Teori Belajar yang Mendasari Pendekatan CTL berbasis Metode

Dalam kegiatan penutup, diterapkan sintaks nomor 8 – 10 yaitu guru menjelaskan lebih lanjut tentang materi yang dipelajar melalui permainan, guru melakukan refleksi pembelajaran, dan siswa membuat karya.

2.1.7 Teori Belajar yang Mendasari Pendekatan CTL berbasis Metode

Permainan 2.1.7.1 Teori Experiental Learning Menurut Dewey dalam Musfiroh,2008, pengalaman dalam belajar tampak ketika anak memiliki kesempatan untuk beraktivitas fisik yang menggerakkan mereka untuk bermain sebagai dasar pengalaman. Pengalaman itu mencakup apa, bagaimana, di mana, dan dengan siapa sesuatu itu dialami. Musfiroh 2008 menambahkan, melalui pengalaman anak telah belajar dan memperoleh pengetahuan. Ini berarti, pengetahuan bukanlah wujud informasi yang melekat otomatis pada anak, yang diperoleh tanpa usaha. Pengetahuan merupakan suatu alat untuk menyelesaikan masalah. Kekayaan pengetahuan anak yang diperoleh melalui pengalaman itu dipergunakan anak sebagai materi untuk menyelesaikan masalah. Anak belajar melalui pengalaman, dari pengalaman itulah anak mempraktikan suatu metode ilmiah yaitu: 1 anak, sebagai pebelajar, menghadapi “pengalaman asli”, yakni keterlibatan aktif anak dalam suatu aktivitas yang menarik bagi mereka. 2 didalam pengalaman ini, anak menemukan berbagai masalah yang menstimulasi mereka untuk berpikir. 3 anak-anak memproses informasi-informasi yang ada di sekitarnya, dan melakukan serangkaian “dugaan” untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. 4 anak mengembangkan berbagai kemungkinan solusi atau alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan masalah. 5 anak menguji alternatif-alternatif solusi tersebut dan menerapkannya pada masalah yang sedang mereka hadapi Dewey dalam Hamdani, 2011:97. 2.1.7.2 Teori Kunstruktivisme Pendekatan CTL sangat erat kaitannya dengan konstruktivisme. Pandangan konstruktivisme tentang cara anak belajar adalah pandangan yang paling representatif untuk menjelaskan proses belajar kepada anak-anak Hamdani, 2011:99. Prinsip-prinsip konstruktivisme antara lain: 1 belajar merupakan pencarian makna; 2 pemaknaan dalam proses pembelajaran berfokus pada konsep-konsep primer, bukan pada fakta yang terpisah; 3 guru harus paham betul karakteristik siswa; 4 tujuan pembelajaran adalah pengkonstruksian makna pada siswa. Dampak teori konstruktivisme Piaget bagi pengajaran adalah guru harus lebih menekankan pada pengalaman siswa atau interaksi siswa dengan lingkungan di sekelilingnya misalnya dengan menerapkan permainan-permainan yang menunjang struktur kognitif Suyono, 2011:107. Kedua teori belajar di atas merupakan teori yang mendasari penerapan pendekatan CTL berbasis metode permainan. Teori experiental learning memberikan gambaran pembelajaran yang dirangkum dalam aktivitas langsung untuk menghasilkan pengalaman seperti pada penerapan metode permainan dalam pembelajaran. Sedangkan teori konstruktivisme dapat dimaknai sebagai dasar suatu pembelajaran dengan dominasi siswa aktif dalam membangun pengetahuan sendiri. Sehingga dalam pembelajaran yang berbasis konstruktivisme, peran guru adalah sebagai motivator yang memberikan dorongan pada siswa untuk belajar, fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran, dan mediator yang memberikan konfirmasi dan aktif bertanya untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Ada beberapa temuan yang mendukung penelitian ini diantaranya: 1 Penelitian oleh Faulata 2012 dari PGSD FIP UNNES dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL berbasis Audio Visual Siswa Kelas IV SDN Petompon 01.” Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase peningkatan keterampilan guru dari siklus I ke silus II sebanyak 15,62, dan dari siklus II ke siklus III sebanyak 6,25. Aktivitas siswa juga meningkat dengan data siklus I menunjukkan kategori cukup, siklus II baik, dan siklus III sangat baik. Sementara persentase peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebanyak 17,14, dan dari siklus II ke siklus III sebanyak 14,28. 2 Penelitian oleh Setyono 2010 dari Universitas Muhamadiyah dengan judul “Meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N Gunungsari Kecamatan Tajinan melalui Pendekatan Kontekstual”. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase peningkatan ketuntasan belajar PKn siswa dari siklus I ke siklus II adalah 10 dan telah mencapai hasil maksimal

Dokumen yang terkait

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika di Kelas IV MIN Parung

0 7 169

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 1 12

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang.

0 0 1

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN.

0 1 196

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

0 0 12