatan yang besar. Seperti terlihat pada bulan Januari
pangsa pasar yang dimiliki sebesar 20.95 persen dan meningkat pada bulan September sebesar 22.29 persen. Peningkatan tersebut dapat dikatakan
perkembangan jenis rokok tersebut besar jika dibandingkan dengan jenis rokok lainya. Sebagai contoh jenis rokok SKT pada bulan Januari pangsa pasar yang
dicapai sebesar 36.92 persen dan pada bulan September sebesar 35.27 persen.
4 Artinya adanya penurunan pada tingkat penjualan produk SKT, hal tersebut
berbanding terbalik dengan rokok jenis SKM LTLN.
Tabel 3 Jumlah Perokok dan Tingkat Konsumsi Batang Berdasarkan Jenis Rokok
Jenis SKT
SKM FF SKM LTLN White Jumlah perokok
14,4 Juta 11,2 Juta 8,4 Juta
2,5 Juta Jumlah konsumsi perminggu
300 Juta 250 Juta 400 Juta
100 Juta Persentase konsumsi perorang
0,48 0.44
0,21 0,40
Sumber : PT Panamas Aso Bogor, 2007
Tabel 3 menunjukan besarnya tingkat konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi rokok pada minggunya. Sebanyak 300.000.000 batang rokok
dikonsumsi oleh sekitar 14.400.000 perokok, dalam satu minggu rata-rata perokok mengkonsumsi lebih dari 40 batang. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase
perbandingan antara rokok yang dikonsumsi dengan jumlah perokok. Dari Tabel 3 juga dapat dilihat tingkat pengeluaran rata-rata masyarakat
dalam mengkonsumsi rokok. Jika dari satu batang rokok berharga Rp 6.00,-, maka dalam satu minggu pengeluaran masyarakat dalam mengkonsumsi sekitar
Rp 24.000,-. Hal ini berarti jika terdapat 14.400.000 perokok mengkonsumsi secara rutin maka pendapatan bagi perusahan dalam industri bisa mencapai sekitar
Rp.3.45.600.000.000,- dalam satu minggu. Data-data dan pernyataan tersebut secara tidak langsung menjelaskan
bahwa, distribusi dan penggunaan saluran distribusi sangat penting bagi perusahaan. Kepentingan tersebut mengingat kepada tingginya tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap rokok. Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang berada dalam industri rokok agar mampu mencapai keuntungan yang maksimal dalam
5 pasar tersebut. Penyediaan yang dilakukan haruslah menyeluruh dan tepat pada
konsumen yang membutuhkan. Hal tersebut yang menjadikan perlunya dan pentingnya pendistribusian bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen akan produk yang diinginkan. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi adalah PT
Panamas. PT Panamas merupakan unit bisnis PT HM Sampoerna, Tbk HMS yang bergerak dalam jasa distribusi. Melihat perkembangan yang besar dari rokok
jenis SKM LTLN dalam pasar industri rokok di Indonesia Saat ini seperti yang terlihat pada Table 2, telah memproduksi rokok jenis tersebut yaitu A Mild dan U
Mild. Pada awal tahun 2000, PT HMS Tbk diakuisisi oleh Philip Moris
Internasional PMI, sehingga kebijakan dan manajemen dipegang penuh oleh PMI. Pelaksanaan pendistribusian dan penjualan produknya tetap dilakukan oleh
PT Panamas. Pendistribusian yang dilakukan terhadap produk-produknya ke seluruh wilayah di Indonesia termasuk wilayah Bogor untuk memenuhi kebutuhan
konsumen perokok Smokers.
6
1.2 Perumusan Masalah