Pengertian Sense Of Belonging

Seperti yang dijelaskan sebelumnya SOBI merupakan instrumen self-report yang terdiri dari dua skor skala yang terpisah, SOBI-P psychological state dan SOBI- A antecedents. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan SOBI-P karena SOBI-P dan SOBI-A memang merupakan dua skor skala yang terpisah dan mengukur dua kondisi yang berbeda pula. SOBI-P merupakan skala yang berfungsi untuk mengukur tingkatan sense of belonging individu. Adapaun SOBI- A hanya mengukur antecedent atau seberapa kuat keinginan seseorang untuk memperoleh sense of belonging itu sendiri.

10. Sense Of Belonging Dalam Organisasi Atau Kelompok

Sense of belonging atau rasa memiliki yang dimaksud bersifat aktif. Diwujudkan dalam bentuk inisiatif, keberanian mengambil tanggung jawab dan risiko, serta keinginan berbagi. Sense of belonging juga mengubah bentuk keterikatan orang dengan organisasi, dari sekadar yang bernuansa bisnis dan transaksional menjadi semacam keterikatan batin. Manusia memang memiliki perasaan ingin diterima. ini adalah suatu hal yang wajar, kebutuhan akan penerimaan itu berlaku dimana saja termaksud didalam organisasi atau kelompok. Organisasi selalu memiliki sistemnya sendiri sehingga ketika pertama kali masuk kesana, seseorang akan dipaksa untuk beradaptasi, ketika proses adaptasi ini berjalan rasa memiliki terhadap organisasi itu pun mulai tumbuh. Tumbuhnya rasa memiliki tersebut tidak dapat berdiri sendiri, organisasi juga harus memfasilitasi tumbuhnya sense of belonging atau rasa memiliki. Ketika seseorang mulai mempelajari dan memahami kode etik dan peraturan dalam organisasi tersebut, secara tidak langsung ia mulai merasa mempelajari dan memahami kode etik dan peraturan dalam organisasi tersebut, secara tidak langsung ia mulai menjadi bagian didalamnya. lalu ia akan melihat kondisi sekitar dan mencari cara untuk bisa diterima disana. Usaha yang dilakukan ini, apabila dihargai akan menimbukan rasa terimakasih dan empati pada organisasi. sehingga terbentuklah sense of belonging didalam dirinya. Sense of belonging atau rasa memiliki dapat terjadi di beberapa aspek dari yang skala kecil sampai skala besar, misalanya rasa memiliki terhadap keluarga, organisasi bahkan didalam kehidupan berbangsa. Sense of belonging atau rasa memiliki memberikan dampak positif pada kehidupan seseorang atau organisasi, sebagai motor untuk kreativitas dan profesionalitas kerja, rasa memiliki akan membuat seseorang memiliki etos kerja yang tinggi, professional dan optimal.

D. Landasan Teori Teori

Hypodemic Needle Theory Teori Jarum Hipodermik Hypodemic Needle Theory Teori Jarum Hipodermik atau yang sering disebut dengan Teori Peluru dikemukakan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an. Teori peluru merupakan teori pertama tentang pengaruh atau efek komunikasi massa terhadap khalayaknya. Teori peluru ini diperkenalkan setelah peristiwa penyiaran kaleideskop stasiun radio CBS di Amerika yang berjudul “The Invasion From Mars”. Isi teori ini mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan pula bahwa apabila pesan ”tepat sasaran”, ia akan mendapatkan efek yang diinginkan. Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap one step flow, yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsi media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience. Media massa ini sepadan dengan teori Stimulus- Response S-R yang mekanistis dan sering digunakan pada penelitian psikologi. Wiryanto, 2006:20 Menurut Melvin DeFleur berpendapat bahwa pada teori ini, media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli yang membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap anggota massa memberikan respons yang sama pada stimuli yang datang dari media massa. Teori ini mengasumsikan massa yang tidak berdaya ditembakki oleh stimuli media massa maka disebut dengan “teori peluru” bullet theory atau “model hipodermik” yang menganalogikan pesan komunikasi seperti obat yang disuntikkan dengan jarum ke bawah kulit pasien Rakhmat, 1998: 197. Selain itu, dalam teori ini mencoba menjelaskan bagaimana proses berjalannya pesan dari sumber source kepada pihak yang menerima pesan atau komunikan receiver. Secara singkat, media massa dalam teori ini bersifat sangat kuat dalam mempengaruhi penerima pesan. Morissan, 2013: 505 Adapun menurut Elihu Katz dalam bukunya, “The Diffusion Of New Ideas and Practise” menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu : • Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide kedalam benak orang yang tidak berdaya • Mass audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. Apabila individu-individu mass audiance berpendapat sama tentang suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain, melainkan karena mereka karena memperoleh pesan-pesan yang sama dari satu media. Pada konteks penelitian ini media yang dimaksud bukan merupakan media massa melainkan media internal organisasi yaitu majalah internal. Meskipun bukan merupakan media massa, hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti menggunakan teori peluru atau jarum hipodermik ini adalah meskipun majalah Tribrata News hanya majalah internal, tetapi media internal ini cukup besar dan luas penyebarannya seperti media massa. Majalah ini dicetak sebanyak 3000