Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian Metode Analisis Deskriptif

11 mencapai volume penjualan sebesar 4.391.299 batang. LA. Light pada triwulan ke empat mencapai volume penjualan sebesar 2.673.755 batang dimana sebelumnya pada triwulan satu hanya mencapai 881.196 batang. Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu strategi pendistribusian yang tepat agar dapat tercapai pendistribusian yang efektif dan terintegrasi. 1. Bagaimanakah sistem pendistribusian yang dilakukan PT Panamas dalam memasarkan produk HMS dan PMI? 2. Indentifikasi saluran pendistribusian yang tepat memperluas Pasar U mild?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Mengkaji sistem distribusi yang telah dilakukan PT Panamas dalam pendistribusian produk HMS dan PMI. 2 Mengidentifikasi saluran distribusi yang tepat dilakukan perusahan dalam memperluas pasar U Mild.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitiaan ini adalah : 1. Memberikan informasi dan alternatif sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mebuat keputusan tentang strategi distribusi. 2. Bagi pihak lain, peneliti maupun mahasiswa yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan yang serupa. 12 3. Untuk peneliti sebagai alat perbandingan antara teori dan aplikasi.

1.5 Batasan Penelitian

Analisi penelitian ini ditunjukkan pada pemilihan saluran distribusi Distribusi Channel, penelitian ini tidak ditunjukan pada upaya distribusi fisik yang mencakup aktifitas logistik seperti persediaan, penggudangan, pengemasan dan pengangkutan. Saluran distribusi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah distribusi yang dilakukan mulai dari PT Panamas Aso Bogor melalui beberapa saluran sampai pada tingkat pengecer, serta melihat strategi saluran distribusi U Mild di wilayah Bogor. Batasan penelitian digunakan untuk menegaskan konsep teknis saluran distribusi yang digunakan yang meliputi upaya pemenuhan kepuasan pelanggan melalui, cycle time, ketersediaan produk availabelity, dan pemajangan visibility. 13 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Tentang Rokok

Rokok berasal dari tanaman tembakau Nicotiana spp., L. adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, ada juga yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung Wikipedia, 2007. Komoditi rokok dapat dibedakan menjadi rokok putih, kretek, klobot dan kelebak kemenyan. Perusahaan–perusaahan di Indonesia hanya memproduksi dua dari empat jenis rokok yaitu kretek dan putih. Rokok kretek dibagi tiga jenis lainnya yaitu, SKM FF Sigaret Kretek Mesin Foul Flavour, SKT Sigaret Kretek Tangan, SKM LTLN Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine. Perbedaan antara SKM dan SKT pada proses pelintingannya. Sedangkan untuk rokok putih adalah rokok yang pembuatannya tanpa dicampur cengkeh PT Panamas. Rokok dengan jenis SKM FF adalah rokok yang dibuat dengan menggunakan mesin. Kandungan dalam batangnya dicampurkan dengan cengkeh. Pada ujung batangnya terdapat busa filter penyaring yang memiliki rasa. SKT adalah rokok yang dilinting dengan menggunakan lintingan Tangan. Kadungan tar dan nicotine lebih besar dibanding rokok SKM FF. Tidak terdapat busa filter penyaring. Rokok jenis White dibuat dengan menggunakan mesin. Dalam batangnya terdapat busa filter penyaring yang tak berasa. Jenis rokok white 14 hanya mengandung tembakau, biasanya kandungan tar dan nicotine lebih rendah dibandingkan dengan SKT dan SKM FF. Jenis rokok SKM LTLN adalah rokok yang dilinting dengan menggunakan mesin. Terdapat campuran cengkeh dan memiliki filter penyaring yang berasa. Kandungan tar dan nicotine dalam SKM LTLN lebih rendah dibandingkan dengan rokok jenis SKT, SKM dan White. Di pasaran jenis rokok tersebut sering menggunakan istilah Mild. Rokok SKM LTLN biasanya berukuran lebih kecil dan panjang. Kertas papir pembungkus tembakau dan filter berwarna putih. Rokok SKM LTLN Mild memiliki kandungan tar rata-rata antara 14 mg sampai dengan 15 mg dan kandungan nicotine tidak lebih dari satu mg. Tampilan rokok lebih slim dengan circumference keliling lingkaranya hanya 22 mm dengan total panjang produk 90 mm http:www.amild.com . Segmen utama dari produk rokok Mild ini adalah kalangan muda berusia 18-35 tahun. Banyak perusahaan rokok yang mulai memasuki pasar rokok jenis SKM LTLN Mild. Sampoerna A Mild adalah pelopor dalam pengembangan produk jenis mild tersebut yang muncul pada tahun 1989, kemudian muncul LA. Lights, Star Mild dan Bentoel, lalu memasuki tahun 2000 bermunculan merek-merek baru seperti Gudang Garam Nusantara, U Mild, Clas Mild, X Mild dan Djarum Super Mezzo. Pertumbuhan rokok SKM LTLN untuk tahun 2004 tercatat mencapai 30 kompas 2004, ini menandakan banyaknya produsen yang memasuki pasar rokok Mild . Keluarnya PP No.81 tahun 1999 yang mengatur kadar maksimum tar dan Nicotine pada setiap batang rokok juga mempengaruhi para produsen untuk lebih mengembangkan rokok jenis SKM LTLN. 15 Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI, maka ketentuan jumlah parameter rokok putih SNI 01-0765-1999 dan dilihat pada no SNI rokok kretek SNI 01 –0766-1989-A tidak bertimbang. SNI rokok kretek ditetapkan sembilan parameter sedangkan SNI rokok putih ditetapkan hanya tiga parameter. Sedangkan di negara lain South East Asia Region perbedaan pada kadar nicotine dengan variasi 3,2 mg dan kadar tar mencapai 50 mg Wikipedia, 2007. Masyarakat mengetahui bahwa merokok dapat mengakibatkan penyakit, namun disisi lain kesadaran pengaturan kawasan tanpa rokok, persyaratan produksi dan penjualan, iklan dan promosi belum ditetapkan secara maksimum. Saat ini tembakau yang diterima oleh industri rokok dari petani tembakau, kondisi pengolahan dan penanganannya saat ini tidak memungkinkan untuk menghasilkan rokok dengan kandungan nicotine dan tar seperti yang ditetapkan dalam PP No. 81 tahun 1999. Selain itu hasil produk rokok di laboratorium industri rokok itu sendiri maupun laboratorium lain dengan metode SNI khususnya kadar nikotin dan tar hasilnya belum sesuai persyaratan yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena kondisi alam Indonesia dan teknologi yang ada saat ini menyebabkan para petani belum dapat menghasilkan tembakau dengan kandungan kadar nicotine dan tar sebagaimana telah ditetapkan dalam PP No.81 tahun1999, maupun dalam SNI. 16

2. 2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang m enggunakan alat ana lisis PHA telah banyak dilakukan antar a la in: Tabel 9 Daftar Hasil Penelitian Sebelum nya Pembahasan Pencapai tujuan penelitian digunakan faktor bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah distribusi dengan menekankan pada faktor distribusi, tetapi dalam pelaksanaannya belum mencapai sistem distribusi apa yang paling tepat digunakan untuk pencapaian pangsa pasar. Ssebagai perusahaan baru memerlukan penyebaran produk siap jual pada wilayah pemasaran baru atau wilayah pemasaran potensial yang belum memiliki pusat distribusi atau agen produk sehingga memberi kemudahan bagi konsumen atau produsen dalam menempatkan produk yang diinginkan. Faktor bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah faktor distribusi dengan penggunaan cabang penjualan produsen Alat Analisis Proses Hierarki Analitik PHA Proses Hierarki Analitik PHA Tujuan Penguasaan pasar Mencari prioritas dalam pemasaran sari buah mengkudu Judul Strategi Bauran Pemasaran Nata De Coco PT Halilintar Bahna Prima Analisis Pemasaran sari Buah Mengkudu di Kota Bogor Pengaran g Suasanti Rahmawati Tahun 2003 2003 17 Pembahasan Perumusan strategi bauran pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Kondisi eksternal perusahaan yang dimaksud adalah keadaan pesaing dan perkembangan pasar yang dihadapi perusahaan distributor Sari Roti dan Boti. Sedangkan kondisi internal yang dihadapi adanya keterbatasan sumber daya perusahaan yang menyebabkan tidak semua strategi bauran pemasaran dapat dilaksanakan secara optimal. Keterbatasan sumberdaya tersebut pada akhirnya mendorong perusahaan untuk melakukan pengambilan keputusan. Menganalisis variabel demografi sampel konsumen rokok di kota Bogor, menganalisis kolerasi antara atribut-atribut rokok dengan pilihan sampel konsumen rokok di kota Bogor dalam memilih jenis rokok. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 120 sampel konsumen, terdiri atas 50 persen sampel konsumen rokok kretek dan 50 persen sampel perokok non kretek yang dihimpun di empat lokasi, yaitu daerah seputar Hero, Pajajaran, Plaza Jambu Dua, Yogya Cimanggu dan Matahari Deprtemen Store. Alat Analisis Proses Hierarki Analitik PHA Crosstabs Fish bein Chi Square Rank Spearman Tujuan Menyusun strategi pendistribus ian PT PDS Mengetahui sebab-sebab rokok kretek tetap mampu menjadi pemimpin pasar. Judul Analisis Strategi Distribusi Roti Merek Sari Roti Pada Perusahaan Distribusi PT PDS Cabang Bogor Preferansi Konsumen Rokok Kretek dan Non Kretek di Kota Bogor Pengarang Dani Wachizin Tahun 2007 2007 18 Pembahasan Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa 1 keterkaitan antara industri cengkeh dan industri rokok kretek perlu diperbaiki, 2 rendahnya harga cengkeh terutama pada saat panen raya menyebabkan keuntungan privat usaha tani cengkeh relatif rendah, walaupun masih tetap memiliki keunggulan komparatif dan kerjasama yang sinergis antara petani cengkeh dan pabrik rokok kretek diperlukan untuk keberlanjutan industri cengkeh dan industri rokok kretek. Penelitian ini melakukan pembobotan pada strategi operasional pendistribusian yang digunakan antara lain Distribition Planing Control DPC, Operation Procedure OP, Performance Measurement System And Audit PMSA, serta Sistem Informasi Manajemen SIM untuk menenyukan strategi yang dijalankan Alat Analisis Pendekatan Ekonomatrik Matrik Analisi Kebijakan PAM Teori Permainan game theory Proses Hierarki Analitik PHA Tujuan Keterkaitan antara industri cengkeh dan industri rokok nasional. Perkembanga n sistem produksi dan tataniaga usaha tani cengkeh Menyusun strategi pendistribusia n PT PDS Judul Kajian Ekonomi Keterkaitan Antara Perkembangan Industri Cengkeh dan Rokok Nasional Analisi Strategi Distribusi Roti Merek ”Sari Roti ” pada Perusahaan Distribusi PT PDS Cabang Bogor Pengarang Rumanggit Banyu Tahun 2007 2006 19 Penelitian ini mengambil topik yang berbeda mengenai analisis saluran sistem distribusi yang dijalankan PT Panamas dalam memasarkan produk PT HMS, Tbk dan PMI, studi kasus pendistribusian Brand U Mild. Metode penelitian PHA digunakan karena aspek kualitatif dan kuantitatif diberlakukan sebagai penentu prioritas untuk setiap alternatif. Penelitian ini lebih dalam membahas pula tentang penerapan strategi pasar untuk U Mild dengan konsep distribusi dari PT Panamas, dan mencari alternatif saluran distribusi yang tepat digunakan. 20 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Strategi Pemasaran Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mendapat keunggulan bersaing Kotler, dalam Pujaman I Nyoman 2005. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental meningkat dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Strategi pemasaran mencakup dari bauran pemasaran yaitu produk product, harga price, ditribusi place dan promosi promotion yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi pemasaran bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. Mc Carthy dalam Kotler 2000, mengklasifikasikan komponen-komponen bauran pemasaran menjadi 4 P, seperti yang terdapat pada Gambar Variasi produk Daftar harga Promosi penjualan Saluran Kualitas Rabat Iklan Ruang lingkup Desain Potongan Usaha penjualan Penyortiran Bentuk Syarat Kredit Hubungan lokasi Merek Jangka Waktu Masyarakat Persediaan Kemasan Pembayaran Pemasaran Pengangkutan Ukuran Jaminan Langsung Pelayanan Pengembalian Gambar 1 Empat P dalam Bauran Pemasaran Kotler, 2000 Bauran Pemasaran Pasar Sasaran 21

3.1.2 Distribusi

Secara garis besar pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan jenis, jumlah, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan. Dengan kata lain, proses pendistribusian merupakan aktivitas pemasaraan yang mampu: 1 Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan, bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. 2 Memperlancar arus saluran pemasaran market chanel flow secara fisik dan non fisik . yang dimaksud dengan Arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan resiko serta arus pemesanan. Dalam melakukan pendistribusian hendaknya perlu adanya penempatan perantara penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir Stanton et al, 1990. Produsen dan konsumen akan dihubungkan dengan kegiatan pembelian dan penjualan. Secara umum perantara terbagi dalam Wholesaller dan Retailer. Wholesaler merupakan segala kegiatan menjual produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsumen akhir untuk dijual kembali atau untuk pemakaian bisnis. Dewasa ini pedagang grosir wholesaler masih penting keberadaannya bagi produsen. Umumnya produsen menggunakan pedagang grosir jika mereka efesien dalam menjalankan fungsi-fungsi berikut: Selling and Promotion, Buying and Assortment building, Bulk breking, Waerhousing, Risk 22 Bearning, Market Information, Transportasi, Finacing. Management Service and Counseling. Berbeda dengan pengecer, pedagang grosir umumnya tidak terlibat langsung dengan promosi produk atau memikirkan lokasi outlet dan aksesoris outlet untuk memikat pembeli. Pedagang grosir mempunyai daerah operasi yang lebih luas dan transaksi barang yang lebih besar. Selain itu dari segi regulasi dan pajak, pemerintah juga membedakan pedagang grosir dan pegecer. Pengecer retailer merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga bukan untuk kepentingan bisnis.

3.1.2.1 Saluran Distribusi

Setiap perusahaan memiliki pola pemasaran yang berbeda. Sebuah perusahan dapat mendistribusikan produknya langsung kepada konsumen atau dapat juga dengan mendistribusikannya melalui perantara dalam saluran distribusi. Menurut Nitisemito dalam Isnani 2005, saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

3.1.2.2 Fungsi Saluran Distribusi

Menurut Swastha 1999, fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Fungsi pertukaran Transactional Function Dalam fungsi pertukaran terdapat berbagai fungsi, yaitu: 23 a. Pembelian Fungsi pembelian merupakan usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan, dan kualitas tertentu. b. Penjualan Fungsi penjualan sangat penting karena bertujuan untuk menjual barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam rangka memperoleh laba perusahaan. c. Pengambilan risiko Seorang perantara harus dapat menanggung segala risiko kerusakan dan keusangan barang yang dijualnya kepada konsumen. 2. Fungsi Penyediaan Logistical Function Fungsi ini berhubungan dengan perpindahan produk secra fisik dari produsen kepada konsumen, yaitu; a. Pengumpulan Sebagai penyalur dalam saluran distribusi, perantara melakukan fungsi pengumpulan produk dari beberapa sumber, atau beberapa macam produk dari sumber yang sama. Fungsi pengumpulan dilakukan oleh perantara ini sangat membantu dalam meningkatkan efesiensi penyaluran . b. Penyimpanan Fungsi penyimpanan menciptakan manfaat waktu, karena dapat melakukan penyesuaian antara permintaan dan penawaran. Fungsi penyimpanan penting dilaksanakan, terutama untuk barang yang sifatnya rusak atau tidak tahan lama. 24 c. Pemilihan Fungsi pemilihan dilakukan oleh penyalur dengan cara menggolongkan, memeriksa dan menentukan jenis barang yang disalurkan sesuai dengan kondisi dan kualitas barang. d. Pengangkutan Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat produksi atau tempat penyimpanan kepada konsumen. 3. Fungsi penunjang Facilitating Function Fungsi penunjang berperan untuk mendukung upaya pelaksanaan dari fungsi-fungsi distribusi lannya. Fungsi penunjang meliputi: a. Pelayanan setelah pembelian layanan purna jual Intensitas pelayan pasca pembelian ini sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu seperti tersedianya jaminan garansi, pelayanan perbaikan produk rusak atau pengaduan atas produk cacat. b. Pembelanjaan Distributor atau bahkan konsumen melakukan fungsi pembelanjaan dengan cara pembayaran tunai atau kredit kepada penyalur lain atau kepada produsen. c. Penyebaran informasi Berbagai informasi, sangat diperlukan dalam penyaluran barang, karena dapat membantu untuk menentukan mengenai jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan oleh konsumen. 25 d. Koordinasi saluran Koordinasi dilakukan untuk mengorganisir seluruh lembaga yang terdapat dalam saluran distribusi.

3.1.2.3 Tipe -Tipe saluran Distribusi

Ada beberapa dari tipe saluran distribusi yang mana perbedaan panjang dan pendeknya tipe-tipe saluran distribusi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Zero Level Channel

Dalam bentuk ini antara produsen dan perusahaan dan konsumen akhir tidak terdapat pedagang perantara, penyaluran langsung dilakukan perusahaan pada konsumen. Misalnya: Penjualan mesin komputer langsung kepada perusahaan yang membutuhkannya.

2. One Level Channel

Disini hanya terdapat satu pedagang perantara. Pedagang perantara ini pada pasar konsumen disebut retailer, sedangkan pada industri disebut dengan agen atau broker.

3. Two Level Channel

Disini terdapat dua pedagang perantara dalam pasar konsumsi terdiri dari wholesaler dan retailer .

4. Three Level Channel

Pada tahap ini terdapat tiga perantara yaitu wholesaler, retailer dan Jobber, dimana Jobber selalu terdapat diantara wholesaler dan retailer. Jobber membeli dari wholesaler dan menjual kembali kepada retailer yang pada umumnya tidak dilayani oleh pedagang besar. 26 1 2 3 4 Keterangan : 1. Zero Level Channel 2. One Level Channel 3. Two Level Channel 4. Three Level Channel Gambar 2 Tipe Saluran Distribusi

3.1.3 Strategi Distribusi

Strategi distribusi berkenaan dengan penentuan dan manajeman saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ke tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan tempat yang tepat. Secara garis besar terdapat macam strategi distribusi yang dapat digunakan, yaitu: 1. Strategi struktur saluran distribusi 2. Strategi cakupan distribusi. 3. Strategi saluran distribusi berganda. 4. Strategi modifikasi saluran distribusi. 5. Strategi pengendalian saluran distribusi. Strategi Struktur Saluran Distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang Pengecer p rodusen Pedagang Besar Pedagang Besar Pemborong Pengecer Konsumen Pengecer 27 dipilih dapat berupa distribusi langsung direct chanel atau distribusi tak langsung indirect chanel. Tujuan dari distribusi ini adalah untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu. Ada banyak manfaat dari distribusi langsung. Perusahaan dapat mengetahui perubahan sikap pelanggan sehingga dapat menyesuaikan bauran pemasarannya. Jika dalam menyampaikan barang itu perlu digunakan jasa teknis khusus, pemasar dapat mengembangkan tenaga penjualan yang lebih baik daripada perantara. Perusahaan juga dapat memiliki tingkat pengendalian distribusi yang besar. Meskipun demikian, distribusi langsung ini biasanya membutuhkan dana dan sumberdaya yang besar. Manfaat dari penggunaan distribusi tidak langsung adalah perusahaan dapat manfaatkan kontak hubungan, pengalaman, spesialisasi dan skala ekonomis operasi para perantara, yang karenanya perusahaan dapat menghemat pengeluaranya. Dana yang dibutuhkan juga tidak besar. Meskipun demikian perusahaan terpaksa harus mengorbankan sebagian besar pengendaliannya atas distribusi. Strategi Cakupan Distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara di suatu wilayah atau market exposure. Tujuan dari strategi ini adalah melayani pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan. Strategi ini ada tiga macam. Dalam pemilihan masing-masing strategi mensyaratkan pemahaman pemasar mengenai kebiasaan pembelian pelanggan, tingkat gross 28 margin dan turnover, kemampuan retailer dalam membeli jasa dan menjual seluruh lini produk perusahaan serta kelas produk. 1. Distribusi eksklusif, yaitu produsen hanya menunjuk satu orang perantara khusus untuk menyalurkan barangnya di daerah atau wilayah tertentu, dengan syarat perantara itu tidak boleh menjual produk produsen lain. Strategi ini membutuhkan adanya kemitraan yang kuat antara produsen dan perantara. Produk yang cocok untuk strategi ini adalah speciality product, dalam beberapa kasus shopping product dan capital goods. 2. Distribusi intensif, yaitu produsen berusaha menyediakan produknya di seluruh retail outlet yang mungkin memasarkannya. Conveniece product dan industral supplies umumnya didistribusikan secara intensif, misalnya permen, surat kabar, rokok, minuman ringan, alat tulis dan lain-lain. 3. Distribusi selektif, yaitu strategi menempatkan produk perusahaan dibeberapa outlet saja dalam suatu daerah tertentu. Hal ini memungkinkan bila volume penjualan yang tinggi bisa diperoleh dari beberap retail outlet saja, perantara yang digunakan memberikan distribusi yang ditetapkan produsen, produk yang didistribusikan adalah shooping goods atau dapat pula material product. Strategi Saluran Distribusi Berganda. Saluran distribusi yang berbeda mungkin dibutuhkan untuk mencapai segmen-segmen pelanggan yang berbeda dalam pasar yang luas. Oleh karena itu beberapa perusahaan menerapkan strategi saluran distribusi berganda multipe channel strategy , yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani beberapa segmen pelanggan. Tujuannya adalah untuk memperoleh akses 29 optimal pada setiap segmen. Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat memperluas cakupan pasar, menurunkan biaya saluran, dan lebih menyeragamkan penjualannya. Penggunaan saluran distribusi ganda ini ada dua jenis, yaitu: 1. Saluran komplementer, jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling berkaitan atau tidak melanyani segmen pasar yang tidak saling berhubungan. 2. Saluran kompetitif, yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran yang berbeda tapi bersaing satu sama lain. Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan penjualan. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi . Strategi modifikasi saluran distribusi Channel Modification Strategy adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang. Sistem distribusi memang perlu secara terus menerus ditinjau dan diatur kembali untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan keadaan pasar. Perubahan-perubahan yang terjadi di pasar antara lain mencakup: 1. Perubahan di pasar konsumen dan kebiasaan membeli. 2. Kemampuan keuangan perusahaan. Perubahan volume penjualan produk. 3. Perubahan pada strategi produk produk baru, penetrasi pasar. 4. Munculnya pesaing-pesaing baru. 30 Strategi pengendalian saluran Distribusi. Strategi pengendalian distribusi adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat ke arah pencapaian tujuan bersama. Adapun tujuan dari strategi ini, adalah: 1. Meningkatkan pengendalian. 2. Memperbaiki ke tidak efesienan. 3. Efektifitas biaya melalui kurva pengalaman. 4. Mencapai skala ekonomis.

3.2 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Nasir 2003, analisis deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

3.3 Metode Proses Hirarki Analittik PHA

Dokumen yang terkait

ANALISIS MARJIN DISTRIBUSI UNTUK MENGETAHUITINGKAT EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI(Studi Kasus Pada PT. Pupuk Kaltim Wilayah Pemasaran KabupatenProbilinggo Jawa Timur)

1 78 2

APLIKASI ANALISIS BCG UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PORTOFOLIO PRODUK ROKOK “A MILD” DAN “U MILD” PADA PT HM SAMPOERNA CABANG JEMBER

4 31 18

Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

2 30 179

Analisis efektivitas saluran distribusi fruit tea di Wilayah Bogor (Studi kasus Pada Kantor Penjualan (KP) Bogor PT. Sinar Sosro)

3 32 159

Analisis Saluran Distribusi Minyak Goreng dan Margarin sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit (Studi Kasus PT SMART Tbk)

13 77 43

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sereal Sarapan Nestle Koko Krunch (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)

7 42 180

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. SUMBER SANDANG GARMENT SUKOHARJO.

0 3 12

Analisis Importance-Performance Terhadap Saluran Distribusi Produk Air Minum Dalam Kemasan "555" (Studi Kasus di UD.Jaya Bersama Bandung).

0 0 25

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI ...

0 0 72

Saluran Distribusi Produk PJAS

0 0 8