mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linear normal yang dinyatakan sebagai berikut :
Y
i
= X
i
’ β +
i
ε ..................................................................................................2.2 Ahli ekonomi tidak meninjau Y
i
secara langsung, tetapi hanya pilihan yang sebenarnya dibuat oleh individu i.
Menurut Maddala 1994 dalam prakteknya Y
i
tidak dapat diobservasi. Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variabel dummy Y yang didefinisikan
sebagai berikut : Y = 1 jika Y
i
Y = 0 jika sebaliknya Prob Y
i
= 1 = Prob U
i
- β’ X
i
= 1 – F - β’ X
i
.............................................................................2.3 Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat
direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti diatas. Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah :
L = П
yi = 0
F- β’ X
i
П
yi = 1
[ 1 - F- β’ X
i
].......................................................2.4
2.7. Penelitian Terdahulu
Sukesih 1994 dalam penelitiannya yang berjudul “Pasar Swalayan dan
Prospeknya” menyatakan bahwa di kota-kota besar khususnya Jakarta telah terjadi gejala pergeseran yang cepat dalam pola berbelanja masyarakat.
Pendapatan masyarakat yang meningkat menyebabkan jumlah barang dan jenis barang yang dikonsumsi masyarakat semakin bertambah, dan tingkat pendidikan
masyarakat menyebabkan kecenderungan untuk memilih sendiri barang yang
dibeli sesuai dengan seleranya. Wanita yang bekerja semakin banyak menyebabkan pola belanja yang berubah. Pola hidup masyarakat kelompok atas,
negara maju semakin mempengaruhi pola hidup kelompok masyarakat atas di kota-kota besar yang pada gilirannya akan dicontoh oleh lapisan menengah
sampai golongan bawah. Semua perubahan ini mempengaruhi pertumbuhan pasar swalayan yang pesat.
KPPU 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Bidang Industri
dan Perdagangan Sektor Ritel” menyatakan bahwa ketika taraf hidup masyarakat meningkat, disamping membutuhkan ketersediaan berbagai macam barang yang
lengkap dari kebutuhan primer hingga kebutuhan tersier, masyarakat juga membutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung seperti kenyamanan, kebebasan
ataupun jaminan harga murah dan kualitas baik. Kenyamanan menjadi alasan utama untuk beralihnya tempat berbelanja bagi masyarakat dari pasar tradisional
ke pasar moderen, meskipun masyarakat tidak mungkin meninggalkan pasar tradisional 100 persen. Berdasarkan survey yang dilakukan, untuk pakaian jadi,
67,5 persen orang membeli di pasar moderen, tetapi untuk sayur mayur 92,5 persen orang masih membeli di pasar tradisional.
Hartati 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Pergeseran
Perdagangan Eceran Dari Sektor Tradisional Ke Moderen” menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran perdagangan eceran baik di tingkat nasional maupun
propinsi dengan indikator jumlah pasar pada kurun waktu 1995 dan 2000 serta 2000 dan 2005 dimana jumlah pasar tradisional selam periode tersebut terus
mengalami penurunan sedangkan jumlah pasar moderen mengalami peningkatan
pada periode yang sama. Selain itu, laju pertumbuhan omset juga mengalami hal yang sama, laju pertumbuhan omset pasar tradisional mengalami hal sebaliknya.
Hal ini mengindikasikan konsumen lebih tertarik untuk berbelanja di pasar moderen daripada pasar tradisional.
Sridawati 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik” dengan menggunakan alat analisis regresi logistik
menyatakan bahwa ada delapan variabel yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya: jenis
kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, pengeluaran, lokasi, teknologi dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketiga kartu bervariasi,
pada kartu kredit yang mempengaruhi penggunaannya adalah pendidikan, pengeluaran, dan teknologi. Pada kartu debet yang mempengaruhi penggunaannya
adalah jenis kelamin, pendapatan dan motivasi. Sedangkan pada kartu ATM yang mempengaruhi penggunaannya adalah umur, pendidikan, pendapatan dan lokasi.
Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja yang akan membentuk preferensi masyarakat dan
selanjutnya membentuk persepsi konsumen terhadap pasar tradisional yang dapat dijadikan acuanrekomendasi untuk meningkatkan daya saing sebuah pasar.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis probit. Sedangkan untuk menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang
mempengaruhi daya saing pasar tradisional dengan menggunakan analisis porter’s diamond
.
2.8. Kerangka Pemikiran